Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Manager PT. Miziana Group memberikan sumbangan sebesar 100 juta untuk renovasi panti.
"Ini kami ada rezeki untuk panti ini, mohon diterima ya Bu," ucap Manager yang bernama Bu Dewi.
Bu Mila hanya mengucapkan terima kasih karena sudah mau membantu panti yang terkucilkan ini.
"Terima kasih Bu Dewi, kami sangat senang karena selama ini hanya bertahan hasil dari penjualan bakso saja," Bu Mila berujar dengan mata yang berderai air mata.
"Maaf Bu Mila, kalau boleh kami tahu bukannya setiap perusahaan di daerah sini selalu menjadi donatur untuk panti ya?" tanya Bu Dewi.
"Itu benar Bu Dewi, mereka selalu menjadi donatur panti."
"Lalu kenapa panti Ibu terlihat, mohon maaf, kurang layak untuk dihuni?"
"Hak donatur kami diambil paksa oleh juragan sengketa tanah ini, padahal tanah ini milik orang tua saya, tapi karena saya kalah di sidang, akhirnya saya harus bayar tanah ini."
Bu Dewi mengangguk dan mengerti tentang permasalahannya.
"Apa juragan itu masih mengganggu Ibu?" tanya Bu Dewi lagi.
"Ah untuk beberapa hari ini tidak lagi, karena ada orang baik hati yang mau membayarnya."
"Kalau boleh tahu siapa yang membayar uang itu?"
"Namanya Nak Shani."
'Nona CEO Shani memang hebat, dia selalu membantu hal yang tak terduga.' Bu Dewi membatin.
"Ya sudah Bu, hanya itu yang bisa kami berikan. Nanti kalau ada rezeki lagi, kami akan kesini lagi."
"Untuk kesekian kalinya, kami disini sangat berterima kasih. Kalau boleh tahu, Bu Dewi dari perusahaan mana?"
"PT. Miziana Group, Bu Mila."
Bu Mila langsung kaget karena perusahaan itu sangat besar.
"Benarkah itu Bu Dewi, apakah ini hanya mimpi?"
"Tidak, Bu Mila, ini nyata."
"Tolong sampaikan rasa terima kasih saya pada beliau," kata Bu Mila.
"Iya Bu, ya sudah kami pamit pulang dulu."
Bu Mila mengantar Bu Dewi sampai depan panti.
Bu Dewi menghidupkan klakson mobilnya, tanda ingin pergi.
Bu Mila mengangguk dan melambaikan tangannya.
Kazio mengalami siksaan yang berat karena Arga selalu mencambuknya.
Crack…
"Akh…" ringis Kazio karena menahan sakit.
"Bagaimana, sakit?" tanya Arga.
"Siapa kalian, kenapa kalian menyekap saya di sini!" teriak Kazio.
"Bangsat! Berani sekali kamu berteriak di depan saya, sialan!" maki Arga lalu kembali mencambuk Kazio.
Crack…
Crack…
"Aaaaakhhh…" jerit Kazio dengan kuat.
"Jadi laki-laki itu seharusnya setia, bangsat! Bukannya berselingkuh dengan wanita ular seperti Laras!" bentak Arga.
Kazio tersentak kaget, dari mana orang ini tahu tentang hubungannya dengan Laras.
"Dari mana anda tahu?" tanya Kazio.
"Itu tidak penting, yang pasti sekarang kau dan Laras atau Ken sudah dalam genggaman kami."
"Siapa kalian sebenarnya?" tanya Kazio sekali lagi.
"Dasar budeg!" maki Arga lalu melepas cambuknya dan kembali menampar wajah Kazio dengan brutal.
"Laki-laki jahat seperti anda itu tidak pantas mengenal kami."
Bugh…
Bugh…
Bugh…
"Akhhhh…" ringis Kazio karena tidak kuat menahan sakitnya dari tamparan Arga, akhirnya pingsan.
"Cih, dasar lemah!" decih Arga, lalu pergi meninggalkan Kazio dalam keadaan pingsan.
Arga kemudian naik ke atas dan menghela nafasnya.
Dara yang melihat Arga datang dengan muka masam.
"Kamu kenapa Ga?" tanya Dara.
"Tahanan brengsek itu berani sekali bicara keras sama aku Dar," sahut Arga.
"Kurang ajar, sudah jadi peyek masih aja sombong, dasar Kazio Arizaya bangsat!" maki Dara juga.
"Kasihan Shani, punya Papa seperti dia rasanya ingin banget menghujani wajahnya itu dengan jarum."
"Apalagi aku Ga, dari kemarin dia tidak mau mengaku tentang perselingkuhannya dengan Laras."
"Ikh kalau bukan Shani yang meminta jangan dibunuh, aku sudah membunuh dia."
"Lagian Shani Kemala sih, kok si tua bangsat itu tidak boleh dibunuh."
"Aku tidak tahu Dar, mungkin dia punya rencana lain. Tahu sendirilah kamu seperti apa Shani."
Dara mengangguk.
"Keluar yuk," ajak Dara.
"Kemana?" sahut Arga.
"Emmm… mungkin kita bisa ke kafe atau jalan-jalan lainnya."
Arga berfikir sejenak.
"Boleh, aku siap-siap dulu."
"Ok, aku juga mau siap-siap."
Dalam ruang tamu, Shani dan Shina duduk sementara Citra menyiapkan cemilan.
"Maaf ya lama," kata Citra lagi.
"Suami kamu mana?" tanya Shina.
Muka Citra jadi murung dan tak ada semangat sama sekali.
'Muka Mama kenapa ya?' batin Shani melihat muka Mama kandungnya ini.
Shina merasa ada yang aneh dan mencoba bertanya sekali lagi.
"Kamu ada masalah Cit?" tanya Shina.
"Aku sudah tidak bersama Kazio lagi," sahut Citra.
"Hah, kok bisa kenapa?"
"Ada masalah pribadi, mungkin besok aku akan ajukan gugatan cerai."
Shina mendengar tidak percaya, karena selama ini hubungan mereka sangat baik dan romantis.
"Maaf," kata Shina lagi.
"Tidak apa-apa, kamu tidak salah Shin. Mungkin sudah takdirnya," ujar Citra.
Shani hanya diam tapi hatinya marah.
'Sialan, laki-laki brengsek itu!' batin Shani.
Citra melihat Shani, rasanya ingin memeluknya.
'Apa dia Shaniku, ya Tuhan, ingin sekali aku bertemu anakku,' Citra membatin.
Ponsel Shani berbunyi.
"Shani angkat telpon dulu ya."
"Iya sayang," sahut Shina.
Shani kemudian keluar.
"Bu Dewi," kata Shani lalu mengangkat telponnya.
"Halo," kata Shani.
"Halo Nona, maaf mengganggu waktu anda."
"Iya tidak masalah, ada info lain?"
"Ada Nona, ternyata panti Bu Mila itu jadi sengketa juragan disana, bahkan donatur dari perusahaan sering diambil paksa oleh juragan tersebut."
"OK, terima kasih infonya."
"Baik Nona."
Shani menutup telponnya kemudian menelpon Arga.
"Kak Arga, nanti malam ada misi. Berikan teror kepada Ken dan Laras di rumah mereka, tapi sebelum itu, pasang cctv tersembunyi dengan baik disana."
"Baik," sahut Arga yang sedang bersama Dara di kafe.
"Kali ini, teror akan membuat kalian semakin frustrasi." Shani bergumam sambil senyum miring.
Tiba-tiba ada mobil datang.
"Mobil siapa itu?" kata Shani.
Dalam mobil itu keluar laki-laki yang sudah berumur, tapi masih gagah.
'Dia... Kakek Daniel,' batin Shani.
Daniel melihat adanya remaja sedang berdiri di depan pintu.
"Siapa dia?" kata Daniel, lalu mendekati Shani.
"Hay Cu," sapa Daniel.
"Hay juga," sahut Shani.
"Ayah," kata Citra di belakang.
Sementara itu, Shina berdiri di samping Citra.
"Citra," ucap Daniel lalu mendekati Citra.
"Bagaimana keadaanmu, Cit?" tanya Daniel.
"Aku baik-baik saja, Ayah. Ada apa Ayah datang ke sini?"
"Huh, ada yang ingin Ayah bicarakan denganmu."
Mendengar itu, Shina langsung pamit pada Citra.
"Mungkin kalian ada pembicaraan yang tidak bisa kami dengarkan, jadi Cit, kami pulang dulu."
"Iya Shin, terima kasih sudah mengantarkan aku tadi."
"Tidak masalah, mari Tuan Daniel, kita berdua pulang dulu."
Daniel hanya mengangguk.
"Shani, ayo kita pulang," kata Shina.
"Iya, Mi," sahut Shani.
Dalam mobil, Shani mengirim pesan pada anggota The Meteor.
”Awasi rumah Mama saya,” titah Shani dalam pesannya.
"Malam ini, aku sendiri yang akan menjelajah Blackscorpio," Shani membatin sambil tersenyum kecil.
💓 DUKUNG KARYAKU DENGAN LIKE, KOMENTAR, SERTA VOTE, DAN FOLLOW AKUNKU 💓
AKUN TIKTOK SAYA @AUTHORBTM
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..