"Anindira seorang wanita yang kehidupannya begitu sempurna, ia sangat cantik, berkulit putih bersih dan karir yang begitu bagus, tetapi satu yang tidak ia punya yaitu CINTA."
"Akan tetapi semua berubah ketika ia bertemu seorang lelaki tampan, gagah, berwajah indo-amerika, lelaki dingin juga tak tersentuh oleh seorang wanita. "
Dapatkah dira menakluk kan hati nya ? Hati yang begitu dingin dapatkah meleleh dengan seorang dira ? Bagaimana kisah selanjutnya, yuk ikuti kisah cinta mereka.
"CINTA KU YANG AKAN MEMBUATMU JATUH CINTA. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queenmafia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Ketika mikha selesai mengolesi salep di tangan dira, ia langsung menatap ke arah dira dengan serius.
"kenapa sih ra, kok bisa sampai seperti ini ?" ucap mikha dengan lirih
"aku juga nggak tahu kha, aku juga bingung, kenapa elden bisa seperti ini jika bersama aku." ucap dira dengan sendu, "aku nggak tahu salahku dimana?"
"ra, lagian juga kamu kan lagi nggak enak badan, emangnya kamu nggak bilang ke elden?" ujar mikha sambil menatap dira intens.
"itu kan kemaren kha, aku merasa aku udah baikkan jadi aku kasih kabar mommy audy untuk pergi cari cincin." senyum dira meskipun masih terlihat sendu di matanya
"oh .. Gitu, tapi dapat kan cincinnya?"
"dapat, aku sendiri tadi yang milih cincinnya." ujar dira lagi dengan tersenyum karena membayangkan cincinnya.
"hah .. Syukurlah, kalau begitu mau aku antar pulang aja ra? atau mau tetap di sini?"
Dira tersenyum mendengar ucapan mikha, karena dira benar benar bersyukur mempunyai sahabat seperti mikha, baik, dan tulus.
"aku di sini aja kha, nanti jika aku ingin pulang, aku bisa nyetir sendiri." ujar dira dengan senyuman.
*
*
Setelah mikha selesai mengobati pergelangan dira, dan ia juga sudah mengobrol sebentar dengar dira, akhirnya ia pergi keluar dari ruang dira, karena ia juga masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.
Dan dira sendiri selepas perginya mikha, ia hanya duduk terdiam sambil memikirkan elden, lebih tepatnya memikirkan sikap elden terhadapnya.
Kenapa elden seperti membencinya? Ketika elden menatapnya seperti terpancarkan aura kemarahan di diri elden. Apa salahku tuhan? Dan karena pikiran pikiran tersebut, ia jadi pesimis dengan pernikahannya, tentang rumah tangga yang belum ia jalani.
Akan kah bisa seperti rumah tangga yang harmonis? Banyak canda tawa di dalamnya? Dua hati menjadi satu? Dua jiwa menjadi satu?
Drrt.. Drrt.. Drrt.. Drrt
Dira terkejut karena dering ponselnya.
"mommy?" gumaman dira sebelum ia mengangkat sambungan teleponnya.
Klik..
"hallo mom." ujar dira
"hallo sayang, kata mommy audy kamu kemarin sakit nak? Kenapa nggak pulang kalau sakit, kan mommy bisa rawat kamu sayang." ujar mommy adel dengan khawatir.
"sudah mom, dira sudah baikkan lagian juga kemarin hanya pusing saja mom, nggak ada yang perlu di khawatirkan, dira baik baik saja mom." ujar dira dengan tersenyum, meskipun sang mommy tak melihat itu.
"hmm.. Baiklah nak, tapi entah kenapa mommy kepikiran kamu, semoga kamu benar benar baik ya nak." ucap mommy audy, "oh ya mommy sebenarnya ingin ngajak kamu jalan jalan, itu pun kalau kamu nggak sibuk nak."
"kalau buat mommy, dira nggak pernah sibuk mom." ujar dira, "dira siap kapan pun mom, mommy mau kapan?" tanya dira
"em.. Gimana kalau besok nak?" ucap mommy adel
"siap mom, besok dira jemput mommy di mansion." ucap dira
"kamu nggak pulang lagi nak?" ujar mommy adel yang berharap sang anak akan pulang malam ini.
"maaf mom, dira belum bisa pulang malam ini, karena dira masih banyak pekerjaan." ucap dira. Dan mommy adel hanya mampu menarik napas dalam dalan dan berkata, "it's okay nak, yang terpenting kamu baik baik ya, jangan terlalu malam lemburnya, jangan telat makan, okay." wejangan mommy adel terhadap dira.
"okay mom, terimakasih." ujar dira sambil tersenyum lalu mematikan sambungan teleponnya.
• • • • • • •
Di kantor elden sendiri sedang ada yang bikin ribut dan rusuh, yaitu Dion Mahendra.
"heh! Apa apaan ini?!" ucap dion kepada sang security karena tiba dirinya di hadang oleh dua security ketika hendak masuk kantor elden.
"maaf tuan, tuan elden sedang tidak bisa di ganggu jadi anda di larang masuk." ucap sang security.
"what!" mata dion langsung melotot dengan sempurna, "hey.. Saya ini bukan pengganggu pak, saya itu saudaranya tuan anda, bapak nggak mungkin lupa dong dengan wajah tampan saya ini." ucap dion lagi sambil menujuk ke wajahnya.
"iya pak, saya tahu anda siapa tapi tuan elden melarang anda untuk masuk ke kantornya." ucap security dengan memegang lengan dion, karena dion masih kekeh untuk masuk.
"gila tuh orang!" ketus dion, sambil menahan amarahnya terhadap sepupunya ini.
"udah, lepasin saya pak, saya mau menelpon tuh orang gila!" dan sang security langsung melepaskan lengan dion sambil mengerutkan keningnya dan saling pandang dengam temannya.
Tut.. Tut.. Tut.. Klik
"loe mau cari mati ya el! Gue aduin tingkah loe ke tante audy bisa habis di geprek loe." betak dion lewat sambungan teleponnya. Dan betapa kagetnya dua security itu jika yang di sebut orang gila itu adalah tuannya.
"dan gue juga bisa buat loe tidur di kolong jembatan! Dan___" ucapan elden langsung di potong oleh dion.
"oh.. Silahkan! Sebelum loe lakuin itu, gue rasa loe duluan yang habis di tangan bokap gue!" ucap dion dengan tak mau kalah dengan elden.
"damn! Masuk!" ucap elden yang kalah telak terhadap dion karena dion sudah memakai nama sang daddy mahendra.
"ih.. Ogah! Udah nggak nafsu gue masuk kantor loe!" ucap dion dan langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari elden lagi.
Dan ketika dion sudah selesai menelpon elden lalu ia bergegas pergi ke mobilnya, namun belum juga ia membuka pintu mobilnya sudah di hentikan oleh security security tadi.
"tuan dion mahendra." seru sang security.
"kenapa? Kalian mau nebeng minta pulang?" ujar dion ketika di panggil oleh security.
"maaf tuan, barusan tuan elden menelpon saya, katanya beliau ingin bertemu dengan anda karena ada yang ingin di bicarakan tuan." ujar security sambil menunduk hormat.
"hmmm." ucap dion dengan menampilkan wajah tengilnya ke arah security.
Sesampainya di ruang elden, dion langsung duduk di sofa tanpa bicara apa pun justru ia memainkan ponselnya dengan sengaja, dan elden yang melihat tingkah dion hanya menarik napas dalam dalam, "hm andaikan bukan sepupu udah habis nih orang." batin elden sambil geleng geleng kepala.
Dan dion yang melihat itu langsung berkata, "batin apa loe?!" betak dion. Dan elden hanya menatapnya dengan datar.
"ada apa kamu datang ke kantor saya." ujar elden kembali ke setelan dirinya.
"udah makai kata kamu saya nih bro?" ujar dion sambil menatal elden
"hmm"
"okay, terserah lah." ujar dion sambil mengibaskan satu tangannya, "Sebelum aku bicara, aku mau nanya deh bro, kenapa kamu marah marah sama aku? Sampai aku tidak boleh masuk ke kantor segala lagi, emang aku punya salah apa sama kamu Elden Harisson?"
Huft...
"ya terserah saya lah, kantor kan kantor saya, kenapa kamu." ketus elden dengan angkuhnya.
"apa kamu kayak gini sama aku karena gara gara kemarin aku bilang jika aku tertarik dengan Anindira Aurora." tebak dion sambil menatap ke arah elden.
"saya sibuk! Jika tidak ada yang di bicarakan, silahkan keluar." ucap elden lagi, namun karena ucapan elden, dion justru menebak jika tebakannya benar.
"santai bro." ujar dion sambil tersenyum, "aku kesini di suruh tante audy untuk mengajak kamu ke gedung resepsi pernikahan kamu."
"saya sedang sibuk." jawab elden .
Hmmm...
Bersambung 💐
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
HAPPY READING FRIEND 🤍
Tunggu episode selanjutnya ya, jika suka jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan like, komentar memberikan saran autor dan vote ya kakak ❤ terimakasih 😁