NovelToon NovelToon
Pewaris Tak Terlihat

Pewaris Tak Terlihat

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4M
Nilai: 4.5
Nama Author: Turyana affandi

Tak di pandang di tempat iya berada sebelumnya. Namun keberadaannya saat ini mampu membuat orang lain mengejar-ngejarnya. Berawal dari kesalahan orang tua yang membuatnya harus hidup di antara garis kemiskinan. Di hina oleh orang lain dan di rendahkan oleh kekasihnya sendiri.

Tiba-tiba sang kakek datang ketika cucu nya benar-benar dalam himpitan rasa malu dan kesal.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita itu bukanlah hal yang sebenarnya.

Salam Halu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Turyana affandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hadiah

"Karena aku? " semburat merah tergores di wajah Cantik Naira.

"Ya, kamu sudah membantuku di restoran kemarin. Jadi, aku berutang budi padamu. Aku akan membalas budi dengan membantumu hari ini," kata Arsa sambil tersenyum.

"Aku hanya meminjamkan beberapa juta untukmu kemarin, tapi sekarang kamu mengembalikan jauh lebih banyak dari itu." kata Naira malu-malu. Meskipun sebenarnya iya sangat ingin bekerja sama dengan kendi grub, dia jadi berubah pikiran. Iya berfikir, karena perusahaannya, mungkin nanti Arsa akan kehilangan banyak uang, Naira sudah merasa bersalah dan tidak enak saat ini.

"Tidak apa-apa" jawab Arsa sambil tersenyum.

"Tapi, perusahaan kami hanya perusahaan kecil dan kapasitas produksinya mungkin tidak dapat mengimbangi perusahaan kendi Grub." kata Naira dengan nada khawatir.

"Jangan khawatir, Kendi Grub akan menginvestasikan 150 milyar ke perusahaan mu. Uang ini nanti bisa kalian gunakan untuk memperluas kapasitas produksi." Arsa dengan cepat membalas ucapan Naira.

Ardi dan Naira tercengang mendengar ucapan Arsa yang tiba-tiba.

"Aku... Aku tidak sedang bermimpi, kan?" Ardi menelan ludah dengan kesulitan. Iya merasa seperti sedang bermimpi. Naira pun seakan tidak bisa mempercayai kata-kata Arsa, hingga iya menatap lelaki di depannya itu dengan tatapan kosong. Jika kendi grub menginvestasikan 150 milyar ke perusahaan, mereka akan bisa bekerja sama dengan baik dengan Kendi grub. Dengan cara ini juga, maka perusahaan Sekar Keraton akan mengalami kemakmuran.

"Om Ardi, Anda sedang tidak bermimpi tentang investasi ini. Saya akan meminta Fendi untuk mengimplementasikannya secepat mungkin," kata Arsa meyakinkan. Akhirnya Mau tak mau Naira kembali bertanya.

"Arsa, bisakah kamu memberitahuku dengan jelas alasan yang sebenarnya? Apakah kamu benar-benar melakukan ini hanya karena aku telah membantu membayarkan makananmu kemarin itu?" Naira tidak bisa lagi membiarkan fikirannya di penuhi dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Tidak hnaya itu, ada yang lain juga. Karena aku melihat kebaikanmu dan integritas ayah mu, aku membutuhkan orang-orang seperti kalian." Arsa menggeleng dan berkata untuk menjelaskan kepada Naira.

"Terima kasih, Arsa... Terima kasih banyak telah memberikan kesempatan ini kepada keluarga kami. Aku dan papa akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan kerja sama ini dengan baik." Naira benar-benar tersenyum puas mendengar apa yang di katakan oleh Arsa.

Di saat yang bersamaan juga Tuan Ardi mengangguk.

"Iya tuan Arsa, yakinlah bahwa kami tidak akan mengecewakan Anda, kami akan membuktikan bahwa investasi Anda sepadan dengan apa yang harus kami lakukan nantinya." Sebenarnya, tuan Ardi sangat ingin mewujudkan ambisinya, tapi kekurangan dana dan koneksi menjadi sesuatu yang menghalanginya. Tapi sekarang, dia akhirnya bisa melakukan yang terbaik dengan bantuan Kendi Group. Arsa pun tersenyum pada Naira dan Tuan Ardi

"Om Ardi, aku harap anda tidak mengecewakanku mulai sekarang. Anda akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di kantor setelah ini. Dan dalam perjalanan bisnis nanti, anda tidak bisa bersantai. Apakah anda tidak ingin pergi dan menghabiskan waktumu yang masih senggang untuk putrimu?" Tanya Arsa.

"Tentu saja saya mau melakukan itu tuan Arsa." Tuan Ardi tersenyum canggung. Lelaki paruh baya itu tahu betul jika banyak orang yang mencoba berhubungan dengan Arsa, tapi mereka tidak bisa menarik perhatian Arsa sama sekali. Tuan Ardi masih tercengang karena Arsa membantunya. Sedangkan Naira tersipu saat mendengar apa yang dikatakan Arsa. Arsa pun berdiri dari duduknya.

"Baiklah, kalau begitu kesepakatan kita sudah selesai. Saya akan meminta Fendi untuk mendiskusikan dengan Anda rencana kerja sama yang spesifik."

"Iya tuan Arsa" Jawab tuan Ardi. Sedangkan Fendi yang berada di sebelahnya mengangguk dengan sopan. Naira dan papanya pun pamit undur diri.

Pesta telah berakhir, Arsa merasa senang bisa menyingkirkan Bayu dan sekaligus bertemu lagi dengan Naira yang dengan ketulusan hati mau membantunya kemarin. Di saat sedang memikirkan sesuatu, Tiba-tiba ponsel Arsa berdering. Setelah merogoh saku jasnya, Arsa melihat Siapa yang saat ini menghubunginya. Begitu melihat si penelpon, Arsa tidak dapat lagi Menunda untuk menjawab panggilan tersebut. dengan cepat Arsa pun mengangkat panggilan itu.

"Halo kakek." Arsa menyapa kakeknya dari telepon.

"Arsa, aku sedang ada di rumahmu sekarang. Jam berapa kamu akan pulang? Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan secara langsung." Jawab kakek Andi.

“Kakek ada di rumah sekarang? " Arsa sedikit terkejut.

"Oke, aku akan segera pulang." Arsa menjawab lalu segera pulang dengan buru-buru. Iya mengira kedatangan kakeknya yang tiba-tiba pasti karena sesuatu yang penting.

Minggu lalu kakek Arsa yang bernama Andi memberikan uang sebanyak 15 miliar kepada Arsa. Awalnya Arsa berniat untuk membelikan sebuah rumah untuk ibunya agar lebih baik dari saat ini. Tapi ibunya menolak karena dia telah tinggal di rumah itu selama bertahun-tahun dan semua kenangan dengan mendiang suaminya ada di sana,

Arsa sudah dengan sangat cepat mengemudikan mobilnya. Begitu dia tiba, dia melihat kakeknya yang sedang menunggu dirinya di dalam rumah.

"Arsa ayo duduk." Ucap Tuan Andi saat dia melihat Arsa memasuki pintu rumah. Tuan Andi dengan antusias menarik Arsa ke sampingnya untuk duduk.

"Arsa, bagaimana hari-harimu minggu ini? Apakah kamu merasa senang? " tanya Tuan Andi dengan nada ramah. Arsa pun tersenyum.

" Sejujurnya, sangat enak menjadi orang kaya. Hari-hariku menjadi sangat menyenangkan." Hari ini hari yang menyenangkan, dan menjadi lebih menyenangkan karena Kakeknya datang.

"Bagus...Bagus." Tuan Andi tersenyum.

"Nah... Kamu tahu, kakek telah mengamatimu selama satu minggu ini." Kata kakek Andi.

"Mengamati aku? " Arsa sangat terkejut karena dia tidak menyadarinya.

"Iya, kakek telah mengawasimu minggu ini. Sejujurnya, kinerja kamu sangat melebihi yang kakek harapkan." Kata Tuan Andi dengan bangga.

"Benarkah? " tanya Arsa sambil tersenyum kecut.

"Kakek benar-benar terkejut. Setelah kamu mengambil alih perusahaan, kamu dapat menyingkirkan para pembangkang dengan tegas dan mengambil hati orang-orang dengan cara yang cerdik, yang kurang lebih sama dengan apa yang kakek lakukan dulu." Tuan Andi berkata sambil tersenyum dan penuh rasa bangga.

"Benarkah kek?" Arsa menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dengan malu-malu. Tuan Andi sudah lama penasaran dengan sesuatu, dan akhirnya dia bertanya karena sudah tidak biaa menahan pertanyaan itu lebih lama di benaknya.

"Arsa, kakek punya pertanyaan. Ketika kamu diculik, bagaimana kamu bisa meyakinkan mereka untuk melepaskanmu?" Tanya Kakek Andi. Sekretaris Morgan berkata,

"Tuan muda, Kakek anda merasa bahwa sesuatu akan terjadi pada anda hari itu, jadi dia mengirim orang untuk diam-diam mengikuti dan melindungi anda jika ada masalah. Mereka melihat anda ditangkap, orang suruhan tuan Andi mengikuti mobil yang membawa anda. Tapi ada hal yang mengejutkan kami, Anda bisa langsung keluar dari mobil penculik itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa." Akhirnya Sekertaris tuan Andi angkat bicara. Iya menjelaskan kepada Arsa. Menjelaskan bahwa yang dibicarakan kakeknya adalah adegan di mana Keluarga Indra memerintahkan untuk menculik dan membunuh Arsa. Arsa yang mendengar itu hanya tersenyum kemudian menjawab.

"Kakek, apakah ada sesuatu di dunia ini yang tidak bisa diselesaikan dengan uang? Saya memberi uang para penculik itu sebanyak 20 juta dan mereka secara suka rela mau melepaskan ku, mereka bahkan mengungkapkan siapa dalangnya." Jawab Arsa.

"Di selesaikan dengan uang. Kerja bagus." Kakek Andi tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan Arsa. Iya sangat terkesan dengan apa yang dilakukan cucunya. Yang dilakukan Arsa itu jauh lebih baik dari yang sebenarnya dia harapkan. Dia tidak berekspektasi terlalu tinggi sejak iya menyuruh Arsa menjadi pimpinan baru perusahaan. Harapannya hanyalah Arsa bisa mempertahankan bisnis keluarganya agar ada yang meneruskan. Namun siapa sangka, ternyata kehebatan Arsa di luar harapannya.

"Arsa, mengingat kinerjamu yang luar biasa, aku akan memberi kamu uang seratus lima puluh milyar lagi sebagai uang saku. Selain itu, jika kamu ada di tempat di mana kamu membutuhkan bantuan kakek, hubungi saja kakek. Secara umum, di perbatasan Indonesia sana, tidak akan ada yang berani main-main denganmu saat mereka tahu nama kakek." kata Tuan Andi meyakinkan cucunya sambil tersenyum.

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Tuan andi mengeluarkan ponselnya dan mentransfer uang ke rekening Arsa. Arsa melihat pemberitahuan di ponselnya.

"150.000.000.000" Dia terkejut saat melihat angka nol. Ini baru seminggu tapi Kakeknya sudah menghadiahinya milyaran lagi. Selama seminggu ini, Arsa melihat betapa bergunanya uang, jadi dia tidak menolak hadiah dari kakeknya.

"Terima kasih banyak Kakek" Kata Arsa dengan senyum cerah di wajahnya.

"Aku ingin memperkenalkanmu pada orang-orang penting.” Tuan Andi tiba-tiba berubah menjadi serius dan melihat ke arah pintu lalu berseru.

"Hudoyo, masuklah! " Bayangan seseorang melintas dan setelahnya pria yang memiliki bayangan tadi muncul di depan Arsa. Pria itu berperawakan kurus dan memiliki bekas luka sayatan di wajahnya, dia memiliki aura yang menakutkan. Ini pertama kalinya Arsa melihat mata yang begitu mengerikan.

"Tuan!" Hudoyo menyapa dengan suara pelan dan sedikit serak. Iya membungkuk pada Tuan Andi.

" Siapa dia kek? " tanya Arsa pada kakeknya.

1
Muhammad Nizam
pisah
Azril Parmen
Luar biasa
Randy
jd kurang menarik alur cerita nya jd nyimpang/Smug/
Randy
nda seru thor bukanx sma talita malah sma rita yg gila harta hmmm dijebak pula
wantaya
harusnya memang jadi dua novel meski saling terhubung,namun alur,klimaks ,anti klimaks,dan endingnya harus berbeda,jadi pembaca merasa membaca dua novel yang berbeda
Joni S Hasibuan
Buruk
Randy
thor saran thor coba arsa dilatih bela diri thor biar ada bekal tuk jaga diri mya thor tanpa harus bergantung sma pelindungx thor past tambah keren tuh thor n wasis pun tambah kesel/Facepalm//Facepalm/
Den Mas Har
sak karepmu wes koe penting bahagia
Den Mas Har
sak karepmu wes,seng penting koe bahagia/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Randy
hahaha itulah akibat serakah,sombong n merasa paling unggul akhir nya senjata makan tuan haha kena strokk berat dah wasis/Facepalm//Facepalm//Facepalm/lanjutkan thor gaskennn
Mbah Kung
kok macet... semangat thor
Syahrizal
Luar biasa
Msntan 99
pisah
Randy
/Grin//Grin//Facepalm/kocakk.belum kena ulti ud gemetaran mngkax jgn sombong kena mental.gk tuh
muhammad aiman ridzwan
setuju.. pisahkan novel.. jadikan 2 novel kayak judul novel "suami di anggap miskin" dan "mereka tidak tahu aku kaya".. kedua novel tu bersambung
Ezra Sumadi
bikin baru jak kk othor
kurdi
terserah lu thor mau lanjur apa kagak bodo amat,udh g seru
Joko Santoso
setuju
queeen
setuju yg penting d lanjutkan kan thor
Sufiatul Husna
mendingan di pisah Thor.......biar seruuuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!