Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Duo Twins
Bab. 13
Tami membeliakkan matanya di kala mendengar Ara memanggil Ryu dengan sebutan om. Lalu di detik berikutnya wanita itu bergantian tertawa terbahak. Seraya tangannya memukul mukul bahu Ryu.
Sementara Ara menyengir, kalau-kalau ternyata ia menyinggung perasaan orang asing di hadapannya saat ini.
"Salah ya Ara manggilnya kayak gitu?" tanya gadis itu dengan sangat polosnya.
"Enggaaaakk ...! Lo udah bener kok Ra, manggil dia kayak gitu," sahut Tami dengan penuh semangat. Lalu wanita itu merangkul bahu Ryu, di saat pria itu memutar tubuhnya menghadap tepat ke arah Ara.
Lagi dan lagi Ara meringis, memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
"Kalau nggak suka, bisa Ara ganti kok," ujar Ara merasa tidak enak. Apa lagi wajah Ryu terlihat masih kesal dengannya. "Memangnya pacarnya Kak Tami mau dipanggil apa?" tanya Ara mengira kalau Ryu merupakan kasih Tami.
Terlebih lagi posisi mereka saat ini sangat mendukung kesalahpahaman Ara. Di mana Tami, wanita yang tidak pernah terlihat dekat dengan pria atau bahkan sampai merangkul seperti ini, dan kini untuk kali pertamanya Ara melihat Tami bersikap seperti itu kepada pria asing. Menurut Ara. Jadi jangan salahkan pemikiran Ara jika mengira mereka mempunyai hubungan.
"Pacar?" ulang Tami dengan wajah tak percaya seraya menunjuk ke arah Ryu yang juga sama tidak percayanya seperti Tami. "Dia?"
Ara langsung mengangguk cepat. "Memangnya bukan ya?" tanya Ara lagi. Wajah gadis itu langsung berubah tidak enak. "Maaf," cicitnya kemudian.
Hiro menggelengkan kepala melihat sikap sepupunya. Kasihan sebenarnya, namun urusan rumah tangga mereka bukan lagi kapasitas atau ranah Hiro untuk ikut campur ke dalamnya.
Sedangkan Tami menggeleng kepala seraya memegang perutnya yang terasa sakit akibat ketawa terus menerus sedari tadi.
"Bukan, lah! Dia itu su—hhpp!"
Secepat kilat Hiro membungkam mulut Tami agar tidak mengungkap fakta yang ada.
Ara mengerutkan kening di saat melihat Tami dibungkam seperti itu.
Plak!
Gadis itu memukul lengan Hiro dengan sangat keras.
"Jangan kasar-kasar sama cewek!" ingat Ara mendelik ke arah Hiro. "Kak Tami itu adiknya Kak Hiro, loh! Disayang dong, Kak!" ingat Ara lagi.
Sementara Ryu memberi peringatan lewat tatapan matanya ke arah Tami, di saat Tami menatap dirinya. Lalu wanita itu tersenyum penuh arti. Seolah baru saja mendapatkan mainan baru.
"Kaaakk ... lepasin!" pinta Ara lagi yang kini berganti mencubit pinggang Hiro. Karena tangannya masih membungkam mulut Tami.
Secara refleks Hiro menarik tangannya. Karena rasa cubitan dari Ara sungguh luar biasa panasnya. Sampai-sampai Hiro berdesis, mengusap pinggangnya.
"Ck! Pantes aja lo nggak laku meskipun cantik. Orang tangan lo nggak ada akhlak banget," sindir Hiro melirik Ara dan dibalas dengan juluran lidah oleh gadis itu.
"Biarin! Ini namanya cewek high quality!" sahut Ara dengan penuh percaya diri.
Sementara itu di saat mereka berdua sedang berdebat, Tami justru mendekat ke arah sepupunya. Menyenggol bahu Ryu yang sedari tadi memilih untuk diam.
"Hei!" panggil Tami dengan suara lirih. "Dia nggak ngenalin lo?" tanya Tami penasaran.
Ryu melirik malas. "Nggak."
Ingin rasanya Tami membongkarnya, namun ia justru mendapat ide jahil.
"Nggak ngaku ke dia langsung?" tanya Tami untuk terakhir kalinya.
"Liat sikapnya."
Oke. Tami cukup puas dengan jawaban pria es ini. "Jangan salahkan gue ke depannya," bisik Tami penuh arti.
Kemudian wanita itu menghampiri Ara dan menggandeng tangan gadis itu seperti sedang menggandeng anak kecil saja. Sedangkan Ryu menatapnya intens. Menelisik, rencana apa lagi ajan dilakukan oleh duo twins ini.