NovelToon NovelToon
Anara Dan Tuan Mafia

Anara Dan Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Mafia / CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.4
Nama Author: Mr. Jay H

Anara Kejora biasa di sapa Ana, dia adalah gadis yang baik, penyayang, pintar dan ramah pada siapapun. Dia seorang yatim piatu, papa dan mama nya meninggal sejak ia berusia 10 tahun karena kecelakaan.


Suatu hari dia di usir oleh keluarga bibinya, kemudian dia pergi dan di kontrakan. setelah itu dia mencari pekerjaan di William Group dan di terima bekerja di situ.

Pria itu adalah Sean William. Dia adalah CEO William Group, seorang laki-laki berparas tampan, memiliki bentuk tubuh yang sempurna membuat setiap kaum hawa yang melihatnya terkesima. Namun, dia adalah pria yang dingin, kejam, tegas dan tidak tersentuh. la sangat sulit untuk di dekati, apalagi dengan seorang wanita.
Namun siapa sangka, di balik ketampanannya dia adalah pimpinan mafia terkejam yang cukup terkenal di berbagai negara.

Sean dan Anara bertemu lalu menikah
bagaimana kisah cinta Sean dan Anara?
Akankah mereka hidup bahagia?

Selamat membaca
Jangan lupa like, komen, bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Vote sebanyak-banyaknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Kedatangan Diva

Setelah kepergian Jesica, tak lama kemudian Diva bersama grandpa-nya sampai di depan gedung perusahaan milik Sean.

Diva sangat bersemangat saat sampai di sana. "Ayo grandpa, Diva mau bertemu dengan uncle." Ajak Diva yang sudah tidak sabar.

Papinya Sean hanya bisa tersenyum melihat semangat dari Diva. Mereka pun berjalan memasuki perusahaan ternama itu.

Semua karyawan menyambut kedatangan tuan besar yang mereka kenal selama ini.

Diva dan grandpa memasuki lift khusus untuk CEO

dan segera menuju ke ruangan milik Sean.

Setibanya disana, Diva pun membuka pintu ruangan Sean.

"Uncle..." Diva sangat girang bertemu dengan Sean.

"Heeyy... keponakan uncle." Sean melangkahkan kakinya mendekat ke arah Diva.

"Diva rindu uncle." Ucap Diva memeluk tubuh kekar

Sean.

"Dimana menantu papi, son?" Tanya papinya Sean mencari keberadaan Ana.

"Ana berada di ruangannya, pi." Jawab Sean.

"Bert, panggilkan Ana kemari." Perintah Sean pada James. James pun segera melangkahkan kakinya untuk memanggil Ana.

"Apa kalian tidak merencanakan untuk honeymoon?" Tanya papi lagi.

"Honeymoon?" Sean meletakkan jari telunjuknya di

dagunya berfikir-fikir.

"Entahlah, pi. Sean belum memikirkannya." Jawab

Sean kemudian.

"Coba rencanakan dengan Ana." Imbuh sang papi.

Tak lama kemudian, sosok Ana terlihat di ambang

pintu.

"Aunty..." girang Diva. Ia berlari menuju ke arah Ana.

"Diva..." Ana pun merentangkan kedua tangannya.

"Aunty... ayo beli ice cream." Ajak Diva dengan antusiasnya.

"Diva... nanti saja beli ice creamnya ya. Aunty pasti capek." Sahut papinya Sean.

"Nanti grandpa akan mengantar ice cream satu kulkas ke mension uncle." Janji sang grandpa pada Diva.

"Grandpa janji?" Diva sangat senang mendengar hal itu. Pasalnya, Diva sangat menyukai semua jenis ice cream. Papi Sean pun menganggukkan kepalanya.

Lama mereka berbincang-bincang, akhirnya papi Erwin pun pemit untuk kembali ke mension miliknya. Di mana, mami Sean sudah menunggunya.

"Ayo kita pulang sekalian," ajak Sean pada Diva dan Ana.

"Tapi... bagaimana dengan pekerjaanku, Sean?" An bingung. Tidak mungkin jika dia pulang begitu saja, bagaimanapun itu adalah tugasnya.

"Nanti aja nada yang mengurusnya. Sekarang kita pulang." Ajak Sean. perkataannya tidak bisa di bantah. Ana pun menurut dengan apa kata Sean.

Mereka bertiga berjalan bersamaan, Sean berada di depan sedangkan Ana dan Diva mengikuti dari belakang.

Semakin banyak yang memandang Ana tidak suka saat ini karena kedekatannya dengan keluarga Sean. mereka tidak tahu saja, kalau mereka tahu jika sebenarnya Ana adalah istri dari Sean, mungkin mereka tidak akan berani seperti itu. Mereka bertiga memasuki mobil milik Sean. Sean

segera melajukan mobilnya menuju mension miliknya.

Sedangkan di kediaman Audrey...

Jesica memecahkan Gucci mahal yang berada di ruang keluarganya.

Pyaarr...

Gucci mahal itu pun tidak berbentuk lagi, pecahannya berserakan memenuhi ruangan di sana.

Mommy Jesica yang mendengar suara keras dari bawah itupun melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya dan melihat apa yang sedang terjadi.

"Astaga Jesica. Apa yang kamu lakukan?" Pekik mommy-nya Jesica melihat Gucci mahal itu sudah tidak berbentuk lagi.

"Daddy bisa marah padamu jika begini." Sambungnya.

"Aaakkhh... Jesica benci mom, Jesica benci. Kenapa Sean sangat susah untuk di luluhkan. Dan wanita itu, aku benci melihatnya." Teriak Jesica. Ia sepertinya tidak terima jika melihat Ana di sekitar Sean.

la terbakar api cemburu semalam, dan saat di kantor milik Sean tadi, Jesica semakin tidak suka dengan adanya Ana.

"Tenangkan emosimu, Jesica." Mommy Jesica mencoba menenangkan Jesica.

"Aku tidak suka mom jika wanita lain mendekati Sean. Jesica tidak suka." Teriaknya lagi.

"Sudah tenangkan dirimu. Jangan berbuat yang tidak-tidak lagi. Jangan sampai kau membuat Sean lebih marah lagi denganmu."

"Perusahaan kita sudah rugi banyak, jangan sampai nanti kita jadi gelandangan." Terang sang mommy.

"Kenapa mommy sekarang menyalahkan aku?" Jesica tidak terima dengan ucapan mommy-nya.

"Ahh.. sudahlah. Jesica mau ke kamar." Jesica melenggang pergi menuju kamar miliknya. Ia sudah mempunyai rencana untuk bisa membuat Ana jauh dari Sean.

Sesampainya di kamar, ia menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang. Ia pun mengambil benda pipih yang berada di tas mahalnya dan menghubungi seseorang.

Sedangkan sang mommy, ia menyuruh para maid untuk membersihkan pecahan Gucci yang berserakan.

Mension pribadi Sean...

Sesampainya di sana, Diva segera turun dari mobil

dan berlari ke dalam mension.

"Hai bibii..." sapa Diva pada salah satu maid di Mension Sean.

"Ehh... nona kecil. Anda di sini?" Tanyanya saat melihat kehadiran Diva.

"Diva akan tinggal di sini bibi, sama uncle dan aunty." Jawab Diva. Diva memang sudah biasa berteman dengan melihat kehadiran Diva.

"Diva akan tinggal di sini bibi, sama uncle dan aunty." Jawab Diva. Diva memang sudah biasa berteman dengan maid yang ada di mension Sean.

"Waahh... pasti seru kalau ada nona kecil di sini. Bibi lanjut lagi ya, nanti tuan bisa marah." Ujarnya pada Diva. Diva menganggukkan kepala menanggapinya.

Sean mendudukkan dirinya di ruang berkumpul bersama dengan Ana.

"Mana ice cream Diva uncle?"

"Coba lihat di kulkas, apa masih ada?" Jawab Sean. Sean biasanya menyediakan banyak ice cream di kulkasnya hanya untuk Diva.

Diva pun kembali berlari kearah dapur dan melihat isi kulkas di sana. la clingak clinguk mencari keberadaan ice cream.

Wajahnya cemberut setelah melihat isi kulkas yang sudah tidak ada ice cream untuknya. Ia berjalan dengan sedikit manyun.

"Kenapa, Diva?" Tanya Sean melihat wajah Diva yang terlihat manyun.

"Ice creamnya tidak ada." Jawab Diva. la

mendudukkan dirinya di samping Ana dengan sedikit kecewa.

"Diva tenang dulu, oke. Tadi kan grandpa janji kalau mengantar ice cream yang banyak nanti." Bujuk Ana pada Diva.

Diva mengangguk pelan dengan raut wajah yang masih manyun.

Waktu sudah menunjukkan sore hari, Ana membantu para maid memasak untuk makan malam.

Aroma harum masakan dari Ana itu mampu membuat Diva terbangun dari tidurnya.

Diva mengendus-endus bau masakan yang gurih

sepertinya. Matanya mulai terbuka lebar dan segera

berjalan keluar dari kamar.

Siang tadi, Diva tertidur di samping Ana. Sean memindahkan Diva ke kamar yang berada di lantai bawah terlebih dahulu.

"Aunty masak apa?" Tanya Diva melihat Ana memasak.

"Diva sudah bangun?"

"Tadi Diva mencium bau harum masakan. Jadi Diva terbangun." Jawabnya.

"Coba lihat, ice cream Diva sudah datang."

"Benarkah aunty? Mana?" Diva sangat antusias mendengar kata ice cream.

"Diva mandi dulu ya. Setelah itu baru boleh makan ice cream." Ujar Ana.

"Siap aunty." Diva pun segera menuju kamarnya yang

ia tempati selama bersama Sean. Hari pun sudah berganti malam, Ana dan Sean sedang melakukan makan malam sekarang.

Seperti biasa, Sean meminta Ana untuk menyuapi

dirinya.

"Kenapa hanya uncle yang aunty suapi? Diva juga mau." Protes Diva melihat Sean mendapat suapan dari Ana.

"Diva kan sudah besar, jadi Diva bisa makan sendiri." Jawab Sean.

"No.. no.. no... harusnya uncle yang makan sendiri. Uncle lebih besar dari pada Diva."

"Aunty kan istrinya uncle. Jadi aunty harus suapi uncle." Jawab Sean tidak mau kalah dari Diva.

"Tidak bisa, aunty kan juga aunty Diva. Jadi Diva juga

harus di suapi oleh aunty." "Diva makan sendiri saja ya. Biarkan aunty menyuapi uncle." Sean masih tak kalah terima.

Mereka berebut untuk meminta di suapi oleh Ana. Ana di buat bingung dengan sikap Sean yang bisa berubah menjadi anak kecil saat ini.

Jangan lupa untuk di vote ya sebanyak-banyaknya

1
gempi
g
Qilla
terlalu naif ana ini ,pengen tak getok pakek centong lama lama ni bocah
Dinar Almeera
terimakasih banyak author, ditengah gempuran cerita kalau nikah mendadak cowoknya kasar dingin, ini cerita terbaik yang dimana sekalipun menikah belum ada cinta tapi pasangan yang saling menghargai pernikahan tanpa perlu drama kasar cuek dingin dan surat perjanjian
bebe
done vote nya
bebe
biatkan sean marah sm keluargamu anara ngga usah lagi kau kasihani mreka yg tak tau diri
Rossa Simangusong
Maos disuruh seret. dibunuh kek
Sondry Kaday
Buruk
Debby
Luar biasa
Debby
Lumayan
Mimi Sanah
hahahaha kasian mereka tertekan batin 😁😁😁
Noni Diani
Lumayan
Noni Diani
Luar biasa
Mimi Sanah
hahahaha
Mimi Sanah
hahahaha langsung saya ketawa😀😀😀😀😀😀
epifania rendo
diva sabar ya
epifania rendo
keluarga tidak tau malu
epifania rendo
lita tidak tau malu
epifania rendo
diva harus sabr ya
epifania rendo
diva harus sabar ya
epifania rendo
sabar sean
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!