Di hari pertama masuk kerja di sebuah perusahaan besar tanpa sengaja di tengah jalan menuju perusahaan Safira menabrak sebuah mobil mewah. Karena terburu-buru Safira hanya bisa meminta maaf dan memberikan nomor ponselnya agar dia bisa ganti rugi.
Dan ketika Safira tiba di rumah pria tampan pemilik mobil itu, Safira tidak mampu membayar biaya perbaikan mobil yang terbilang sangat mahal baginya.
"Kebetulan saat ini saya sedang kekurangan pembantu. Jika kamu mau saya bisa membayarmu 10 juta perbulan."
Tawaran seperti itu, bisakah Safira menolak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Volis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Pesta Pertunangan
“Hai, kebetulan sekali kita bertemu di sini. Apa kamu sedang membeli tas?” kata Arini melirik tas di depan Safira.
“Kamu juga ingin beli tas?” Safira mengangguk dan bertanya balik.
“Iya. Aku tidak menyangka kamu akan membeli tas semahal ini. Dulu kamu paling tidak suka belanja hal-hal yang sangat mahal. Kamu terlalu hemat. Kamu sudah berubah sekarang,” ungkap Arini.
“Ya. Aku sudah berubah. Dan kamu juga sudah berubah, lingkungan membuat kita berubah. Kamu dulu paling mencintai rambut panjangmu. Kini kamu memotong rambutmu jadi sangat pendek. Dan seingatku kamu suka berpakaian berwarna cerah, bukan pakaian dengan warna polos seperti ini?” balas Safira menatap Arini dari atas ke bawah.
Penampilan Arini benar-benar berubah total. Dia hampir tidak mengenalinya, seperti dua orang yang berbeda.
Arini terdiam mendengar perkataan Safira.
“Hidup benar-benar penuh perubahan,” kata Safira lagi.
“Iya. Kamu benar,” ucap Arini sedikit melankolis.
“Saya ingin tas yang ini. Tolong bungkus dalam kotak hadiah,” kata Safira pada pemandu belanja menunjuk tas berwarna merah muda dan memberikan kartu yang telah diberikan oleh Amar padanya sebelumnya.
“Ternyata kamu membeli tas ini untuk hadiah. Sepertinya tujuan kita sama,” kata Arini tersenyum kembali.
“Tolong bungkus tas itu dalam kotak hadiah juga,” ucap Arini menunjuk tas Channel biru di lemari.
“Mumpung kita bertemu. Bagaimana kalau kita makan siang bersama. Sudah lama kita tidak makan berdua,” tawar Arini.
“Tidak hari ini. Lain kali saja. Aku masih ada urusan. Kalau begitu aku akan pergi lebih dulu,” ucap Safira mengambil tas belanjanya yang telah dikemas oleh karyawan toko dan mengangguk pada Arini.
Arini merasa kecewa ditolak oleh Safira. Dia melihat Safira yang pergi dan berhenti di dekat seorang pria yang sedang menelepon. Pria itu berhenti menelepon dan menoleh ke arah Safira. Entah apa yang keduanya katakan, lalu pria itu mengambil tas dari tangan Safira dan keduanya berjalan berdampingan.
“Ternyata dia sedang berkencan dengan pacaranya. Pantas saja dia menolaknya,” kata Arini merasa wajar bila Safira menolak ajakannya.
°°°°°
Sepulang dari mal Safira melihat Amar langsung pergi ke ruang kerja. Dia terlihat sedang terburu-buru. Safira mengangkat bahu dan berjalan ke kamarnya
Jam 5 sore Safira telah selesai berdandan siap pergi ke pesta pertunangan Firly. Keluar dari kamar Safira melihat pintu ruang kerja yang tertutup. Dia berjalan menuju ruang kerja dan mengetuk pintu.
‘Tok... tok... tok...’
”Masuk,“ terdengar suara dari dalam.
Safira memutar gagang pintu dan membukanya melihat ke dalam ruangan. Terlihat Amar tengah duduk di kursi belakang meja dengan sebuah laptop di depannya.
”Ada apa?“ tanya Amar.
”Aku akan pergi ke pesta pertunangan Firly. Apa kamu mau pergi bersama?“ tanya Safira.
Amar memijat pelipisnya merasa lelah. ”Kamu pergi saja lebih dulu. Aku sudah meminta Lukas untuk mengantarmu,“ katanya kemudian.
”Baiklah. Kalau begitu aku akan pergi dulu. Oh, ya, kamu perlu meninggalkan kursi mu dan berjalan-jalan setiap dua jam untuk meregangkan. Tidak baik duduk terlalu lama,” saran Safira.
”Emm,“ gumam Amar.
Safira mengangguk, lalu menutup pintu dan turun ke bawah.
~Hotel Magnolia.
Mengenakan dress kuning cerah dan sepatu hak tinggi hitam Safira turun dari mobil. Sebuah tas tangan berwarna kuning dan dua tas karton besar dia pegang di tangan kanannya.
“Nyonya, tunggu sebentar!" teriak Lukas keluar dari mobil menghentikan Safira.
“Bos berkata untuk menunggunya. Bos akan datang setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan.” Lukas menyampaikan pesan Amar pada Safira.
“Baik. Masih ada lagi?” tanya Safira menunggu.
“Tidak ada lagi, Nyonya. Kalau begitu saya pamit kembali dulu,” kata Lukas sambil menggelengkan kepalanya.
Safira mengangguk dan melangkah memasuki hotel. Lukas pun masuk kembali ke mobil dan mengemudi meninggalkan halaman hotel.
‘Tok... tok... tok...”
Safira mengetuk sebuah pintu kamar dan beberapa saat pintu kamar di buka oleh pelayan Safira masuk ke dalam.
Ada total 5 orang di dalam ruangan itu termasuk Firly dan pelayan.
“Halo Firly. Selamat, ya, atas pesta pertunangannya,” ucap Safira tersenyum lembut menatap Firly melalui pantulan cermin yang terlihat sangat cantik setelah merias wajah.
Firly yang melihat Safira dari cermin segera berdiri berjalan menghampiri. “Kamu di sini cepat sekali. Aku pikir kamu baru akan datang saat pesta di mulai.”
“Ini untuk kamu,” kata Safira menyerahkan dua tas di tangannya.
Firly menerima kedua tas itu. “Makasih. Kenapa kamu bawa hadiah segala. Sudah aku katakan tidak perlu. Apa boleh aku buka sekarang?” tanya Firly penuh harap.
"Tentu saja." Angguk Safira mengiyakan.
Safira adalah teman pertamanya yang bukan dari kalangan orang kaya, tapi memiliki tunangan yang sangat kaya. Dia ingin tahu hadiah seperti apa yang akan Safira berikan padanya.
“Wow, ini tas edisi terbaru dari merek itu, kan!” seru seorang wanita bergaun merah.
”Aku dengar tas ini hanya ada satu yang masuk ke negara kita,“ imbuh wanita itu lagi.
Firly juga terkejut melihat tas itu, dia sudah lama mengincar tas merek ini tapi tidak pernah bisa mendapatkannya. Hal ini membuatnya merasa cemburu.
Firly menyingkirkan wajah masamnya, mengangkat kepalanya tersenyum kepada Safira. ”Aku sangat menyukainya. Terima kasih.“
”Baguslah,“ balas Safira juga tersenyum. Untungnya saran Amar untuk membeli yang paling mahal sepertinya berguna.
Orang kaya sepertinya menyukai barang-barang mahal. Kalau begitu lain kali cukup beli yang mahal saja sebagai hadiah. Batin Safira.
Firly lalu memperkenalkan Safira pada kedua temannya. Yang berbaju merah bernama Lilyna dan yang satu lagi berbaju biru bernama Mely.
°°°°°
Perjamuan sudah berlangsung, tapi Amar belum datang juga. Apa dia benar-benar akan datang?
Safira yang duduk di kursi tamu paling ujung sesekali menatap pintu masuk. Dia melihat banyak orang telah datang termasuk Arini dan Aditya, namun Amar tak kunjung datang juga.
”Safira, ternyata kamu ada di sini. Aku mencari kamu dari tadi!“ teriak Firly menghampiri meja Safira.
Safira menatap Firly dengan bingung.
”Ayo, aku akan membawamu mengenal beberapa orang,“ kata Firly menarik tangan Safira dan membawanya menuju dua wanita yang berdiri di depan meja minuman.
”Hei, ini dia yang aku katakan tadi. Namanya Safira,“ ucap Firly pada keduanya.
Tiara terkejut melihat orang yang ingin dikenalkan Firly kepada mereka ternyata Safira.
”Safira, kamu cantik sekali malam ini,“ puji Tiara.
”Kamu juga terlihat sangat cantik,“ balas Safira.
Keduanya tertawa kecil.
Firly juga terkejut ternyata mereka saling kenal.
”Kalian saling kenal?“ tanya Dita. Wanita yang bersama Tiara.
”Tentu saja. Kami adalah tetangga,“ ungkap Tiara senang.
Tiba-tiba terdengar suara bising orang-orang berdiskusi. Keempatnya melihat ke sumber pembicaraan dan terkejut melihat Amartya datang bersama seorang wanita cantik.
Tiara menyenggol lengan Safira berbisik. ”Kamu tahu siapa wanita itu, Safira?“
Safira menggelengkan kepalanya. Dia merasa tidak nyaman melihat Amar datang bersama wanita lain. Apa lagi wanita itulah yang dia temui di kantor Amar hari itu, dan sepertinya mereka sangat akrab.
”Safira bukankah itu Amartya. Siapa wanita di sampingnya? Jangan-jangan Amar selingkuh lagi di belakang kamu?“ kata Firly mencium bau gosip.
Deg
Hati Safira tertusuk mendengar pertanyaan Firly. Siapa wanita yang tidak sedih jika suaminya dikatakan berselingkuh?
Apakah orang kaya benar-benar tidak bisa dipercaya?
°°°°°
kasian itu
♥️♥️♥️♥️
Suka banget cerita kayak gini, tentang CEO konglomerat yang baik hati dan nggak angkuh.
ayo ajukan kontrak...
agar mkn bnyak pembaca..