Dari Pembantu Jadi Istri

Dari Pembantu Jadi Istri

Bab 1. Sebuah Kecelakaan

Beberapa orang sibuk membersihkan meja makan dan membawa peralatan bekas makan ke dapur. Mereka adalah pelayan dan pembantu yang bekerja di rumah keluarga Mahendra. Ada banyak peralatan yang harus dibersihkan mereka hari ini soalnya majikan mereka baru saja mengadakan makan malam keluarga.

Makan malam ini sebagai perayaan menyambut kedatangan tuan muda Aditya dari luar negeri setelah berhasil menyelesaikan pendidikan magisternya. Sehingga semua anggota keluarga datang berkumpul. Dan besok tuan muda akan mulai bekerja di perusahaan.

Di depan tempat cuci piring dua orang sibuk mencuci peralatan makan di depan mereka yang bertumpuk seperti gunung. Salah satu diantara keduanya adalah Safira. Setiap kali ada acara Safira pasti akan selalu membantu ibunya di dapur.

Safira Nizmara merupakan putri dari pasangan suami istri Lukman dan Kamila. Ayah Safira bekerja sebagai sopir pribadi Pak Andre, ayah tuan muda Aditya. Sedangkan ibunya bekerja sebagai pelayan di keluarga Mahendra.

“Saya sangat senang akhirnya tuan muda Aditya kembali dari luar negeri,” kata Safira kepada Arini saat sedang mencuci piring bersama.

Arini adalah anak dari Ibu Astuti yang bekerja sebagai salah satu juru masak keluarga Mahendra dari 5 tahun lalu. Arini bisa dikatakan sebagai sahabat Safira karena keduanya merupakan teman sekampus dan se-asrama.

"Kamu juga lihat kan tuan muda tadi. Aku tidak bohong kan. Tuan muda Aditya sangat tampan," tambah Safira.

Safira sering bercerita tentang Aditya kepada Arini karena ibu Arini juga bekerja di keluarga Mahendra. Safira merasa Arini juga perlu mengenal keluarga ini.

Arini menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu. Aku tidak memperhatikan," balasnya.

"Ngomong-ngomong kamu sudah dapat tempat kerja?" tanya Safira.

Keduanya baru saja lulus kuliah dan sedang mencoba mencari pekerjaan.

"Belum," jawab Arini.

"Aku juga belum. Tapi, aku sudah mencoba melamar ke salah satu perusahaan."

"Kamu melamar kemana? Kok, aku nggak tahu?" Arini menatap Safira bingung. 

"Aku lupa ngasih tau kamu. Waktu itu kan kamu lagi pulang kampung, aku tidak mau mengganggu kamu menghabiskan waktu dengan keluarga. Aku melamar ke perusahaan Surya Company. Semoga aja aku bisa diterima kerja," ucap Safira penuh harap.

Arini tertegun mendengar ucapan Safira. Surya Company merupakan perusahaan milik keluarga Mahendra dan Aditya juga akan mulai bekerja di sana. Artinya Safira bisa bertemu dengan tuan muda setiap hari.

"Hei, kenapa bengong? Cepat lanjutkan cuci!" Safira menyenggol lengan Arini saat melihatnya berhenti mencuci piring.

"Ah, iya," jawab Arini tersadar.

Selesai mencuci piring Safira kembali ke kamarnya di lantai satu. Safira memiliki kamarnya sendiri di rumah ini, termasuk para pelayan lainnya, mereka juga memiliki kamar masing-masing.

Safira merasa badannya pegal dan bau setelah sibuk seharian. Dia mengambil pakaian dari lemari dan keluar ke kamar mandi untuk mandi. Tidak ada kamar mandi tersendiri bagi kamar pelayan, jadi mereka hanya bisa menggunakan kamar mandi umum.

Setelah mandi Safira mengeringkan rambut dan mengeluarkan buku harian dari dalam laci. Buku harian itu berisi catatan-catatan Safira tentang kegiatan yang menarik menurutnya.

Mengambil pulpen, Safira membuka buku itu perlahan hingga ke halaman yang kosong dan mulai menulis.

'Hari ini aku melihat tuan muda. Setelah lima tahun tuan muda menjadi semakin tampan.

Aku merasa jantungku berdetak semakin cepat saat melihatnya. Mungkin kesukaanku padanya semakin bertambah setelah lima tahun berpisah. Aku pikir jarak akan melupakannya. Nyatanya justru sebaliknya.'

Safira menutup buku itu dan memasukkannya kembali ke dalam laci. Setelah itu dia membuka ponselnya dan melihat sebuah pesan balasan dari perusahaan tempatnya melamar.

"Ya, alhamdulillah aku terima!" Teriak Safira sambil loncat-loncat setelah membaca isi pesan itu.

Dia diterima bekerja di Surya Company dan bisa mulai bekerja besok.

Setelah tenang Safira meletakkan ponselnya dan mulai memilih pakaian yang akan dikenakan besok.

Safira meletakan pakaian di atas kasur bingung harus memilih yang mana. Akhirnya Safira memutuskan memakai celana kain hitam panjang dipasangkan dengan kemeja putih tulang dengan pita di kerah dan kedua lengannya.

Safira melanjutkan menyetrika pakaian kemudian menggantungnya. Setelah itu dia bersiap tidur agar cepat bangun besok.

°°°°°

Pagi-pagi sekali Safira sudah rapih dan bersiap menuju Surya Company. Keluar dari kamar Safira melihat orang tuanya sedang sarapan di meja makan.

"Selamat pagi Ayah, Ibu," sapa Safira pada orang tuanya.

"Pagi Nak. Ayo sarapan dulu. Ibu sudah menyiapkan nasi goreng kesukaanmu," panggil Bu Kamila seraya meletakkan sepiring nasi goreng di atas meja.

"Baik, Bu."

Safira duduk di kursi tersenyum melihat nasi goreng spesial buatan ibunya. "Terima kasih, Bu. Masakan Ibu lebih enak lagi!" Puji Safira setelah suapan pertama.

"Ah, kamu ini bisa saja. Orang Ibu masak seperti biasanya," ucap Bu Kamila senang masakannya dipuji oleh anaknya.

"Sudah jangan dipuji terus. Nanti leher Ibumu tambah panjang," sela Pak Lukman.

"Mana ada! Makan makananmu sana!" tegur Bu Kamila tidak senang memukul lengan suaminya.

"Kamu hari ini rapih banget. Mau kemana?" tanya Pak Lukman.

"Mulai hari ini Safira akan bekerja di perusahaan Surya Company!" seru Safira mengumumkan berita bahagia.

"Benarkah kamu diterima kerja?" Ibu Kamila terkejut mendengar ucapan putrinya.

"Tentu saja itu benar. Aku kan berbakat!" Safira memuji diri sendiri.

"Ayahnya, dengar itu. Putri kita diterima bekerja di perusahaan besar!" Bu Kamila memegang lengan suaminya bahagia mendengar Safira mendapatkan pekerjaan.

"Iya aku dengar." Pak Lukman memegang tangan istrinya menghentikannya dari menggoyangkan dirinya. Dan lanjut berbicara, "Perusahaan Pak Bos itu perusahaan besar. Kamu harus giat dan rajin, jangan lupa bekerja keras. Yang terpenting harus hati-hati dan jaga diri."

Pak Lukman khawatir putrinya akan mendapat masalah jadi dia menasihatinya terlebih dahulu.

"Tentu. Safira akan ingat." Safira mengangguk patuh.

Selesai sarapan Safira berpamitan pada ayah dan ibunya. Kemudian pergi ke arah garasi mengeluarkan sepeda motornya yang berwarna merah.

Sepeda motor ini merupakan hadiah ulang tahun Safira yang ke 18 tahun.Sepeda motor inilah yang selalu menemaninya pergi kuliah. Soalnya dari sini ke universitas cukup jauh dan tidak ada kendaraan umum yang akan lewat di dekat perumahan ini. Karena itu Safira tinggal di asrama saat kuliah, hanya saat libur dia akan kembali menemui orang tuanya.

Dan sekarang sepeda motor ini juga yang akan menemaninya menuju tempat kerja barunya. Safira tersenyum lebar melihat motor merahnya.

Perusahaan yang agak jauh dari kediaman Mahendra setidaknya membutuhkan waktu 30 menit untuk berkendara menggunakan motor.

Safira mengendari motor dengan cepat agar bisa sampai di perusahaan lebih cepat. Akibatnya ....

Brukk!

"Ahhh!" Teriak Safira.

Saat belokan Safira tidak sengaja menabrak mobil yang datang dari arah kanan jalan.

Safira terjatuh bersama dengan motor.

Dan mobil yang ditabrak Safira segera berhenti.

"Tuan, sepertinya orang yang menabrak mobil jatuh," lapor pengemudi.

"Turun dan bantu." Terdengar suara dari orang yang disebut tuan yang duduk di belakang.

"Baik Tuan." Pengemudi membuka pintu mobil dan berlari menghampiri Safira yang terjatuh.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Pengemudi sambil membantu mendirikan motor Safira.

"Tidak apa-apa, Pak. Terima kasih," jawab Safira.

Safira melihat mobil yang sudah ditabraknya jadi baret, untungnya tidak penyok. Dia tidak tahu jenis apa mobil itu, tapi kelihatannya sangat mahal.

"Itu, mobil Bapak jadi lecet. Saya pasti akan ganti rugi. Saya saat ini sedang terburu-buru. Bapak bisa bawa mobil ke bengkel dan beri tahu saya biaya perbaikannya nanti. Saya akan meninggalkan nomor saya ke Bapak," ucap Safira cemas.

"Ah, ini. Tunggu sebentar, saya akan memberi tahu bos saya dulu," kata pengemudi, lalu menuju ke mobil.

"Tuan, gadis itu berkata akan mengganti rugi kerusakan mobil Tuan," ucap pengemudi setelah mengetuk jendela mobil belakang.

Safira mengikuti pengemudi dan melihat jendela pintu belakang mobil perlahan turun. Safira tertegun dan berhenti di jalurnya terkejut melihat wajah orang yang duduk di kursi belakang.

°°°°°

Terpopuler

Comments

aichan

aichan

ijin mampir kak dari grup nohuman❤️

2023-02-27

1

Mommy Lingling

Mommy Lingling

mobil tuan muda itu pasti😆jangan lupa di folback dan mampir yaa kakk

2023-02-23

2

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

semangat Thor ..
ayo ajukan kontrak...
agar mkn bnyak pembaca..

2023-02-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!