NovelToon NovelToon
Ruang Teduh Untuk Arkan

Ruang Teduh Untuk Arkan

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat
Popularitas:285.3k
Nilai: 5
Nama Author: sakabiya

Dalam setiap perceraian, korban paling nyata adalah anak. memiliki orang tua yang tidak pernah harmonis adalah pukulan telak untuk seorang anak yang sudah mulai mengerti arti sebuah keluarga, itulah yang dialami Arkana.

Diusia remaja yang butuh perhatian penuh dan bimbingan untuk menentukan jati diri, Arkan malah mengalami keterpurukan atas perceraian kedua orangtuanya. dia tidak menemukan kehangatan dan dia selalu mencari perhatian dengan cara brutalnya.

Mungkinkah akan ada ruang teduh untuknya merasakan kehangatan ??
Bisakah dia melewati masa transisinya dengan baik ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sakabiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dellusion

Tubuh Arkan begitu ringkih, sudah beberapa hari dia tidak mau makan. Dia juga tak bisa tidur dengan baik, dia benar-benar sangat sakit. Tapi kata dokter yang merawatnya, Arkan sudah lebih baik sekarang. Dia sudah bisa pulang ke rumah.

Ibu sedang membereskan barang-barang Arkan, Ibu tak kuasa melihat putra kesayangannya. Sembari melipat baju-baju dan memasukannya kedalam tas, hati ibu menjerit dan perih.

"Sementara waktu kamu tinggal sama ibu dulu ya," kata ibu.

"Gak!" sahut Arkan singkat.

"Ibu akan merawat kamu dengan baik, Ibu sudah membatalkan beberapa agenda untuk satu minggu ke depan!"

Arkan tak menjawab, dia masih menatap keluar jendela dengan pandangan yang kosong.

Bi Ija masuk bersama Ayah, keadaan kembali menjadi dingin dan canggung.

"Sudah siap?" tanya Ayah.

"Minggu ini aku yang merawatnya!" kata Ibu tegas.

"Urus saja pekerjaanmu! Bi Ija bisa merawat Arkan jauh lebih daik darimu!" kata Ayah memantik ketegangan yang lebih besar.

"Heh, aku ini Ibunya!"

"Arkan tetap di rumahku, kalau kamu mau menjenguknya kamu boleh datang ke rumah!" kata Ayah lalu berjalan mendekat kearah Arkan yang semakin muak dengan perselisihan antara kedua orang tuanya ini.

"Ayo, Mang Diman sudah menunggu," kata Ayah pada Arkan, Arkan memutar langkahnya lalu dia berlalu meninggalkan Ibu.

"Mari nyonya ...." pamit Bi Ija, sebenarnya Bi Ija kasihan melihat Ibu yang diabaikan begitu saja.

"Bi, tolong jaga Arkan ya ...." kata Ibu yang akhirnya pasrah.

"Tentu saja nyonya!" sahut Bi Ija.

Dalam perjalanan..

Arkan duduk di jok belakang bersama Bi Ija, dia tetap diam dan matanya masih menatap kearah luar jendela. Dia pandangi jalanan yang basah karena hujan mulai turun cukup deras sore ini.

"Oh iya, bagaimana keadaan Nina sekarang ya Pak? Apa kondisi kakinya mulai membaik?" tanya Bi Ija memecah kesunyian diantara mereka.

"Saya belum sempat menengok keadaannya lagi," sahut Ayah yang duduk di jok depan.

Laju mobil tertahan di lampu merah.

Tiba-tiba pandangan Arkan tertuju pada seseorang yang duduk sendiri di halte di sebrang jalan. Arkan memperhatikan lebih lekat lagi, ternyata itu sosok Nina yang sedang berteduh, Arkan juga melihat box donat dan tongkat siku yang Nina simpan di tiang halte.

Nina memang sedang berteduh, Ibu benar-benar tidak memberinya toleransi. Dalam keadaan cedera seperti ini pun Nina masih harus membantunya berjualan. Nina tak bisa menolak, dia terima perintah itu dengan lapang dada.

Arkan masih memperhatikan sosok Nina, entah apa yang dia pikirkan, yang pasti saat ini dia tidak melepaskan pandangannya dari Nina.

"Kasihan ya dia, saya pikir ... Nina itu adalah pribadi yang baik, dia tidak terlihat marah walau Ibu angkatnya tidak menjenguknya sama sekali," kata Bi Ija lagi. Diam-diam Arkan mendengarkan obrolan Bi Ija dan ayah, seketika Arkan memikirkan Nina terlebih terakhir kali mereka bertemu adalah pagi dimana Arkan dengan bengisnya menyeret Nina dari kamarnya lalu melemparnya sampai terhempas dan terguling di anak tangga.

Sepertinya Arkan mulai merasa menyesal, dia masih memperhatikan Nina. Hanya dirinya yang menyadari keberadaan Nina di halte itu.

Lampu kembali hijau dan Arkan tak bisa melihat Nina lagi, dia malah fokus memikirkan Nina saat ini. Mungkinkah hati Arkan mulai tersentuh?

***

Arkan terbaring di tempat tidurnya.

Waktu menunjukan jam 00.42, insomnia Arkan belum juga sembuh. Dia selalu kesulitan memejamkan matanya apalagi sejak sore tadi dia tak bisa berhenti memikirkan Lanina.

Dia pandangi meja belajarnya, dan disana ada buku-buku catatan Arkan yang tersusun rapi, lalu dia pandangi papan sterofoam di dindingnya, note yang Nina tinggalkan setiap selesai mengajar Arkan masih ada disana.

pain must go

life must go on

Kata-kata itu kembali berputar-putar dalam kepala Arkan, dia tatap tempat dimana Nina biasa terduduk dan Arkan juga melihat ilusi dimana Nina ada terduduk malam ini di tempat itu.

Arkan terpaku, saat ini dia merasakan kehadiran Nina di dekatnya, dia tatap ilusi itu dengan lekat, dia merasa Nina sedang tersenyum padanya saat ini.

"Bodoh!" gumamnya lalu tersenyum kecut.

"*G*ue catat yang penting-pentingnya aja ya...." Arkan kembali berdelusi, dia merasa ada Nina saat ini.

BRAKK

dan bayangan dirinya melempar buku catatannya ke muka Nina saat pertama Nina jadi guru privatnya tiba-tiba tampak dihadapan Arkan saat ini. Arkan tampak emosional.

Sepertinya malam ini dia di hantui oleh bayangan Nina yang sudah sering dia sakiti. Arkan semakin emosional, entah dia merasa bersalah dan menyesal, atau dia merasa terganggu saat ini.

"*W*alaupun sekarang orang tua lo hidup terpisah, tapi gue yakin mereka sangat menyayangi lo! Dan lo juga masih bisa melihat,menemui dan memeluk mereka. sedangkan gue? Gue gak tau dimana orangtua gue berada sekarang."

kata-kata Nina kembali terngiang dikepala sunyi Arkan, Arkan semakin termenung.

"*G*ue gak pernah tahu kabar mereka, bahkan ... kalau memang mereka sudah meninggal, gue gak tahu dimana letak makam mereka!"

Bayangan Nina masih lekat, bayangan saat Nina menceritakan kehidupannya yang menyedihkan dan Arkan ingat saat itu Arkan tidak percaya dan tidak peduli dengan hal itu.

Mungkinkah Arkan mulai melunak dengan semua delusi yang mengganggunya malam ini, Nina masih lekat dalam pikirannya malam ini. Arkan terus tebayang sosok gigih yang memaksanya untuk terus belajar itu.

Mungkinkah?

1
erviani
telat bgd ya cek cctv nya
erviani
baru mampir . .
Nurul Azzandy
Hai Ka biya
ko tokohnya sm kaya d platform sebelah y arkana n lalina 😂
Srie Hastuti
bagus... sangat mendidik u/anak muda yg mncari jati diri
Srie Hastuti
lanjuttt Thor... sampe dewasa
Srie Hastuti
lanjut Thor... sampe mereka nikah😁
Aan Nurhasanah
lanjut donk cerita nya sampai nina &arka dewasa👍👍👍
Aan Nurhasanah
kagum sama nini saking semangat nya bujuk arka belajar& sekolah lanjut kak👍👍👍
Tri Haryani
salut banget sama tokoh Lanina, banyak pelajaran hidup bisa diambil oleh Arkan dari Lanina
Choiriyah ArBy
sampai menikah punya anak
Sri Rahayuu
bagus, menginspirasi
Lia Yulia
q mampir kak🤗
🥰Dewimitohamasreka🥰
nagis aku thor😭😭😭😭
🥰Dewimitohamasreka🥰
bab pertama meyentuh, mari lanjutkan
Leni Fatmawati Fatmawati
aku yg nangis Thor,Nina baik bngt sih km
Leni Fatmawati Fatmawati
hadeuuhh udah kaya sinetron,aku kesel author
Leni Fatmawati Fatmawati
ga kerasa mata ku berair Thor,sakit aku thor
sry rahayu
ah.... so sweet
sry rahayu
ya Allah ... terharu banget....
sry rahayu
senangnya.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!