Bermain games memang sangat menyenangkan, terutama permainan truth or dare. Namun, bagaimana jika permainan itu justru menyebabkan kamu terperangkap dalam lembah cinta si mafia kejam?
Itulah yang dialami Quennara Azwa Walters, gadis cantik berusia 20 tahun yang merupakan putri dari Salman Walters, pimpinan Walters group yang dikenal hebat.
Queen harus menghadapi masalah besar, dimana dia menjadi incaran mafia kelas kakap yang tak lain ialah Bryce Jeevan Ivander, atau yang biasa orang kenal sebagai 'mister Jeevan'.
Semuanya terjadi akibat Queen mengikuti permainan truth or dare bersama teman-temannya, dia harus melakukan dare yakni mencium pria tampan di dalam cafe yang mana pria itu adalah Jeevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon patrickgansuwu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24. Tidak tahan
Jeevan terpaksa keluar dari kamar dan meninggalkan Queen sendirian disana, tak lupa ia mengunci pintu agar wanita itu tidak bisa mengikutinya dan mendengar pembicaraan ia dengan Tom di telpon.
Jeevan juga terpaksa menyudahi aktivitas panasnya dengan Queen, meski ia belum mendapat pelepasan dan kepuasan. Ia tidak ingin Queen mengetahui apa yang sudah ia rencanakan bersama Tom sebelumnya.
📞"Halo Tom! Kenapa kamu ceroboh sekali? Harusnya kamu pastikan dulu siapa yang angkat telponnya, jangan langsung bicara! Kalau Queen sampai curiga gimana?" geram Jeevan.
📞"Ma-maaf bos! Saya kira tadi yang mengangkat itu bos, abisnya kenapa hp bos bisa dipegang sama Queen? Emang bos lagi ngapain tadi?" ucap Tom.
📞"Eee sudahlah jangan dibahas! Itu gak penting, sekarang kamu ceritakan lagi semuanya dari awal sama saya! Bagaimana dengan para wanita sahabat Queen itu?" ucap Jeevan.
📞"Baik bos! Jadi begini, saya sudah berhasil bawa perempuan-perempuan itu masuk ke dalam. Mereka sekarang lagi bergerak lewat pintu samping, bos bisa lakukan selanjutnya sesuai yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Dan saya akan tetap berakting seolah semua ini adalah bagian dari penyelamatan Queen," ucap Tom.
📞"Bagus Tom! Kamu pantau terus mereka dari layar laptop kamu, kabari kalau mereka sudah dekat dengan tempat saya!" titah Jeevan.
📞"Siap bos! Kalau begitu saya tutup dulu telponnya, bos stay saja disana!" ucap Tom.
📞"Ya, saya akan perintahkan Alden dan pasukannya untuk bersiap. Kamu kabari terus!" ucap Jeevan.
📞"Iya bos," ucap Tom singkat.
Setelahnya, Jeevan langsung memutus telpon dan bergerak menuju ruang kerja untuk menemui Alden serta beberapa pasukannya.
"Alden!" panggil Jeevan cukup tegas.
"Ah iya bos, ada apa?" tanya Alden.
"Gadis-gadis kecil itu sudah masuk perangkap, mereka akan menjadi aset berharga bagi saya. Kamu dan pasukan kamu lakukan tugas kalian sekarang, tangkap mereka!" jelas Jeevan.
"Baik bos!" ucap Alden patuh.
"Semuanya, ayo bergerak!" Alden mengajak pasukannya dan langsung pergi menuju tempat teman-teman Queen berada.
Sementara Jeevan tetap disana sambil tersenyum memegangi bagian bawahnya yang masih terasa sakit akibat permainan yang belum ia selesaikan bersama Queen tadi.
"Huh saya harus kembali temui Queen! Gak bisa saya fokus kalo kayak gini," batin Jeevan.
Namun, pria itu terkejut saat Fritzy ada di belakangnya. Insting kelelakian nya kembali menegang karena itu.
"Fritzy, kamu ngapain disini?" tanya Jeevan.
"Sa-saya kan kerja disini bos, tadi saya cuma dari kamar mandi," jawab Fritzy.
"Ohh, yaudah kerja sana!" suruh Jeevan.
"Bos ngapain disini? Cari saya ya?" tanya Fritzy.
"Ge'er banget sih kamu! Saya tadi ada urusan sama Alden, tapi sekarang udah selesai. Saya mau kembali ke kamar, tolong kamu pastikan tidak ada yang mengganggu saya!" ucap Jeevan.
"Baik bos! Nanti siapapun yang mau temui bos, akan saya halangi," ucap Fritzy.
"Ya bagus! Sudah ya, saya udah gak tahan. Kamu kerja aja yang bener!" ucap Jeevan.
"I-iya bos," lirih Fritzy.
Jeevan pun bergerak cepat menuju kamar tempat Queen berada, meninggalkan Fritzy yang masih dengan wajah bingung.
"Itu bos Jeevan kenapa sih? Terus tadi maksudnya gak tahan itu, gak tahan apa ya? Aneh banget!" gumam Fritzy.
Akhirnya Fritzy menarik kursi dan duduk di tempatnya, gadis itu berusaha tidak memikirkan Jeevan yang bertingkah aneh tadi.
•
•
Sementara itu, Aulia serta kedua temannya telah berhasil memasuki rumah Jeevan melalui pintu samping.
Semuanya terlihat mudah bagi mereka bertiga, belum ada tanda-tanda petugas di sekitar sana yang berjaga.
"Aul, kok ini rumah sepi banget ya? Penjaganya pada kemana coba?" tanya Lova.
"Gak tahu, mungkin mereka lagi istirahat berjamaah. Udah lah gausah dipikirin, yang penting kita bisa bebasin Queen dari tempat ini! Kalian mau Queen selamat kan?" ucap Aulia.
"Ya mau lah, gue gak tega kalo Queen lama-lama disini!" ujar Lova.
"Yaudah, ayo masuk!" ajak Aulia.
Mereka kembali melangkah secara perlahan memasuki rumah itu, masih belum juga ada tanda-tanda penjaga yang akan muncul.
"Psstt hey Aulia!"
Tiba-tiba terdengar suara Tom dari alat komunikasi yang mereka kenakan.
"Hah iya? Kenapa Tom? Lo lihat ada orang dari layar cctv itu?" tanya Aulia pada Tom lewat sebuah alat komunikasi.
"Enggak, tapi gue udah tahu Queen dimana. Kalian bisa langsung kesitu, tapi pelan-pelan ya!" jawab Tom.
"Serius lo? Terus dimana Queen?" tanya Aulia.
"Dia ada di kamar paling pojok, lantai tiga rumah ini. Kalian jalan aja, nanti gue kasih tahu arahnya!" jawab Tom.
"Oke oke, thanks banget ya Tom! Kalo gak ada lu, kita gak tahu deh bakal gimana," ucap Aulia.
"Iya, udah cepetan gerak jangan diem disitu terus! Ada dua penjaga yang mau datang ke arah kalian, cepet pergi!" perintah Tom.
"Hah? Iya iya.." Aulia sontak panik dan langsung mengajak teman-temannya pergi.
Namun, alangkah terkejutnya mereka ketika Alden bersama rombongan pasukannya sudah berdiri di depan mereka saat ini dengan senyum seringai.
"Hahaha, penyusup! Kalian pikir kalian bisa masuk kesini tanpa ketahuan, ha? Kalian salah, karena kita sudah tahu semua yang kalian lakukan. Jadi, menyerah lah gadis payah!" ucap Alden.
"Gawat! Gimana ini Aul? Gue gak mau bernasib sama kayak Queen, gue masih pengen hidup!" bisik Nina ketakutan.
"Sssttt tenang dulu!" pinta Aulia.
"Tenang gimana? Mereka banyak banget, kita bisa mampus kalo tetep disini, mending kita kabur yuk!" ujar Nina.
"Gue setuju, ayo kita cabut dari sini!" sahut Lova.
"Bentar, gue minta saran dari Tom dulu. Siapa tahu dia punya ide," ucap Aulia.
"Ah kelamaan, udah ayo cabut!" ucap Nina.
Disaat mereka berbalik dan hendak pergi, semuanya terlambat. Ya mereka sudah dikepung dari dua arah berlawanan dan tidak bisa pergi kemana-mana.
"Mau kemana? Kalian udah terjebak dengan permainan kalian sendiri," kekeh orang itu.
"Sial!" umpat Aulia pelan.
•
•
Tom langsung mematikan alat komunikasi yang dia gunakan untuk bicara dengan para gadis itu, ia juga menutup layar laptop karena tidak sanggup melihat apa yang akan terjadi pada mereka.
"Huft, sorry guys! Gue terpaksa lakuin ini, semoga kalian baik-baik aja ya dan si bos gak macam-macam sama kalian!" ucap Tom.
Tom pun turun dari mobil sembari membawa laptop miliknya, seketika dia terkejut melihat rombongan mobil hitam datang ke rumah tersebut dan berhenti tepat di halaman depan.
"Hah itu siapa??" gumamnya.
Tak lama, Tom melihat pintu salah satu mobil terbuka. Seorang pria keluar dari sana bersama seorang wanita, ya mereka adalah Salman dan Dinda.
Mata Tom terbelalak begitu menyaksikannya, kini ia tahu mengapa Dinda tidak mau bergabung dengannya tadi, rupanya gadis itu sudah melapor pada sang ayah dari Queen.
"Sialan! Gue kecolongan, pasti si Dinda udah bocorin semuanya ke Salman!" ujar Tom.
"Gue harus lapor ke bos Jeevan sekarang! Pasukannya banyak banget lagi, bisa gawat dan kacau ini mah!" sambungnya.
Tom mencoba menghubungi Jeevan, tetapi tidak diangkat oleh pria itu.
"Haish, si bos kemana sih?!" geram Tom.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
tapi si Fritzy apa mengenal Queen 🤔
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗