Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.
Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!
Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.
Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!
Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?
Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Davina Pov
Rupanya tinggal bersama Om Dave tak hanya memberikan rasa nyaman dan kebahagiaan untukku, tapi juga memberikan sedikit manfaat dalam hal memasak.
Terbiasa melihat Om Dave menyiapkan sarapan dan makan malam, aku jadi ikut belajar bagaimana caranya membuat hidangan yang enak. Tak jarang Om Dave mengajariku dengan sabar.
Di balik sikap dingin dan ketus yang dia milik, aku rasa tak ada yang percaya jika Om Dave benar-benar mengajariku cara memasak. Aku rasa sifat dinginnya sudah mulai mencair seiring berjalannya waktu. Walaupun tak bisa hilang.
Ku lirik jam yang sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tak biasanya Om Dave masih berada di kantor hingga malam.
Selama aku berada disini, Om Dave selalu pulang pukul 5 sore.
Sejak tadi aku ingin menghubunginya, tapi takut mengganggu.
Mataku berbinar saat melihat notifikasi pesan dari Om Dave. Apa dia bisa merasakan kalau saat ini aku mengkhawatirkannya.?
Segera ku bukan pesan singkat dari Om Dave.
"Kalau mau makan, delivery saja."
"Saya pulang larut malam. Nggak usah nungguin saya."
Membaca pesan Om Dave hanya membuat suasana hatiku memburuk. Rasanya sedih dan kecewa mendengar Om Dave pulang malam.
Apa semalam itu sampai menyuruhku makan sendiri dan melarangku untuk menunggunya.
Aku tak menuruti perintah Om Dave. Dibanding delivery, aku memilih untuk memasak spaghetti.
Rasanya benar-benar aneh mengetahui Om Dave pulang terlambat. Sedih karna tak bisa melihatnya sejak pagi.
Selesai makan, aku memilih untuk menunggu Om Dave. Tak peduli walaupun dia melarangku untuk menunggunya.
Ternyatanya sia-sia saja aku menunggu Om Dave. Karna sampai pukul 12 malam, Om Dave tak kunjung menampakkan diri.
Aku sampai menahan kantuk sejak tadi, sampai akhirnya aku menyerah dan memilih untuk tidur di sofa.
...****...
Suara langkah kaki membuatku terbangun. Ku lihat Om Dave yang berjalan ke arah kamarnya.
Sembari bangun dari sofa, aku melirik jam dinding.
Om Dave bukan pulang larut malam, melainkan pulang pagi. Karna sekarang sudah pukul 5 pagi.
Kemana Om Dave semalam.? Benarkah dia berada di kantor hingga sepagi ini.?
"Om,, kenapa baru pulang.?" Aku langsung menghampirinya. Om Dave menghentikan langkah tepat di depan pintu kamarnya.
"Saya banyak pekerjaan." Sahutnya tanpa menatap mataku.
Aku semakin mendekat pada Om Dave karna mencium bau alkohol yang menguar dari mulutnya.
Indera penciumanku tak bermasalah, aku yakin Om Dave baru meminum alkohol.
"Aku rasa Om Dave harus membersihkan diri dulu. Bau alkoholnya sangat menyengat." Kataku. Ku tatap wajah Om Dave yang terlihat penuh beban, atau mungkin karna kelelahan.?
"Sudah saya bilang jangan menunggu, kenapa keras kepala sekali.!"
"Untuk apa tidur di sofa kalau banyak ranjang disini." Tegurnya. Setelah itu Om Dave masuk kedalam kamar begitu saja.
Om Dave terlihat enggan membahas komentarku tentang bau alkohol dari mulutnya.
Sebenarnya ada apa dengan Om Dave.?
Aku tak mengerti kehidupan orang dewasa. Mereka terlalu sibuk bekerja, seperti tak memikirkan kesehatan dan kebahagiaannya sendiri.
...*****...
Aku mencoba membuat sarapan karna Om Dave tak kunjung keluar dari kamar.
Setelah pukul 7, Om Dave baru menampakkan dirinya di dapur untuk meneguk air minum.
Dia tak mengatakan apapun, bahkan tak menatapku meski berjalan melewati ku.
Sebenarnya ada masalah apa.? Kenapa aku merasa ada berbeda dari Om Dave sejak dia pulang.
"Om mau makan.? Aku sudah selesai buat sarapan." Tawarku.
"Hemm,,," Om Dave hanya berdehem sembari mengangguk, setelah itu bergabung di meja makan dengan duduk di depanku.
"Selesai sarapan, kemasi baju-bajumu."
Perintah Om Dave membuatku kaget. Aku langsung berfikir kalau Om Dave akan menyuruhku pergi dari apartemennya.
"Aku nggak boleh tinggal disini lagi.?" Tanyaku lirih. Rasanya sedih sekali harus keluar dari apartemen ini setelah lebih dari 1 minggu tinggal bersama Om Dave.
"Lebih baik kamu pulang, jangan buat Papa kamu curiga."
"Sudah terlalu lama kamu disini."
Om Dave terlihat santai dan biasa saja saat menyuruhku pulang dan meninggalkan apartemennya.
Bukankah dia sendiri yang memintaku untuk tinggal disini selama 2 minggu.? Sekarang bahkan baru hari ke 10, kenapa Om Dave sudah menyuruhku pulang.
"Iya Om,," Aku menurut saja. Malas rasanya untuk meminta penjelasan darinya.
Mungkin memang Om Dave tak mau lagi melihatku ada disini.
Setelah menghabiskan sarapan ku. Aku pamit ke kamar untuk mengemasi baju dan perlengkapan kuliahku. Walaupun tak banyak, tapi harus menggunakan 1 koper besar.
Aku tidak tau kenapa rasanya seperti ini. Mungkinkah aku terlalu menaruh perasaan pada Om Dave sampai merasa sangat sedih. Padahal aku masih bisa datang kemari dan bertemu dengannya.
"Sudah selesai.?" Om Dave berjalan memasuki kamar yang aku tempati.
Aku hanya mengangguk, lalu beranjak sembari menarik koper.
"Biar saya bawakan." Om Dave hendak mengambil koper dari tanganku, namun aku menolaknya.
"Nggak usah Om, aku bisa bawa sendiri kok. Ini nggak berat."
Om Dave seketika diam. Tatapan matanya seolah sedang menelisik. Apa perubahan sikapku terlalu mencolok.? Kenapa Om Dave menatap heran padaku.
"Makasih Om, aku pulang dulu,," Aku beranjak keluar dari kamar, buru-buru untuk meninggalkan apartemen. Walaupun sebenarnya masih ingin tinggal disini bersama Om Dave.
...*****...
Aku tak pernah bertemu dengan Om Dave lagi sejak hari itu. Tepatnya sudah 4 hari yang lalu.
Sebenarnya bisa saja aku bertemu dengan Om Dave di rumah Mama Sandra. Tapi setiap kali Farrel bilang kalau Om Dave akan datang, aku selalu mencari alasan untuk pergi dari rumah Mama Sandra.
Entah kenapa aku jadi ingin menghindar dari Om Dave semenjak Om Dave menyuruhku meninggalkan apartemennya.
Rupanya hal itu cukup membuatku kecewa padanya. Alasan Om Dave sama sekali tak masuk akal. Hanya karna tidak mau Papaku curiga, lantas Om Dave memintaku untuk pulang sedangkan aku sudah tinggal di sana selama 10 hari.
Kalau memang itu alasannya, kenapa harus menunggu sampai selama itu.
Om Dave benar-benar menyebalkan.!
"Ini anak dari kemaren ngelamun aja kerjaannya."
Farrel menyelonong masuk ke dalam kamarku dan ikut duduk di sisi ranjang.
Aku memang sedang berada di rumah Mama Sandra sejak pulang kuliah, karna sore ini Papa dan Mama Sandra akan pulang.
"Dari pada jail kayak kakak.! Ngeselin." Sahutku.
"Ngeselin apa ngangenin.?" Godanya.
"1 jam lagi Mama sama Papa sampai di bandara, kamu mau ikut jemput nggak.?" Tawar Farrel.
"Kita berdua.?" Tanyaku.
"Biasa sama Om, orangnya udah nungguin di bawah."
Aku langsung bilang tak mau ikut setelah tau kalau Om Dave juga akan menjemput ke bandara. Dengan alasan sakit perut, aku menghindari pergi bersama Om Dave.
Untung saja Farrel percaya. Karna dia tau saat ini aku sedang kedatangan tamu bulan.
Om Dave memang tidak salah, tapi kenapa aku jadi malas melihatnya. Rasanya masih kesal padanya.
Aku langsung menoleh saat mendengar suara pintu terbuka. Ada apa lagi kak Farrel masuk ke kamarku. Apa dia belum berangkat ke bandara.?
Padahal sudah keluar dari kamarku 15 menit yang lalu.
"Ada apa lagi kak,,,
Seketika aku terdiam karna mendapati Om Dave yang masuk ke kamarku.
"Om Dave. Ada apa.?"
Aku tidak tau apa yang membuat Om Dave masuk ke kamarku. Dia diam saja, menutup pintu dan menguncinya. Kemudian berjalan mendekat ke arahku.
Jangan lupa vote🥰. khusus hari senin double up🤪
...*****...
...Pengumuman Pemenang Giveaway ke 10...
1. Dian Rahmawati
2. Nazzalla Kinan
3. Sriwati Ika Ferbriana
4. Jenniee
Selamat untuk 4 pemenang, silahkan kirim DM ke instagram r.wulland. Kirim screenshot akun noveltoon masing² + No. HP.