NovelToon NovelToon
Mahabbah Cinta Khalisa

Mahabbah Cinta Khalisa

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa-Percintaan bebas / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:290.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mirna Samsiyah

"Apa itu mahabbah?"

Ketika mendapat pertanyaan itu Khalisa tidak bisa mendapat jawabannya hanya dengan berpikir satu atau dua hari, meski telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memahami apa itu mahabbah ia tak akan bisa betul-betul mengerti.

Namun ada satu orang yang membuat Khalisa merasa jika dekat dengannya maka ia juga dekat dengan sang pencipta—dekat pula pada arti dari mahabbah.

Suatu hari di pertengahan bulan suci ramadhan, ia mengungkapkan perasaannya berharap mereka memiliki rasa yang sama dan mau menjalani ibadah paling lama yakni pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Samsiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22

Kampus utama UII yang menyajikan pemandangan indah gunung merapi perlahan sepi, satu per satu mahasiswa meninggalkan kampus setelah menyelesaikan kelas. Hanya ada beberapa mahasiswa yang melakukan kegiatan organisasi masih berada di sekitar kampus.

Levin baru keluar dari laboratorium, sambil berjalan ia melepas jubah putih yang dipakainya selama melakukan praktikum. Sepasang matanya menyipit ketika cahaya matahari siang mengenai wajahnya. Kulitnya yang putih tampak berkilau saat terkenal pantulan cahaya matahari.

"Khalisa!" Levin spontan berseru melihat Khalisa berada tak jauh di depannya, gadis bergamis putih itu menghentikan langkahnya dan menoleh. Levin setengah berlari menghampiri Khalisa.

"Ko Levin baru keluar?" Sapa Khalisa.

"Iya, aku dengar Ama Renata dateng kesini ya"

"Iya sama Ai juga, Koko langsung pulang?"

"Aku mau ke masjid dulu, anak-anak lain lagi latihan qiraah untuk persiapan lomba MTQ."

Mereka melangkah santai melewati jalan yang kanan kirinya terdapat pohon sawo dan kurma sehingga tidak terlalu panas walaupun matahari sangat terik.

Khalisa berpikir jika mahasiswa yang hendak mengikuti MTQ melakukan latihan bersama itu artinya Azfan juga ada disana. Kebetulan sejak pagi tadi Khalisa mencari keberadaan Azfan hanya saja kampus UII yang luas membuatnya kesulitan mencari cowok itu.

"Khalisa mau ikut?" Tanya Levin.

"Boleh." Khalisa mengangguk, sekalian saja ia menemui Azfan disana.

Levin tersenyum lebar mendengar itu. Tahun lalu Levin sempat mengikuti lomba tersebut sehingga ia diminta untuk membagikan pengalamannya dengan mahasiswa lain yang hendak ikut serta tahun ini.

Sesampainya di masjid sudah ada beberapa mahasiswa yang hadir termasuk Azfan yang dari tadi Khalisa cari.

"Assalamualaikum, saya boleh gabung nggak?" Khalisa menyapa semuanya.

Mendengar suara itu Azfan otomatis mendongak, benar itu adalah Khalisa.

"Waalaikumussalam." Jawab mereka serempak, "boleh-boleh silahkan." Mereka dengan senang hati mengizinkan Khalisa bergabung.

"Khalisa ikut lomba juga?" Tanya Syifa.

"Enggak kok, aku cuma pengen lihat latihannya." Jawab Khalisa seraya duduk di atas karpet coklat bergabung dengan mahasiswi lain.

"Nah itu salah satu pelatih kami datang." Syifa melihat ke arah pintu.

"Siapa?" Khalisa mengikuti arah pandang Syifa, seorang lelaki bertubuh atletis dengan alis dan bulu mata tebal serta tulang hidung tinggi memasuki masjid. Dari wajahnya terlihat bahwa lelaki itu adalah keturunan Arab.

"Namanya Fawas anak dosen agama." Bisik Syifa berpikir bahwa mungkin saja Khalisa ingin mengetahui identitas lelaki itu.

"Agama apa?" Khalisa menoleh pada Syifa setelah lelaki bernama Fawas itu duduk di depan sana.

"Agama Islam lah apalagi?"

Khalisa terkekeh menyadari kebodohannya sendiri karena Fawas memiliki wajah keturunan Arab maka tentu saja ia seorang muslim.

"Oh anak Pak Husein."

"Bener, ganteng kan." Syifa kembali berbisik.

Bukan melihat Fawas, Khalisa justru salah fokus pada Azfan yang melihatnya. Mereka beradu pandang lalu tersenyum dan menunduk bersamaan. Mereka mengendalikan diri untuk tidak berpandangan terlalu lama.

"Ganteng." Lirih Khalisa.

"Tuh bener kan."

"Hah?" Khalisa melongo lalu nyengir karena sepertinya mereka membicarakan dua orang yang berbeda.

Fawas membuka pertemuan siang itu, Hasan dan beberapa mahasiswa yang pernah mengikuti lomba MTQ juga duduk di depan sana termasuk Levin.

Suara merdu Fawas memenuhi masjid ketika ia membaca surat Al-Kahfi ayat 10 dengan irama yang indah untuk memberi contoh kepada mahasiswa lain.

Khalisa mengusap lengannya yang terasa dingin karena merinding mendengar lantunan ayat Al-Qur'an tersebut.

"Suaranya bagus sekali." Puji Syifa.

"Suara kamu juga bagus." Khalisa tersenyum pada mahasiswi fakultas hukum seangkatannya itu. "Itu kenapa Kak Hasan menunjuk mu."

"Kamu emang paling pinter puji orang." Syifa menepuk-nepuk paha Khalisa.

Fawas menyelesaikan bacaannya dan memberi beberapa tips membaca Al-Qur'an agar terdengar indah dan kuat dalam pernapasan.

Beberapa saat kemudian Azfan meminta maaf dan izin pulang lebih dulu karena ia harus bekerja. Sebenarnya Azfan sangat ingin mengikuti latihan itu hingga selesai tapi ia juga tidak bisa bolos kerja apalagi ia termasuk baru bekerja di tempat itu.

"Aku pergi dulu ya." Pamit Khalisa pada Syifa.

"Kemana?" Syifa melihat Khalisa berjalan cepat keluar masjid sehingga tak sempat menjawab pertanyaannya.

Levin heran melihat Khalisa pergi begitu cepat padahal baru saja bilang ingin mengikuti jalannya latihan itu.

"Azfan!" Panggil Khalisa, ia setengah berlari mengejar Azfan yang sudah cukup jauh padahal cowok itu baru saja keluar dari masjid.

Azfan menoleh melihat Khalisa berlari menghampirinya, ia ingin bilang bahwa Khalisa tak perlu berlari karena ia juga pasti sabar menunggu gadis itu sampai ke tempatnya.

Pipi Khalisa memerah terkena panasnya matahari, ia melindungi matanya dengan satu tangan karena silau.

Azfan bergerak ke sisi kiri Khalisa untuk melindungi gadis itu dari sinar matahari, "kenapa Khalisa?" Tanya nya.

Khalisa membuka resleting ransel nya dan mengeluarkan sebuah box hitam dari dalam ransel tersebut.

"Semoga kamu belum beli hp baru." Khalisa menyodorkan box berisi ponsel itu kepada Azfan.

Azfan tidak mau menerima box tersebut karena apapun alasannya ia tak berhak menerima apapun dari Khalisa apalagi barang mahal seperti ponsel.

"Aku lihat banyak hp di apartemen Rindang karena dia sering dapat endorse beberapa merek hp jadi aku minta satu dari pada nggak terpakai, apalagi waktu itu gara-gara aku hp kamu jatuh dan pecah."

Azfan melihat Khalisa ragu meski ia tak menemukan kebohongan di wajah gadis itu.

"Aku nggak bohong, aku lihat hp itu nganggur sejak berminggu-minggu yang lalu di meja Rindang, aku yakin di tangan kamu hp ini lebih bermanfaat."

Azfan masih terdiam enggan menerima ponsel yang masih lengkap dengan box nya tersebut, ia bisa membaca merek ponsel itu yang tertulis di salah satu sisi box nya. Itu juga termasuk mereka ponsel yang cukup mahal bagi orang sepertinya.

"Pakai aja dulu nanti kalau kamu mau beli yang baru, hp ini boleh ditaruh aja."

Dengan gerakan ragu Azfan menerima ponsel itu karena ia juga tak kuasa membiarkan tangan Khalisa nganggur terlalu lama di udara.

"Kamu boleh periksa kalau itu bukan hp baru jadi kamu nggak perlu merasa terbebani."

"Makasih Khalisa, sampaikan terimakasih ku juga pada Rindang."

Khalisa mengangguk, "Rindang pasti seneng karena akhirnya hp ini bisa bermanfaat."

"Khalisa, ya ampun aku nyariin kamu kemana-mana ternyata disini."

Perhatian Azfan dan Khalisa teralih pada sosok gadis yang menaiki motor dan berhenti tak jauh dari mereka. Itu adalah Huma yang bersungut-sungut karena tidak segera menemukan Khalisa padahal tadi mereka berada di kelas yang sama.

"Aku duluan ya, keburu ngomel lagi itu si Humaira." Khalisa melambaikan tangan pada Azfan sebelum menghampiri Huma dan naik ke atas motor.

"Makasih Khalisa." Azfan setengah berteriak melambaikan tangan pada Khalisa. Itu adalah kebiasaan Khalisa melambaikan tangan dan Azfan menirukannya.

Khalisa sempat menoleh dan tersenyum sebelum motor Huma membawanya lebih jauh menuju gerbang utama kampus.

******

Azfan memandangi box bertuliskan salah satu merek ponsel tersebut, ia belum membukanya sejak tadi siang karena langsung pergi bekerja. Sekarang Azfan baru punya banyak waktu untuk membukanya setelah menyelesaikan shalat isya' dan tilawah Al-Qur'an.

"Ini kelihatan seperti baru." Gumam Azfan setelah mengeluarkan benda pipih berwarna hitam itu.

Azfan meraih ponsel lama nya yang sudah pecah dimana-mana untuk memindahkan kartunya ke ponsel pemberian Khalisa tadi.

"Alhamdulillah." Ucap Azfan karena rezeki datangnya tidak terduga. Paling tidak Azfan tak perlu memecah celengannya untuk membeli ponsel baru sehingga ia bisa menggunakan uang itu untuk keperluan lain.

"Foto Khalisa?" Azfan mengerutkan kening melihat salah satu foto di galeri, itu adalah foto Khalisa saat makan. Pasti Rindang mengambil foto tersebut tanpa sepengetahuan Khalisa.

"Cantik." Gumam Azfan tanpa sadar, tapi ia segera menghapus foto tersebut karena tak seharusnya melihat foto Khalisa tanpa izin.

Azfan meletakkan dua ponsel yang terlihat sangat jauh berbeda, ponsel lama nya sudah tidak berbentuk sedangkan ponsel milik Rindang masih mulus tanpa lecet. Tiba-tiba Azfan merasa bahwa itu mirip dirinya dengan Khalisa. Tak seharusnya Azfan memiliki perasaan terhadap Khalisa yang memiliki segalanya. Azfan akan selalu memiliki perasaan tidak pantas untuk Khalisa karena dunia mereka memang berbeda.

"Jangan merasa spesial Azfan, dia hanya kasihan padamu." Azfan memeringatkan dirinya sendiri, karena kemurahan hati Khalisa ia jadi merasa istimewa padahal tidak sama sekali. Khalisa memang baik kepada semua orang.

"Apa yang kau punya?" Azfan menatap ponsel lama nya, "bahkan untuk ikut latihan saja kamu tidak bisa karena harus kerja, kamu terlalu tidak pantas untuk Khalisa yang sempurna."

1
Mirna
Luar biasa
Kamrah Azizah
kereeen bageet
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Rochis Khikma
mksh kk akhirnya happy ending...oh ya ada kelanjutannya untuk anak2 mereka gk kk?
Mirna: Udah ga ada kayaknya, ga kepikiran bikin lagi 😁
total 1 replies
Nina
di tunggu cerita yang baru kak mirna
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Marsha Andini Sasmita
👍👍👍❤️👍👍👍
Marsha Andini Sasmita
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Titin Erawati
sukses selalu Thor, ditunggu cerita yg lainya,jgn lupa jaga kesehatan ♥️♥️♥️♥️♥️
34. Tiara Atikah
bagus banget😘😘😘😍
Mirna: Wah makasih Kak Tiara Atikah, nama kamu mirip Mahira—Mahira Atiqah 😁
total 1 replies
Jauza Lesmono
sukses terus kak dan di tunggu karya karya selanjutnya,salam sehat
Mirna: Makasih Kakak 😍
total 1 replies
RINAWATI AZZA
buat crita azka dewasa donk mbk...
Mirna: Nggak bosen sama keluarga Alindra? 🤣
total 1 replies
૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ
kak Mirna... sayangku..
makasih jg udah kasih kita bacaan yg positif bgt.. aku tunggu karyamu yg lain kak.. sukses terus kaka sayang...😘😘
q bakal kangen ma mereka pasti..😥
૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ: insyaa Allah ka Mirna...
kpn launching karya baru nih..hehe
Mirna: Makasih Akak Uyun sayangkuu 😍
Tetap setiap sama aku yah 😁
total 2 replies
Fat Tonah
terimakasih kasih telah update sebenarnya ndk terima cerita ni berakhir tp d tnggu novel dan cerita lain berikutnya love sekebon untuk authorx love love love
Mirna: Wah love dua kebon buat Kak Fat, makasih udah baca Mahabbah Cinta Khalisa
total 1 replies
૦ 𝚎 ɏ ꄲ 𝙚 ռ
Alhamdulillah... selamat Abi n umma. ...
Bundanya Abhipraya
hemm ga rela tamat dehhh
Bundanya Abhipraya
suka bgt persahabatan mereka...
Bundanya Abhipraya
selamat ya azka punya dede bayi cantikk... yg akur2.
Lusia
jangan tamat dulu ya kk, panjangin aja gak akan bosen
Mirna
yang pada nanya Zulaikha, fotonya ada di tengah-tengah Papa dan Mama nya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!