NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.
Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mempu mematahkan semangat nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Gio membawa Ara menuju rooftop, diikuti oleh sahabat-sahabat Ara, ditambah Lucas. Mereka semua berkumpul. Gio dan Ara duduk di sofa, sementara yang lainnya memilih duduk lesehan.

"Sumpah, gue gedek banget sama abang lo itu, Ra," ujar Varo, masih kesal dengan Arga.

"Apa lagi gue. Tiap hari bareng dia, tiap hari juga gue denger dia benci sama Ara," timpal Lucas.

"Terus, kenapa lo tiba-tiba belain Ara?" tanya El penasaran.

"Iya, biasanya kan lo gak pernah tuh belain sahabat gue," tambah Manda.

"Eh, walaupun dulu gue gak belain Ara, bukan berarti gue benci dia. Gue cuma males aja waktu itu. Maaf, ya. Lo tau kan gimana si Ara dulu ngejar Gavin, ditambah lagi penampilannya waktu itu. Itu yang bikin gue gak suka, bukan benci," jelas Lucas panjang lebar.

"Tapi bener gak sih ada yang gak beres sama tuh anak? Maksudnya, Vania? Soalnya gue pernah liat dia kayak benci banget sama Ara, apalagi tatapannya," tanya Lucas, mencoba membahas Vania.

"Udah, ah. Males gue bahas si jalang itu. Mending bahas yang lain," potong Azka dengan nada malas.

"Tapi, Ra, gue kepo banget. Gue mau nanya sesuatu sama lo, boleh gak?" tanya Lucas kepada Ara.

Ara menatap Lucas dan menaikkan alisnya, seolah bertanya, "Apa?"

"Vania pernah bilang kalau lo sering keluar malam. Terus, dia juga bilang kalau lo kerja jadi jalang gitu. Maaf, ya, jangan tersinggung. Gue cuma nanya," ujar Lucas hati-hati.

"Hahaha! Jadi lo percaya gitu sama omongan si nenek lampir?" tanya Azka sambil tertawa. Semua yang ada di sana pun ikut menertawakan Lucas.

Lucas yang jadi bahan tertawaan pun kesal. "Kalau gue mana percaya. Makanya gue nanya langsung sama Ara," ucap Lucas sambil memanyunkan bibirnya.

"Lagian, ya, si Ara gak ada waktu buat jawab pertanyaan lo itu. Tapi lo tunggu aja, cepat atau lambat lo bakal tau sendiri," sela Jessika di tengah tawanya.

"Tapi gue serius. Gue udah gedek banget sama tuh anak. Kalau emang ada yang gak beres, gue mau bantuin kalian dong," pinta Lucas dengan nada memohon seperti anak kecil.

"Wajah lo biasa aja. Jijik gue," balas Jessika sambil mencibir.

"Kalau butuh bantuan, hubungin aku, ya. Aku juga udah tau tentang tuh anak. Jadi, kalau butuh bantuan, kabarin aku, oke?" ucap Gio dengan nada lembut kepada Ara. Ucapannya membuat semua orang menatap Gio dengan heran. Ketua geng Bruiser yang biasanya datar dan dingin ternyata bisa juga bersikap lembut.

"Hmm," jawab Ara singkat, kembali ke ekspresi datarnya.

"Udah, woi! Itu udah bel pulang. Nggak mau pulang kalian?" ucap Manda saat mendengar bel pulang berbunyi. "Yok lah, cabut!" sahut Azka, yang sudah berdiri bersama Varo, El, dan Lucas.

Mereka segera turun ke bawah untuk menuju kelas masing-masing dan mengambil tas. "Ra, nanti malam jam berapa?" tanya Manda sambil memasukkan buku ke dalam tasnya. "Jam 7. Gue tunggu di markas. Dari markas kita bareng-bareng aja," jawab Ara, yang sudah menyandang tasnya.

Ara pun pulang ke rumah untuk beristirahat, karena malam nanti ada janji dengan sahabat-sahabatnya. Dua hari lagi adalah acara ulang tahun sekolah, sehingga Ara dan teman-temannya berencana segera mengumpulkan bukti kejahatan dan kebusukan Vania.

Di sisi lain, Gio dan Lucas, yang juga sudah pulang, memutuskan untuk kumpul berdua di rumah Gio. Mereka memilih di rumah Gio karena jika di markas, pasti akan banyak orang. "Lu curiga nggak sih sama si Vania, Gi?" tanya Lucas. "Bukan curiga lagi, tapi gue udah tahu dia siapa," jawab Gio, yang sedang duduk di depan komputernya. "Kasih tahu gue, Gi. Gue penasaran banget," desak Lucas. "Nih, lo lihat aja sendiri," ujar Gio sambil menyuruh Lucas melihat layar komputernya. Lucas pun berdiri dan berpindah ke depan komputer Gio. Ia membaca semua bukti tentang siapa sebenarnya Vania dan kebusukan yang telah dilakukan Vania.

"Ckckck... nggak nyangka gue. Tuh cewek bener-bener jijik banget gue," ucap Lucas setelah membaca semuanya. "Gue dari awal udah curiga sama dia. Setelah gue cari tahu, ternyata ya gitu. Lo lihat sendiri kan?" kata Gio. "Iya, malah sekarang gue jijik banget sama tuh cewek. Bodoh banget gue dulu sempat belain dia," ujar Lucas kesal. "Eh, tapi lo nggak mau bantuin Ara buat bongkar kebusukan tuh cewek?" tanya Lucas. "Lo lihat sendiri kan gimana Ara? Kayaknya dia juga udah punya rencana buat hancurin tuh cewek. Tadi aja lo minta ikut, dia nggak bolehin. Artinya, dia udah punya rencana. Tapi gue juga nggak bakal diem aja. Gue bakalan bantu dia, tapi diam-diam," jawab Gio, yang langsung diangguki Lucas.

"Tapi gue mau tanya, lo beneran suka sama Ara atau cuma kasihan?" tanya Lucas, mengingat saat di kantin tadi Gio bilang kalau Ara pacarnya. "Gue beneran suka sama dia. Karena itu, gue pengen selalu bantu dan lindungi dia dari temen lo yang bodoh itu, yang mau-mau aja ketipu sama Vania," jawab Gio tegas. "Yee, temen lo juga kalau lo lupa," sahut Lucas sambil menyindir.

Mereka pun kembali membahas tentang Ara dan Vania.

Sementara itu, di mansion Anderson, Arga dan teman-temannya sedang berkumpul bersama Vania. Yang tidak hadir hanya Lucas dan Gio. "Kak, maaf ya. Gara-gara Nia, Kak Lucas sama Kak Gio jadi marah sama kalian," ucap Vania dengan mata berkaca-kaca. "Kamu nggak usah nyalahin diri sendiri. Mereka berdua aja yang belum tahu siapa Ara sebenarnya," ujar Arga menenangkan Vania. "Iya, bener kata Arga. Mereka belum tahu aja siapa Ara," timpal Gavin. "Tapi, apa Kakak semua bakal diem aja? Tadi kan Kak Gio bilang kalau Kak Ara pacarnya. Kasihan Kak Gio nanti kalau sakit hati," ucap Vania dengan nada sok bijak.

"Bener juga. Lo semua percaya kalau Gio beneran pacaran sama Ara?" tanya Gavin kepada teman-temannya. "Kalaupun iya, kita nggak boleh diem aja ngeliat sahabat kita disakiti Ara," ujar Arga dengan nada tidak setuju. "Iya, Kak. Kasihan Kak Gio nanti," tambah Vania lagi. "Iya, bener. Kita harus mikirin cara biar Gio nggak deket lagi sama Ara," ujar Arga.

Mereka pun kembali terdiam, larut dalam pikiran masing-masing.

Gavin menyandarkan tubuhnya sambil tersenyum kecil. Dalam hati, ia bergumam penuh percaya diri, "Gue yakin lo pasti belum move on dari gue."

Sementara itu, Vania, yang merasa puas dengan rencananya, berkata dalam hati, "Lo liat aja, Ra. Sebentar lagi semuanya bakal kembali sama gue." Wajahnya tampak bahagia setelah berhasil memanipulasi Arga dan sahabat-sahabatnya. Namun, tanpa ia sadari, hari kehancurannya sendiri sudah semakin dekat.

Ara, yang memperhatikan semua itu dari atas, hanya menyunggingkan senyum sinis. "Bisa-bisanya mereka bodoh percaya sama Vania," pikirnya. Ara semakin tak sabar menanti hari di mana Vania akan merasakan akibat dari perbuatannya.

Ara pun kembali masuk ke kamarnya dengan niat mengambil air minum. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Arga dan yang lainnya sedang membicarakan dirinya. Ara memutuskan untuk tidak turun dan hanya mengamati mereka dari kejauhan, merasa geli sekaligus kesal melihat betapa mudahnya mereka terpengaruh oleh Vania, si jalang.

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!