Siapa bilang pria dingin yang telah tumbuh dewasa itu tidak menyimpan rasa pada sang adik angkat, yang jelas-jelas dirinya hanyalah kakak angkat yang kebetulan di rawat oleh keluarga Satuan.
"Siapa suruh kamu begitu menarik, jangan salahkan kakak jika kamu selama ini jadi fantasi kakak, kamu cantik dannnn menarik Sea. " Delane menatap bingkai foto milik Sea.
Tapii, hubungan itu telah membawa keduanya ke jenjang yang seharusnya tidak di lakukan. Apalagi setelah itu mereka terpisah negara dan juga waktu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.perhatian
Delane menatap smartwatch di tangan kirinya lalu ke arah jendela kamar Sea. Ternyata menunggu itu bikin lelah dan penat, belum juga lari pagi.
"Kemana sih, masih tidur kah. Padahal weker miliknya sudah ku atur pagi ini. " Kesal juga ternyata menunggu seseorang yang tidak cepat-cepat respon begini.
Ia menghubungi Sea tapi tak terjawab.
Tak jauh dari tempatnya berdiri seorang gadis cantik datang dengan rambut kuncir kuda dan siap untuk lari pagi, wajahnya cerah sekali meski ada bekas luka di kedua pipinya, tapi tak mengurangi daya tariknya tersendiri, apalagi saat perasaan di balas juga.
Yups, seharusnya perasaan itu tak ada dan semakin di sangkal semakin parah pula perasaan tak terbendung itu, tidak ada yang salah namun tak tepat. apalagi mengingat Delane akan melanjutkan studi nya di luar negara ini, perpisahan jarak dan waktu sangat banyak.
"Cantik sekali. " Terpesona sampai tak sadar mulutnya terbuka.
Sea menghampiri dan melambaikan tangannya di depan wajah Delane, bahkan menjentikkan jarinya.
Membinasakan tangannya berulang kali lalu, menjentikkan jemarinya.
Cetik cetik cetik.
"Kak, kak Delane. Udah dong terpesona nya, ayo lari pagi. Mumpung gak ada monyet bekantan lagi tantrum. " mengawasi persekitaran, kalau ada pasti alamat kena masalah dan musibah sekaligus.
Sky baru datang langsung merangkul Delane. "Siapa yang barusan kamu sebut monyet bekantan, aku kah? " Menunjuk dirinya sendiri.
Sea mengangguk.
"AAAPAA??! " terkejut bukan main, lagi-lagi dirinya punya julukan satu lagi dari Sea.
"Wwleee, " Menjulurkan lidahnya dan langsung tancap gas.
Pagi-pagi berdebat dengan Sky adalah hal terbaik yang ia miliki, sehari saja serasa setahun gak mengajak debat Sky.
Sky yang tak terima langsung mengejar sang adik, larinya kenceng banget lagi padahal belum pemanasan untuk lari pagi, sakit itu nanti kakinya.
"Sea, berhenti. " percuma saja, teriak sampai tenggorokan panas dan kering gak bakalan di anggap, apalagi Sea ini orangnya aktif bukan main.
"Gak mau, " Menoleh ke belakang sebentar sebelum ia terjatuh berguling-guling.
Bbrrughhh.
"Puft... Ha ha ha, sukurin ngeledek sih. Kualat kan jadinya. " Bukannya menolong justru Sky tertawa kencang sambil meledeknya di sertai menujuk-nunjuk jari telunjuknya.
Sea kesal dan menahan sakit. "Aww, " yang ada malu sekali, pasti Sky akan membahasnya sampai nanti-nanti. Duhhh buat repot aja, pakai salto guling-guling seperti orang gil@ yang cari daya tarik untuk mencari perhatian lawan jenisnya.
Delane menggendong nya ala bridal style menuju ke dalam rumah, Gea yang mendengar putrinya terjatuh langsung menghampirinya di ruang tamu dan melihat keadaan putrinya, melihat baju kotor dan wajah begitu serta rambut yang acak-acakan.
"Sea, kamu gak apa-apa nak? " Melihat putrinya dari atas sampai bawah.
Gea sangat khawatir dengan putri cantiknya.
"Gak apa-apa mom, tenang saja. Putrimu ini kuat dan tahan banting yang terpenting gak bakalan pecah mom," Masih saja bisa menghibur.
Delane memberikan air hangat pada Sea, Sea menerimanya.
"Makasih kak. "
"Hem, lain kali pemanasan dulu sebelum lari. Untung gak apa-apa dan gak cidera parah. " Mulai mengomel deh, memang ya satu orang ini.
Sky yang sedari tadi diam di sofa mendekatinya. "Syukurin, makanya jangan berani sama orang yang lebih tua, kualat kan. " Puas banget ungkapannya.
"Gak ada satu menit belagu, "
"Tapi kan kenyataannya aku abang kamu Sea. "
"Iya tau, gak usah di jelasin juga paham, " Sea meminum minuman hangat tersebut pelan-pelan.
Sedari tadi Delane diam-diam mengamati wajahnya, cantik sekali saat minum apalagi saat mulutnya terbuka menikmati dirinya yang di puaskan, uhhh rasanya ingin mengungkungnya lagi.
Delane berusaha menahannya, lagi pula sebentar lagi berangkat sekolah.
Brian tadi berangkat pagi-pagi sekali jadi tidak tau kejadian putrinya tersungkur, meski Gea sendiri sangat paham jika suaminya itu pasti sudah tau bahwa Sea kenapa-kenapa.
"Mom, gimana? " Setelah memastikan baik sky maupun Delane keluar dari kamar usai berpamitan.
"Kita bahas di jalan, mommy sudah membeli mobil baru tanpa sepengetahuan siapa-siapa. Kita pakai itu untuk kabur ya, tapi sebelum itu ingat rencana mommy ya nak, " Berbisik.
Kamar ini bisa jadi sudah terpasang CCTV-nya, apalagi Brian sangat teliti akan hal-hal kecil.
Seperti bisa, semua berangkat sekolah menggunakan kendaraannya masing-masing sejak dulu, kenapa demikian karena untuk menghindari kejadian dulu yang tak di inginkan, keluarga Satuan habis tak tersisa hanya menyisakan Shofia kala itu dan Brian muda yang masih baru masuk remaja.
'Jika nanti putriku jadi cantik, apakah ia boleh bahagia di cintai laki-laki yang putriku idam-idamkan. Tak menyangka, aku merawat calon menantuku sendiri dalam hidupku. Ohhh dunia begitu sempit ya ternyata, tapiiii tunggu sebentar. Bukannya Delane ada gadis yang ia suka, apa sea sudah tau bahwa Delane punya perempuan idaman dalam hidupnya' monolognya dalam hati.
"Mom."
"Iya Sea, ada apa? "
"Mommy, mikirin apa. " Melihat Gea melamun sebentar barusan.
Menggeleng seraya tersenyum, "tidak ada, mommy tidak sedang memikirkan apa-apa kok, " Senyumnya dibuat-buat.
Sea menggenggam tangan Gea. "Mom, jika ada sesuatu hal yang penting dan harus disampaikan, maka sampaikan saja mom. "
"Sea, mommy harap. Kamu fokus sekolah dan mengejar cita-cita ya, jangan sampai gara-gara putus cinta kamu jadi tidak sekolah dan meraih impianmu. Bukannya kamu ingin menjadi perancang perhiasan Sea? " Ia tatap putrinya.
"Iya mom, Sea janji gak akan melanggar itu mom, " Sudah berjanji, jangan ingkar ya.
Gea percaya dengannya.
Sedangkan Sea resah perasaannya, ia bohong pada mommynya. Bagaimana jika mommy dan daddynya tau ia memiliki hubungan gelap dengan Delane, seperti apa kemarahan mereka terhadap dirinya maupun terhadap Delane.
Sea harus bicara dengan Delane nanti saat momennya pas sebelum Delane berangkat ke Harvard bulan depan.
'Maafkan Sea putrimu ini mom. '
Naluri Gea sebagai seorang ibu sangatlah kuat apalagi menyangkut putrinya ini, tapi ia tak mau membuat putrinya terluka dengan kecurigaan dirinya.
Delane membawa makanan berupa bubur.
"Sea, kakak buatkan bubur. "
Wah calon-calon suami siaga ini.
"Aku gak sakit, kenapa makan bubur. Jatuh doang, " Menolak secara langsung.
"Seaaa." Gea menegur putrinya dengan menyentuh pundak kirinya.
Gak suka, tapi ya mau gimana lagi, hargai lah pemberian orang jangan nolak langsung begitu, tapi lihat kondisi juga dong gak kenapa-kenapa juga.
"Tapiii mom, "
"Makan dulu, baru nolak. "
"Enggak mom, udah dimakan mau nolak gimana? " Keceplosan dan langsung tutup mulutnya dengan tangannya.
Gea mengerutkan alisnya curiga.
"Apanya yang udah dimakan, belum juga satu suapan masuk mulut kamu Sea, "
"Liat saja udah bikin kenyang mom, aku gak mau makan itu. Maunya ayam goreng mom. "
Delane berinisiatif. "Kakak buatin, gak boleh nolak, " Langsung pergi begitu saja padahal belum setuju juga.
Gea menatap ke arah pintu lalu ke putrinya. "Dia begitu perhatian, kamu suka Sea? "
