Fang Hua Yi merupakan seorang wanita sebatang kara yang hanya bekerja sebagai pemburu terbaik di Biro penangkapan siluman, hantu dan iblis yang bernama BingBai.
Berniat memanfaatkan pesta pendirian Kekaisaran Xian Yu untuk menjebak pria yang dicintainya secara diam-diam. Rupanya jebakan itu malah mengenai dirinya sendiri, hingga membuatnya menghabiskan malam panas bersama dengan pria yang tidak dia kenal sampai menumbuhkan dua kehidupan lain di dalam perutnya.
13 tahun kemudian, Fang Hua Yi memutuskan kembali bergabung dengan Biro dengan membawa kedua putra kembarnya. Namun, siapa sangka rahasia besar satu persatu mulai terkuak.
Tidak hanya tentang siapa ayah dari kedua putra kembarnya. Akan tetapi, juga menguak tentang identitas Hua Yi yang sesungguhnya yang berakhir menjadi rebutan dari lima penguasa alam sekaligus.
Siapakah identitas Hua Yi sebenarnya?
Apakah sebuah rahasia besar akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Memutuskan Berhenti
“Lepaskan, brengsek!” umpat Hua Yi seraya menepis tangan pria itu dari tangannya dengan kasar.
“Oke, oke aku lepas sekarang!”
Lei Wu, sang pelaku yang berani memegang tangan Hua Yi segera melepaskan genggaman tangannya pada Hua Yi.
“Ada urusan apalagi sekarang?” tanya Hua Yi dengan nada ketus dan tatapan tajamnya.
“Aku hanya ingin bertanya padamu tentang tawaran yang aku berikan sebelumnya? Kau tidak akan mungkin meno—”
“Jelas aku menolaknya, Sialan! Jadi, jangan ganggu aku lagi jika kau masih ingin hidup lebih lama,” potong Hua Yi penuh penegasan dan setelahnya dia pergi begitu saja.
“Hahaha, galak sekali … Aku pastikan mendapatkan dirimu apapun yang terjadi, Hua Yi!” gumam Lei Wu yang menatap kepergian Hua Yi dengan seringai penuh arti.
Tanpa Hua Yi dan Lei Wu ketahui bahwa sejak awal Ye Ding Chen terus memperhatikan keduanya dalam diam. Dan dapat dengan jelas Ye Ding Chen artikan seringai yang ditunjukan Lei Wu yang menatap kepergian Hua Yi itu.
Entah mengapa perasaan Ye Ding Chen merasa tidak suka jika ada pria lain yang menatap Hua Yi penuh minat seperti itu, termasuk Ran Qin Feng yang juga terus memperhatikan sosok Hua Yi dalam diam. Statusnya yang kini menjadi suami dari putri perdana menteri membuat Ran Qin Feng harus menahan diri untuk membantu Hua Yi.
“Tian Jin, awasi wanita itu baik-baik! Jangan sampai lengah,” perintah Ye Ding Chen.
“Baik, Yang Mulia!” sahut Tian Jin yang segera melesat pergi untuk melaksanakan tugasnya.
“Hmm, apa hubungan mereka berdua? Kenapa bajingan itu terus menatapnya penuh nafsu,” gumam Ye Ding Chen tanpa sadar, “Rasanya ingin sekali aku menghancurkan wajah jeleknya itu,” sambungnya sembari mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat sebagai bentuk pelampiasan kemarahannya.
“Siapa yang sedang kau bicarakan? Apakah ada seorang wanita yang berhasil menarik perhatianmu?” tanya Kaisar Zhang Yu Han yang mendengar perkataan Ye Ding Chen barusan.
“Bukan urusanmu!” sarkas Ye Ding Chen yang memilih kembali ke ruangan kerjanya.
...****************...
Siapa sangka tak lama kemudian, Hua Yi kembali dengan membawa dua iblis yang berada di dalam daftar yang diberikan. Meski waktu yang ditentukan belum selesai, tapi Hua Yi memutuskan untuk langsung menyerahkan dua iblis yang berhasil dia tangkap dengan alasan bahwa dia memiliki janji lain. Hua Yi tidak menginginkan jabatan yang dijanjikan, sebab dia memutuskan untuk mengikuti keinginan kedua putranya kembali tinggal di hutan bambu.
“Kau yakin hanya menyerahkan dua iblis ini? Kau tahu ‘kan bahwa batas waktunya masih sangat panjang sampai nanti malam?”
Seorang penjaga kembali memastikan keputusan Hua Yi, sementara itu Tian Jin langsung memberitahu rajanya tentang kembalinya Hua Yi dengan membawa dua target buruan saja. Sontak Ye Ding Chen yang tidak percaya langsung memastikannya sendiri dengan melihat dari kejauhan.
“Benar, sepertinya aku akan memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Biro ini lagi. Permisi,” ujar Hua Yi yang tidak ingin menjelaskan lebih dari itu.
Hua Yi sempat menatap ke arah Ye Ding Chen yang masih terus memperhatikannya. Sebelum benar-benar pergi dia bahkan sempat melambaikan tangan ke arah Ding Chen seolah mengucapkan selamat tinggal.
“Dia memutuskan berhenti? Tapi apa alasannya?” Ye Ding Chen semakin bertanya-tanya dan penasaran dengan sosok wanita yang pernah menghabiskan malam dengannya itu, “Apakah mungkin dia sudah mengingat kembali kejadian 13 tahun yang lalu atau mungkin dia sudah menyadari bahwa kita sedang mengawasinya secara diam-diam,” lanjutnya.
“Apa yang kau lakukan? Kapan kau akan memulai rencananya?” tanya Kaisar Zhang mengejutkan Ye Ding Chen yang masih menatap kepergian Hua Yi.
“Haish, mengejutkan aku saja! Rencana dibatalkan, karena targetnya memutuskan berhenti menjadi anggota Biro ini lagi,” jawab Ye Ding Chen dengan santainya.
“Apa? Bukankah kita harus memastikannya? Kau bahkan tidak memberitahu kami siapa orangnya diantara banyaknya anggota baru dalam Biro ini,” cecar Kaisar Zhang yang terlihat kesal dengan sikap Ye Ding Chen.
“Aku rasa dia bukan Bing Bai! Karena aku tidak merasakan energi spiritual yang tersegel dalam tubuhnya lagi. Kalian berdua bahkan tidak merasakannya juga, bukan?” ujar Ye Ding Chen yang seketika membuat Kaisar Zhang dan Kaisar Li terdiam akan ucapannya.
“Hai, kau mau kemana?” tanya Kaisar Zhang saat Ye Ding Chen mulai mengucapkan mantra teleportasi.
“Memastikan dugaanku!”
Ye Ding Chen menjawab sekenanya, setelah itu dia menghilang begitu saja menyerahkan acara perburuan kepada Tian Jin.
...****************...
Sesuai janjinya Hua Yi datang ke Perguruan Lan untuk menjemput kedua putranya dan mengajaknya pergi jalan-jalan ke pasar. Tampak Yi Chen dan Jia Rui sangat bahagia melihat kedatangan Ibunya yang datang menjemput mereka sesuai apa yang dijanjikan tadi pagi.
Keduanya hanya pamit seadanya pada Guru Jiang yang masih dalam waktu mengajarnya. Meski begitu Guru Jiang tetap membiarkan kedua anak kembar itu pergi, mengingat kedua anak kembar itu sudah menguasai apa yang tengah dia ajarkan kepada murid lainnya.
Tanpa Hua Yi dan kedua anak kembarnya sadari, Lan Chang Sheng dan putrinya—Lan Han Yi tengah menatap kepergian ketiganya. Senyuman di wajah Lan Chang Sheng jelas sekali mengandung banyak arti dan hal itu disadari oleh putrinya.
“Ayah! Kenapa ayah membiarkan mereka pergi begitu saja? Ayah pasti sudah memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya, bukan?” tanya Han Yi penasaran.
“Karena kemanapun mereka pergi. Apa yang sudah ditakdirkan untuknya akan tetap terjadi,” jawab Lan Chang Sheng penuh artinya.
“Maksud ayah?” Han Yi jelas semakin penasaran.
“Han Yi, kau akan mengetahuinya nanti!” Lan Chang Sheng tidak memberikan penjelasan lebih.
...****************...
Kini Hua Yi sudah berada di area pasar bersama dengan kedua putra kembarnya. Dimana Ibu dan anak itu terlihat sangat bahagia menikmati keramaian pasar, dimana banyak menjual benda-benda yang langka yang memanjakan mata mereka.
“Ibu, bolehkan aku membeli beberapa bahan obat ini?” tanya Jia Rui yang tetap tertarik pada berbagai macam bahan obat.
“Tentu, Sayang! Beli ‘lah apapun yang aku butuhkan ataupun yang kau inginkan selagi kita masih di sini, karena begitu kita kembali ke hutan bambu. Mungkin akan sulit mendapatkan bahan obat ini di hutan,” ujar Hua Yi yang secara tidak langsung memberitahukan kepada kedua anak kembarnya keputusan yang dia ambil.
“Benarkah kita akan kembali tinggal di hutan bambu?” tanya Yi Chen dan Jia Rui dengan tatapan mata yang berbinar senang.
“Hmm … Bukankah kedua putra Ibu ini lebih suka tinggal di sana dari pada di ibu kota seperti ini. Kita akan kembali setelah Rui berhasil menyembuhkan perdana menteri,” ujar Hua Yi.
“Ibu sudah memutuskan keluar dari Biro tadi. Kini Rui hanya perlu menyembuhkan penyakit Perdana Menteri, baru setelah itu kita bisa kembali ke rumah kita di Hutan Bambu sesuai keinginan kedua putra kesayangan Ibu ini.” lanjutnya.
Bersambung ….
tapi janji jangan syok ya kalo dah tau kebenarannya