Menjadi istri mafia apa enaknya? istri kedua pula. itulah yang di alami Isabella gadis cantik yang terpaksa menikah dengan bos mafia musuh keluarganya, pria itu adalah Marvel Cruise. ia sudah beristri tapi masih juga memaksa Bella untuk menjadi istri keduanya dan menghancurkan hidup Bella menyeretnya dalam bahaya sekaligus juga memberi ketulusan dan cinta. lalu bagaimana dengan istri pertama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Prasangka
Pagi ini Bella memulai hidup barunya. ia menyiapkan stelan bekerja. sebelumnya Bella telah mengikuti serangkaian tes untuk menjadi dokter di rumah sakit tempat Luca bekerja. tentu saja Bella mendapat arahan dari dokter Luca untuk mengikuti tes itu.
Bella lolos dan di terima bekerja, ia senang setidaknya ia bisa memanfaatkan ilmunya untuk kebaikan. Marvel meminta dua orang anak buahnya untuk mengawas Bella dari kejauhan dan melaporkan pada Marvel jika ada yang tidak beres.
"Selamat datang dokter Bella selamat bertugas" kata dokter Luca sembari menjabat tangan Bella.
"Terimakasih atas semua bantuanmu dokter" kata Bella tersenyum cerah.
"Aku harap Marvel tidak akan mengganggu jam kerjamu disini" kata Luca bergurau.
Di sela perbincangan dengan dokter Luca, Bella melihat ada Vivian baru keluar dari ruangan dokter umum.
"Vivian?" gumam Bella.
Luca mengikuti arah pandangan Bella ia lalu tersenyum. mengingat betapa rumitnya percintaan Marvel. sekarang istri muda bertemu istri tua.
"Kau mau menyapanya?" tanya dokter Luca.
Bella terdiam, ia malas bertemu Vivian. rasa bersalah selalu menghantui dirinya karena sudah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Vivian dan Marvel. Sebenarnya Bella juga tidak mau mengganggu kebahagiaan Vivian hanya saja ia benar-benar tidak punya pilihan. rasanya menampakan wajahnya di hadapan Vivian membuatnya malu serasa tidak punya harga diri. Bella pikir Vivian akan menganggapnya sebagai perempuan yang tidak tahu diri merebut suami orang.
Saat pikiran Bella sibuk berperang, tiba-tiba saja Vivian sudah berada di hadapan Bella.
"Hai Bella, kau bekerja disini?" Vivian menatap penampilan Bella lengkap dengan jas putih yang ia kenakan dan nik name di dada sebelah kirinya tertera, dr. Isabella Cruise. Vivian tersenyum simpul menatap nama belakang yang Bella gunakan.
"Hai Vivian, kenapa kau disini? kau terluka?" Bella menatap lengan Vivian yang memerah seperti terkena air panas.
"Oh iya aku ceroboh saat memasak dan akhirnya tersiram air panas" kata Vivian sembari menunjukan luka di lengannya.
"Apa Marvel tahu?" tanya Bella.
"Belum dia belum tahu nanti saja aku akan menelponnya" kata Vivian.
Bella terdiam sembari berpikir kenapa Vivian terlihat ramah padanya. sama sekali tidak terlihat rasa cemburu atau marah pada Bella. aneh sekali, Vivian seperti tidak sedang bertemu dengan madunya. ia terlihat santai dan bersahabat.
"Baiklah, aku pergi dulu" kata Vivian.
"Vivian tunggu!"
Bella menatap wajah Vivian yang cantik, elegan, hampir tanpa cela tapi kenapa Marvel tega menduakan nya, pikir Bella.
"Ada apa?"
"Kau tidak marah padaku?" tanya Bella.
"Kenapa aku harus marah padamu Bella?"
"Marvel menikahi ku dan kau terlihat baik-baik saja?"
Vivian baru menyadari jika Bella tidak tahu apa-apa soal pernikahannya dengan Marvel. pernikahan yang hanya sandiwara belaka, tapi Vivian memilih biar Marvel saja yang mengatakan semuanya pada Bella.
"Tenanglah, semua baik-baik saja" Vivian menepuk bahu Bella dan mengakhiri pembicaraan sebelum Bella banyak bertanya padanya dan mulai curiga.
Bella kembali ke ruang kerjanya, hari pertama bekerja sudah ada pasien yang menunggunya.
Bella praktek di ruangan dokter umum, ia kembali mengambil spesialis bedah tapi mungkin baru akan selesai tahun depan jika semua berjalan lancar dan Marvel tidak mengganggu study nya.
***
Marvel berada di pabrik, ia menerima laporan pengiriman anggur mereka berjalan lancar. di tengah meeting dengan Matteo dan para pekerja lainnya, Piere masuk kedalam ruangan tanpa permisi.
"Aku ingin bicara" kata Piere pada Marvel.
"Kau tidak lihat aku sedang meeting? keluar!" kata Marvel tanpa memandang adiknya.
"Tuan sebaiknya anda keluar dulu" Matteo berdiri dari duduknya mempersilahkan Piere untuk keluar dan tidak membuat onar.
"Iya baiklah, kau mau apa? memukul ku?!" kata Piere kesal sembari menatap tajam Matteo.
Marvel menyelesaikan meeting baru ia menemukan adiknya yang bengal itu.
"Ada apa? katakan cepat aku sibuk"
"Sibuk dengan istri-istrimu?" sindir Piere sembari menertawakan kakaknya.
Marvel tak menghiraukan adiknya, ia malas meladeni Piere. percuma saja ia memukuli Piere setiap kali bertemu nyatanya Piere juga tidak pernah berubah.
"Aku ingin pabrik anggur ini jadi milikku" kata Piere.
Marvel berbalik menatap Piere, sedari tadi ia berdiri memunggungi adiknya itu.
"Kau bilang apa? ingin pabrik anggur ini jadi milikmu? memangnya apa kau pikir kau masih berhak dengan pabrik ini setelah kau jual pada musuhku? susah payah aku merebut kembali pabrik ini dan dengan mudahnya kau memintanya?" Marvel geram. ia meraih senpi yang selalu ia bawa dan menodongkan tepat ke bola mata Piere.
"Tenang tuan" Matteo mencegah Marvel menembak adiknya.
"Kendalikan diri anda jangan terpancing olehnya" kata Matteo.
"Hei kenapa kau ikut campur?! biar saja Marvel menembak ku!" tantang Piere.
"Kau mendapat segalanya dari papa, aku hanya meminta sedikit bagian ku dan kau marah sampai mau menembak ku! kau bukan hanya serakah soal wanita tapi juga soal harta!" kata Piere tanpa takut.
Telinga Marvel memerah rasanya mendengar ucapan Piere. ponselnya berbunyi, Marvel menatap nama yang tertera di layar ponselnya. ia menurunkan senpinya dan mengabaikan Piere yang tersenyum mencemoohnya.
Marvel keluar dari ruangannya dan berjalan menjauh dari Piere.
"Ada apa?" tanya Marvel tidak ramah.
"Kau dimana?" suara Bella terdengar di telepon membuat amarah Marvel sedikit mereda.
"Di pabrik, kenapa menelpon kau rindu padaku?" goda Marvel.
"Diam Marvel, kau tahu Vivian terluka? sebagai suaminya kau tidak memperhatikannya?"
Marvel terdiam sorot matanya tajam dan menahan amarah. ia tahu siapa yang membuat Vivian terluka. Marvel mematikan telepon dan bergegas pergi menemui Vivian.
udah baca dari chapter 1 mpe 7, cerita nya bagus sekali thor, jadi penasaran nasib bella 😔