NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:779
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Artikel, Fresha adalah Sha.

Sementara itu, di sebuah ruangan yang berbeda, Zheshe kini berada di kantor Bu Lusi. Ruangan itu tampak rapi dan profesional, dengan rak-rak buku yang menjulang tinggi dan meja kerja yang bersih.

"Bu, ada apa memanggil saya?" tanya Zheshe dengan sopan. Ia merasa sedikit gugup, karena ini adalah pertama kalinya ia dipanggil ke kantor Bu Lusi.

"Kamu adalah keponakan dari Sha, kan?" tanya Bu Lusi, menatap Zheshe dengan tatapan menyelidik. Ia ingin memastikan informasi yang ia dapatkan.

"Iya, Bu, mama saya kakak dari Sha, ada apa ya, Bu?" tanya balik Zheshe, semakin penasaran dengan alasan pemanggilan ini.

"Baca artikel ini!" perintah Bu Lusi, sambil menunjuk sebuah artikel di layar ponselnya.

Zheshe mengambil ponsel itu dan membaca artikel yang berjudul "Perpindahan Memori Manusia yang Meninggal ke Manusia yang Koma atau Hidup". Ia mengerutkan kening, mencoba memahami isi artikel tersebut.

"Apa ini maksudnya, Bu?" tanya Zheshe, merasa bingung dengan apa yang baru saja dibacanya.

"Oke, saya misalkan," Bu Lusi mulai menjelaskan. "Saya adalah orang yang meninggal, kamu adalah orang yang koma, dan ada seseorang memindahkan memori saya ke tubuh kamu yang koma. Maka, kamu akan menjadi seperti saya, tingkah laku, cara jalan, semuanya seperti saya."

"Apa hubungannya dengan saya, Bu?" tanya lagi Zheshe, masih belum mengerti arah pembicaraan ini.

Bu Lusi menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Zheshe dengan tatapan serius. "Langsung saja, saya curiga Fresha adalah Sha," kata Bu Lusi dengan tegas. "Jadi, Fresha sebenarnya sudah meninggal, lalu dipindahkan memorinya ke tubuh Sha yang koma selama dua puluh tahun."

Zheshe terkejut mendengar pernyataan Bu Lusi. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Maksud Ibu, Fresha itu..." Zheshe tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Ia merasa lidahnya kelu.

"Ya, tapi ini perlu di selidiki lebih lanjut" jawab Bu Lusi.

"Sebenarnya, mengapa saya mau tinggal di rumahnya Fresha, karena saya mau mengetahui hal ini," kata Zheshe, dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. "Dan saya menemukan beberapa hal yang mungkin jadi bukti bahwa Zee Fresha adalah Sha," lanjutnya, merasa kepastian bahwa Fresha adalah Sha mulai terkuak.

Zheshe mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan beberapa bukti kepada Bu Lusi. Ia menjelaskan bahwa ia telah menggunakan aplikasi kemiripan foto untuk membandingkan foto-foto Fresha dan Sha.

"Saya membuka aplikasi kemiripan foto," kata Zheshe sambil menunjukkan hasil perbandingan foto. "Foto Fresha saat SMP dengan SMA, tingkat kemiripannya hanya 45%. Sedangkan foto Fresha SMP dengan foto Sha, kemiripannya juga 45%. Tapi, lihat ini," Zheshe menunjuk pada hasil perbandingan foto Fresha SMA dengan foto Sha. "Tingkat kemiripannya 99%!"

Zheshe kemudian menunjukkan hasil dari aplikasi cek identitas yang ia gunakan. "Aplikasi ini menyatakan bahwa Fresha saat SMP adalah Fresha, anak dari Bu Lidia. Tapi, saat saya memasukkan foto Fresha saat SMA, aplikasi ini menyatakan bahwa dia adalah Sha!"

Bu Lusi mendengarkan penjelasan Zheshe dengan seksama. Ia mengamati bukti-bukti yang ditunjukkan oleh Zheshe. Semakin lama, ia semakin yakin bahwa Fresha memang adalah Sha.

"Ini sangat menarik," kata Bu Lusi dengan nada serius. "Ini berarti, ada sesuatu yang terjadi pada Fresha saat dia SMA. Sesuatu yang membuatnya berubah menjadi Sha."

Bu Lusi berpikir sejenak. Ia mencoba menyusun semua informasi yang ia dapatkan.

"Zheshe, kamu sudah melakukan pekerjaan yang bagus," kata Bu Lusi, mengapresiasi usaha Zheshe. "Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Fresha. Kita harus mengungkap kebenaran di balik ini semua."

"Saya siap membantu, Bu," jawab Zheshe dengan semangat. Ia merasa senang karena usahanya selama ini tidak sia-sia. Ia bertekad untuk mengungkap kebenaran tentang Fresha.

"Sekarang kembali ke kelas, Zheshe," kata Bu Lusi dengan tegas. "Bel jam istirahat sudah habis. Kalau tidak sibuk, pulang sekolah kamu ke sini lagi."

Zheshe mengangguk patuh. Ia tahu, Bu Lusi adalah orang yang disiplin dan tidak suka jika ada siswa yang melanggar peraturan sekolah.

Zheshe meninggalkan kantor Bu Lusi dengan langkah cepat. Baru beberapa langkah ia berjalan, ponselnya berdering. Ia melihat nama "Mama" tertera di layar ponselnya.

Zheshe segera mengangkat telepon itu. "Halo, Ma?" sapanya.

"Zheshe, kamu di mana?" tanya Gea dari seberang telepon, terdengar sedikit tergesa-gesa.

"Aku baru keluar dari kantor Bu Lusi, Ma. Kenapa?" tanya Zheshe, merasa khawatir dengan nada bicara mamanya.

"Mama dan Om Akbar baru saja dapat hasil tes DNA," kata Gea dengan nada yang bergetar. "Fresha... Fresha itu anak dari Nenek Fatma, Zheshe. Itu membuktikan bahwa Fresha adalah Sha!"

Zheshe terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja didengarnya. Ia merasa terkejut, tetapi juga lega. Selama ini, ia sudah mencurigai bahwa Fresha adalah Sha. Dan sekarang, kecurigaannya itu terbukti benar.

"Jadi, a Fresha itu..." Zheshe tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.

"Iya, Zheshe," potong Gea. "Fresha adalah Sha, adik Mama dan kak Akbar yang hilang selama dua puluh tahun."

Zheshe menghela napas panjang. Ia merasa campur aduk antara senang, sedih, dan bingung. Ia senang karena akhirnya kebenaran terungkap. Ia sedih karena tahu bahwa Fresha yang selama ini dikenalnya ternyata adalah orang yang berbeda. Dan ia bingung karena tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Karena bel masuk sudah berbunyi sejak tadi, Zheshe memutuskan untuk mengakhiri panggilan teleponnya. Ia ingin segera kembali ke kelas sebelum terlambat.

"Ma, maaf ya, aku harus tutup teleponnya sekarang. Bel sudah bunyi. Nanti kita bicara lagi ya," kata Zheshe dengan cepat.

"Iya, Zheshe, hati-hati ya," balas Gea dari seberang telepon.

Zheshe menutup teleponnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia kemudian berlari secepat mungkin menuju kelasnya.

Namun, karena terburu-buru, Zheshe tidak melihat ke depan. Ia menabrak seseorang hingga membuatnya kehilangan keseimbangan. Zheshe hampir saja jatuh ke belakang, tetapi seseorang dengan sigap menopang pinggangnya.

Zheshe terkejut dan segera mendongak untuk melihat siapa yang telah menolongnya. Matanya membulat saat melihat seorang cowok ganteng berdiri di hadapannya. Cowok itu memiliki rambut hitam legam yang tertata rapi, mata yang tajam, dan senyum yang menawan.

Zheshe baru sadar bahwa cowok ganteng itu adalah Kim Ray, siswa baru di kelas Fresha, yang selalu menjadi pusat perhatian para gadis, karena Kim Rai keturunan Korea, Jantung Zheshe berdegup kencang saat mata mereka bertemu. Ia merasa seperti ada sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

Kim Ray tersenyum padanya. "Hati-hati dong," katanya dengan suara yang lembut.

Zheshe merasa pipinya memanas. Ia berusaha untuk menenangkan dirinya dan menjawab Kim Ray dengan nada yang lembut.

"Ma-maaf," kata Zheshe dengan gugup. "Aku tidak sengaja."

Kim Ray tertawa kecil. "Tidak apa-apa," katanya. "Lain kali hati-hati ya."

Kim Ray kemudian melepaskan tangannya dari pinggang Zheshe. Zheshe merasa sedikit kecewa saat sentuhan itu menghilang.

"Aku duluan ya," kata Kim Ray sambil mengedipkan matanya.

Zheshe hanya bisa mengangguk.

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!