Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 23
Yoga memeriksa dokumen yang ada di depannya sambil mencantumkan tanda tangannya di sana. Dia menatap dokumen yang menumpuk di hadapannya dengan tatapan malas, bagaimana tidak, hari-harinya selalu di penuhi dengan tumbukan dokumen yang harus dia tanda tangani. Ingin sekali dia berlibur dan bersenang-senang tanpa harus memikirkan pekerjaan, tapi apalah daya ini adalah takdirnya sebagai seorang CEO.
Setelah selesai memeriksa semua dokumen, dia mencoba bersantai sambil menyandarkan tubuhnya. Dia menatap Erinna yang sedang sibuk di ruangannya. Yoga memang sengaja meletakkan ruangan Erinna di depan ruangannya yang hanya dibatasi oleh dinding kaca, jadi pria itu bisa bebas memandangi Erinna ketika dia bosan dengan pekerjaannya.
"Semangat Yoga, karena ada istri orang yang harus kamu perjuangkan," batin Yoga menyemangati dirinya sendiri.
"Permisi, Pak!"
Tiba-tiba salah satu karyawan wanita memecahkan lamunannya. Dia menatap wanita yang berdiri di depan pintu yang belum sepenuhnya di buka dengan tatapan datar. Dia dengan sigap memencet tombol remote untuk menutup tirai pembatas ruangannya dengan rungan Erinna. Namun, tanpa dia ketahui ternyata wanita itu menyadari kelakuannya itu.
"Masuk!" ucap Yoga datar sambil merubah ekspresi wajahnya menjadi datar.
Mendengar itu, karyawan wanita langsung melangkahkan kakinya mendekati Yoga dengan penampilan seksi. Rok mini dan juga kemeja putih dengan kancing yang terbuka memperlihatkan belahan dada. Yoga hanya terlihat santai dan hanya menoleh sekilas ke arah wanita itu, walaupun sudah di larang berpakaian seperti itu ke ruangannya, tetapi masih banyak karyawan wanita yang melanggar dengan alasan yang sama. "Maaf, Pak. AC di ruangan saya mati, jadi udaranya begitu panas dan saya lupa memperbaikinya."
"Ini ada beberapa berkas yang harus bapak periksa,'' ucap karyawan itu mendekati Yoga, tidak lupa sedikit membungkukkan tubuhnya untuk memperlihatkan sumber daya alam yang tersembunyi di dalam kemejanya.
''Ternyata milik istri orang lebih mengoda dari milik gadis," batin Yoga terkekeh kecil sambil membayangkan pesona tubuh Erinna yang sudah menjadi candunya.
''Kenapa bapak tersenyum?" tanya wanita itu dengan nada menggoda, mengira jika dia berhasil menggoda atasannya itu.
Yoga hanya menatap sinis mendengar pertanyaan wanita itu, lalu memeriksa berkas yang dia berikan. Tentu hal itu membuat kebahagian yang tadinya bangkit langsung turun dengan sendirinya.
"Permisi, Tuan!"
Yoga langsung menatap ke sumber suara itu, tentu dengan tatapan dan juga ekspresi yang berbeda. Dia menatap Erinna sedang berdiri di pintu sambil memegang sebuah dokumen di tangannya. Namun, bukan dokumen itu yang menjadi perhatiannya, tetapi dua buah benda yang menonjol dari kemeja wanita itu. "Baru saja di pikirkan, tetapi pemiliknya sudah datang mengantarkan."
"Maaf menganggu! Saya akan kembali nanti saja," ucap Erinna menatap wanita yang berada di samping Yoga.
"Tidak apa-apa. Masuklah!" Yoga langsung menahan Erinna yang ingin berbalik.
"Ini berkasnya. Kamu boleh pergi," ucap Yoga beralih ke karyawan wanita yang ada di sampingnya itu.
Sadar dengan perlakuan Yoga yang berbeda, wanita itu langsung melemparkan tatapan tidak suka kepada Erinna. Memang banyak yang curiga dengan kehadiran Erinna di perusahaan itu, karena tamatannya yang hanya SMA tetapi bisa menjadi sekertaris Yoga. Banyak rumor yang beredar jika Erinna dan Yoga memiliki hubungan spesial, apalagi dengan perlakuan Yoga yang sangat berbeda kepadanya. Jadi, sudah di pastikan banyak karyawan wanita yang tidak menyukainya.
Erinna hanya bisa membuang napasnya kasar melihat tatapan sinis dari wanita itu, lagipula tatapan itu bukan pertama kali yang di lihat setelah bekerja di kantor itu. Bahkan tatapan sinis dan juga sindiran pedas dari rekan kerja sudah seperti makanan sehari-hari untuknya.
"Apa kamu masih betah berdiri di situ?" tanya Yoga mengedipkan sebelah matanya melihat Erinna yang masih betah berdiri di tempat.
"Ma_Maaf, Tuan!" Erinna melangkahkan kakinya mendekati Yoga sambil berusaha menepis perasaan tidak enak kepada wanita tadi.
"Ini dokumen untuk bahan rapat sebentar lagi. Coba tuan periksa," ucap Erinna memberikan dokumen yang ada di tangannya.
Yoga menerima dokumen itu dan memeriksanya dengan teliti, jujur dia sangat kagum atas kinerja Erinna yang tidak pernah mengecewakan. Wanita itu memang hanya tamatan SMA, tetapi dia memiliki kepintaran yang luar biasa, dia juga cepat tanggap dan juga langsung paham dengan pekerjaannya. Jadi, dia memang pantas mendapatkan posisinya saat ini.
"Bagus! Kamu memang pintar," ucap Yoga tersenyum memuji kinerja Erinna.
"Terima kasih, Tuan!" ucap Erinna tersenyum hangat.
Namun, perhatian Yoga malah teralih ke gunung kembar yang ada di hadapannya, bayangan malam itu kembali berputar di pikirannya, sehingga membuat udara tiba-tiba terasa panas. Padahal saat berhadapan dengan karyawannya tadi, dia tidak tergoda sama sekali, tapi saat melihat Erinna jiwa nakalnya langsung bangun dari pertapaan.
Sadar dengan tatapan Yoga, Erinna refleks menutup dadanya dengan kedua tangan. Padahal pakaiannya sudah tertutup dan sopan, tetapi mengapa masih menimbulkan pikiran kotor pada atasannya itu. Bukannya berhenti, Yoga malah semakin tertarik untuk mengoda wanita itu. Dia menarik tubuh Erinna hingga terjatuh ke dalam pangkuannya.
"Argh! Tuan, ini di kantor," ucap Erinna mencoba memberontak.
"Tapi di ruangan ini hanya ada kita, Sayang. Jadi, tidak akan ada yang melihatnya." Yoga perlahan mengerakkan tangannya untuk menjajah tubuh Erinna.
Dia menghirup aroma tubuh wanita itu sambil memejamkan mata. Hanya mencium aroma tubuh Erinna, pikirannya langsung rileks, seakan semua beban pikirannya langsung menghilang entah kemana. Erinna yang merasakan setiap sentuhan itu hanya bisa diam, jujur di juga merindukan sentuhan seorang pria. Setelah menikah dengan Bella, Azka tidak pernah menyentuhnya lagi, jadi bukan salah Erinna jika dia mencari kesenangan di luar. Dia juga wanita biasa yang butuh sentuhan cinta.
"Sayang! Apa boleh?" tanya Yoga menatap sesuatu yang menonjol di hadapannya dengan tatapan penuh hasrat.
"Tapi, Tuan!"
Tanpa bicara lagi, Yoga melahan bibir Erinna dengan begitu rakus, tidak lupa dengan tangan yang menjajah kesana kemari. Erinna hanya bisa diam sambil mememejamkan mata mengikuti permainan Yoga. Entah mengapa di mulai merasa nyaman saat bersama pria itu, dia juga merasakan aura yang berbeda saat pria itu menyentuh tubuhnya, sangat berbeda saat bersama Azka.
Yoga mencoba mengigit kecil bibir itu di akhir kegiatannya. Keduanya saling bertatapan dengan deru napas yang berhembus tidak karuan. Yoga menatap wajah cantik di depannya itu sambil mencoba merapikan lipstik Erinna yang berantakan karena ulahnya.
"Bibirmu sangat manis, mungkin aku akan lebih sering mencicipinya," ucap Yoga tersenyum menggoda. "Lagi pula kamu sudah menjadi kekasihku, jadi aku juga berhak mendapatkannya."
"Tapi kita hanya pacaran kontrak, Tuan," ucap Erinna menunduk malu.
Mendengar ucapan Erinna, Yoga langsung mengerutkan keningnya binggung. Dia menatap wanita itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, tidak lupa dengan senyuman sinis yang penuh arti "Apa kamu ingin kita pacaran sungguhan, Sayang?''
Bersambung.......
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜