NovelToon NovelToon
Pembalasan Anak Korban Pelakor

Pembalasan Anak Korban Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Cerai / Keluarga / Balas dendam pengganti / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tiga Dara

"Aku akan menghancurkan semua yang dia hancurkan hari ini."
Begitulah sumpah yang terucap dari bibir Primordia, yang biasa dipanggil Prima, di depan makam ibunya. Prima siang itu, ditengah hujan lebat menangis bersimpuh di depan gundukan tanah yang masih merah, tempat pembaringan terakhir ibunya, Asri Amarta, yang meninggal terkena serangan jantung. Betapa tidak, rumah tangga yang sudah ia bangun lebih dari 17 tahun harus hancur gara-gara perempuan ambisius, yang tak hanya merebut ayahnya dari tangan ibunya, tetapi juga mengambil seluruh aset yang mereka miliki.
Prima, dengan kebencian yang bergemuruh di dalam dadanya, bertekad menguatkan diri untuk bangkit dan membalaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiga Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Api Yang Semakin Membara.

"Sudah aku katakan Julia, terlalu berbahaya kalau kamu terus disini saat ini. Apalagi kalau kamu terus menerus minta bertemu seperti ini. Orang-orang terdekatku sudah mulai curiga. Dan itu akan membuat hubungan kita menjadi lebih sulit."

Tuan Pram menekankan suaranya kepada perempuan yang bergelayut manja di lengan kirinya. Menyenderkan kepala ke bahu Pram seperti balita yang tengah merajuk.

"Aku mohon kepadamu pulanglah terlebih dahulu ke Singapura. Tunggu sampai suasana mereda. Nanti aku akan menyusulmu kesana."

"Bukankah sebelumnya kita sudah sepakat bahwa aku akan menghabiskan waktu di sini selama 5 hari? Dan ini baru hari keempat, artinya aku masih punya waktu satu hari untuk di sini bersamamu."

"Itu sebelum Yusuf mengetahui keberadaan kita di sini. Saat ini kondisinya berbeda."

"Sebetulnya siapa yang membuatmu takut sayang Yusuf ataukah istrimu Anita?"

Pramudya mendengus kesal, ia menjauhkan bahunya dari kepala Julia yang terus menempel sejak kedatangannya tadi.

"Lagi-lagi kamu membahas ini Julia."

"Dan kamu selalu kesal kalau aku menanyakan ini Pramudya."

Suara Julia meninggi, tatapan matanya berubah tajam. raut mukanya tampak sangat tidak senang.

"Apa kamu ingat, apa yang aku katakan padamu sebelum aku akhirnya menerima permintaanmu untuk menjalin hubungan ini, Pram?"

Pramudya terdiam. Iya bahkan tak berani menatap mata Julia yang menghunus tajam ke arahnya.

"Aku sudah bilang padamu jika aku bukan wanita yang senang untuk berbagi dengan perempuan lain. Entah itu waktu, ataupun perhatian. Dulu waktu kita muda, aku melepaskanmu dan menikahi mendiang suamiku karena aku tak mau perhatianmu padaku terbagi dengan ibumu. Dan jangan kamu pikir aku sudah berubah. Sampai hari ini akupun tak suka jika harus berbagi dengan Anita."

Julia melahap sebuah gulungan sushi kedalam mulutnya. Gurat manja diwajahnya kini tak lagi nampak. Pramudya seakan berhadapan dengan perempuan lain, bukan Julia yang ia kenal.

"Julia, tidak ada yang berubah dari perasaanku untuk kamu walaupun aku harus membagi waktuku untuk keluargaku. Aku hanya berharap kita bisa sama-sama menjaga orang-orang disekitar kita. Sama halnya waktu mendiang suamimu masih ada."

Pram membelai rambut Julia, berharap bisa meredakan amarahnya. Ia tahu, yang sedang dialami perempuan Ini adalah sebuah rasa cemburu. Sejak suami Julia meninggal, ia memang menjadi lebih sensitif dan posesif kepada Pramudya.

"Kamu tahu, perasaan cintaku padamu sejak dulu tak pernah berubah Julia. Aku tidak ingin jika kita memaksakan keadaan hari ini, justru akan membuat hubungan kita berantakan nanti."

Pram mulai menciumi rambut Julia dari belakang hingga terus bergerak mendekati tengkuk lehernya. Dalam ruangan privat yang tertutup, keduanya merasa aman untuk melakukan apapun yang mereka inginkan.

"Dan kau juga tahu kan, meninggalkan Anita untuk saat ini bukanlah ide yang baik. Masih terlalu banyak hal yang harus kita persiapkan sebelum kita bisa benar-benar bersatu."

Pram menyibakan rambut Julia ke depan, hingga membuat punggung Julia terbuka dalam karena baju backless yang ia kenakan. Kecupan demi kecupan mendarat di sana. Membuat Julia terbuai dalam gairah dan melupakan emosinya yang tak kurang dari semenit lalu meledak-ledak. Matanya mulai terpejam dengan bibir bawahnya yang ia gigit sendiri.

"Jadi aku mohon padamu Julia sayang, bersabarlah. Percayalah padaku bahwa kondisi ini tidak akan lama. Kita akan kembali bebas untuk bertemu dan melakukan apapun yang kita inginkan."

Pram berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan kembali kepercayaan Julia. Ia tahu betul sifat Julia yang tidak mudah untuk bisa kembali percaya jika sudah sekali dikecewakan.

Pram menurunkan lengan baju Julia hingga kebawah. Membuat dadanya menyembul keluar tanpa bra, Julia hanya mengenakan penutup p*ting berbahan sintetis dengan warna yang menyerupai kulit manusia.

Julia tak lagi mendengarkan apa yg Pram katakan. Ia sepenuhnya telah melayang-layang karena sentuhan jari jemari Pram di setiap inci tubuhnya. Erangan-erangan kecil Julia kata-kata Pram meluap begitu saja.

"Pulanglah besok dan sesegera mungkin aku akan menyusulmu."

Hanya kalimat terakhir itu yang Julia dengarkan. Dalam nafasnya yang tersengal sengal karena bibir Pram sudah mendarat di antara dua pahanya yang menganga dihadapan Pram, Julia mengangguk mengiyakan permintaan Pram.

"Aku akan pulang besok sore setelah aku bertemu dengan klienku untuk tanda tangan MOU besok siang, ah..."

Pram tersenyum ditengah gerakannya yang hikmat. Menghadirkan kenikmatan untuk Julia yang mulai melayang-layang setengah sadar. Seluruh tubuh Julia kini telah dilumat oleh Pram tanpa ampun.

Pram tau betul, bagaimana cara untuk mengambil hati Julia. Perempuan itu hanya akan luluh oleh sentuhan Pram, laki-laki yang sangat ia cintai dan inginkan saat ini.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!