Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Ira ingin pinjam uang Alina.
"Pelit banget sih lu Aina! gue hanya pinjam BPKB motor buat di gadaikan, gue itu lagi butuh uang.. jangan pelit-pelit lah, sama saudara."ucap Ira tanpa dosa..
"Tapi maaf duit tidak bersaudara!! Dan motor itu sudah gue jual. Jadi sebagai saudara gue tidak bisa membantu.Lebih baik lu minta bantuan sama saudara lu yang lain."jawab Alena santai.. Ira mengepalkan tangannya menahan kesal atas ucapan Alina yang tidak punya perasaan itu..
Ira masuk ke dalam kamar ibunya.. Ira merengek kepada Hamidah untuk dicarikan uang sebesar 10 juta.
"Buat apa uang sebanyak itu ra? Kamu nikah makin susah, bukannya bahagia tapi menderita seperti ini??Ibu bener-bener menyesal menikahkan mu dengan Ardi."Hamidah memijit pelipisnya, kepalanya pusing jika Ira sudah datang.. beraneka ragam masalah dia bawa pulang ke rumah itu, sehingga membuat ibu Hamidah stress.
"Tolong dong Bu! Mau buat bayar utang Mas Ardi Bu! Gaji Mas Ardi sudah habis Bu. Tidak tersisakan, yang ada hutangnya menumpuk. Tolongin ya Bu carikan pinjaman ke mana kek nanti Ira ganti."Ira terus merengek pada Hamidah untuk mencari hutangan buat suaminya..ia sangat ngeri sekali jika dia pulang tidak membawa uang tersebut.
"Memangnya gaji suamimu berapa kok, sudah habis saja. Pakai saja tabungan kalian daripada harus ngutang sana sini. Ibu sudah tidak dipercaya kalau mau mengutang di koperasi, kemarin ibu selalu telat bayar angsuran jadi Sudah di blacklist."Ira semakin gusar, kalau bukan kepada ibunya Ira meminjam uang kepada siapa lagi..
Ada perasaan menyesal, telah memusuhi Alina seharusnya dia bersikap baik dengan adik sepupunya itu.. karena di rumah besar itu yang punya uang hanya Alina.
"Mas Ardi uangnya habis buat bayar cicilan BPKB mobil digadaikan buat Mas Ardi kerja di bank, Mas Ardi yang merekomendasikan di bank sepupunya dengan jaminan uang,selama ini Alina yang membayar angsuran.. semenjak Alina dikhianati oleh Mas Ardi.Dan Ardi lebih memilih aku daripada Lina, Alena tidak mau lagi membayar angsuran mobil.. Mas Ardi minta aku untuk meneruskan membayar angsuran leasing."Hamidah bengong, ternyata benar Alina yang membayar angsuran kreditan Ardi di leasing.
"Suami kamu itu bener-bener tidak punya harga diri Ira! Masa kamu yang harus membayar hutang-hutangnya..Seandainya Ibu tahu dari awal Mendingan kamu tidak menikah dengan Ardi..Daripada menikah punya suami tapi seperti tidak punya suami.. Tidak ada tanggung jawabnya sama sekali, bukannya bahagia Yang ada kamu menderita."keluh Hamidah. Semua sudah diatur oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dengan gagalnya menikah dengan Ardi melepaskan Alina dari belenggu penderitaan. Dan menggantikannya dengan kebahagiaan, sementara Ira selama ini hidupnya selalu beruntung karena memanfaatkan Alina sekarang terbalik. Ia menggantikan posisi Alina untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga suaminya. Selamat datang penderitaan untuk Ira dan selamat datang kebahagiaan untuk Alina..
"Ini semua gara-gara Alina. Coba kalau dia tetap membayar angsuran mobil itu, Mas Ardi Masih ada sisa gajinya Bu."Hamidah menggelengkan kepalanya, ia baru menyadari jika putrinya benar-benar tolol.
" kalau Alina jadi istrinya Ardi baru wajar ia membayarnya,Alina bukan siapa-siapanya Ardi, aneh kamu Minta Alina untuk membayar hutang Ardi..Oh ya Ibu baru ingat.Kemarin Bapakmu berteleponan dengan Pak Lik Edi, Kalau tidak salah sih membahas masalah mobil. Mobilnya Ardi disita sama Pak Lik Edi bener itu.?"tanya Hamidah.
"Ibu sudah tahu. Kalau mobil Mas Ardi diambil sama Pak Lik Lurah? mobil itu tidak akan dikembalikan oleh Pak Lik jika uang Alina tidak dikembalikan.. kasihan sekali Alina sudah habis-habisan tapi tidak dinikahi" ucap Ira,ia tidak berkaca di dirinya sendiri, kalau dia lebih tolol daripada Alina..
"Terus kamu bangga gitu, si Ardi lebih memilih mu?Ingat cara mu mendapatkan Ardi seperti apa? Kalau kamu tidak pakai susuk Ardi tidak mungkin berpaling dari Alina.. Dan Kalau kamu tidak hamil Ardi tidak mungkin menikah mu .Jadi jaga ucapan,sekarang saja kamu sudah tertimpa masalah bertubi-tubi.kedatangan kamu kemari mau pinjem uang 10 juta kan? Pasti suamimu yang meminta kamu mencari uang segitu banyaknya."Ira tertunduk lesu,apa yang dikatakan ibunya semua benar.
"Terus aku bagaimana Bu?? Ira pulang harus membawa uang 10 juta itu.. ibu pinjem ke Alina Bu? Kalau Ibu yang ngomong pasti dikasih."Pinta Ira., Hamidah menggeleng, ia tidak sanggup melakukan itu. Resikonya sangat berat ia pasti akan kehilangan laki-laki yang sangat Hamidah cintai, jika Hamidah berani meminjam uang ke Alina..
"ibu pinjem kemana? Sepuluh juta itu terlalu banyak nilainya Ra.Ibu tidak berani meminjam uang ke Alina.. hubungan ibu dan Alina, sedang tidak baik-baik saja.. kami berdua tidak tegur sapa walaupun satu rumah, uang belanja bulanan saja Alina kasih ke bapaknya."Hamidah menjelaskan permasalahan yang ada di rumah besar milik Alina, Jika setiap harinya Hamidah dan Alina tidak pernah bertegur sapa seperti dahulu lagi semenjak peristiwa itu.
"Ibu tega sekali sama Ira."ucap Ira kesal. Hamidah membiarkan saja Ira marah denganya. Ia tidak mungkin mencari uang 10 juta dalam waktu yang singkat, kalaupun Hamidah memiliki uang 10 juta.Ia tidak akan memberikannya pada Ira.
Di dalam kamar, Alina sedang bertelepon dengan kekasih hatinya Muhammad Evan.. kesehatan Alina berangsur pulih tapi belum pulih seutuhnya.. Masih ada demam sedikit dan kepalanya masih pusing..
"Aku sudah di depan rumah kamu sayang,
Rumah besar berwarna Cream dan coklat.. ada Bapakmu sedang duduk di teras.. Mas mampir sebentar ingin memastikan kondisi kamu."Alina terlonjak kaget, ia tidak menyangka Evan sudah ada di depan rumahnya.
Alina kebingungan ia panik, apa yang harus ia katakan kepada bapaknya tentang Evan. Mana di depan rumahnya ada Ardi yang baru datang menjemput Ira.
"Assalamualaikum, Pak.Saya Evan temennya Alina.saya ingin menjenguk Alina Pak."ucap Evan to the point, Pak Subandi terperangah sejak kapan Alina mempunyai teman laki-laki. selain teman pabriknya.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Ohhh..Temennya Alina? Alina ada di kamar sedang beristirahat, silakan duduk nak Evan. Bapak panggilkan Alina sebentar."jawab Pak Subandi Ramah, ia sangat yakin laki-laki yang ada di depannya ini,bukan sekedar teman biasa..
Sementara Ardi yang sedang berdebat dengan Ira dan ibunya menatap sinis laki-laki tersebut..
Berbeda dengan Ira,ia terkagum-kagum menatap Muhammad EVan... Ira sangat yakin kalau laki-laki tersebut bukan orang sembarang, dilihat dari pakaian yang di kenakan Evan semua branded.
Ditambah pula, Evan mengendarai mobil mewah brand Eropa.
"Oh my Good..!Ganteng sekali Mana tajir lagi, siapanya Alina cowok itu? Gue harus menyelidikinya."gumam Ira dalam hati.
Evan, duduk sendiri di ruang tamu rumah Alina. Subandi masuk ke dalam rumah untuk memanggil Alina. Kesempatan itu dipergunakan oleh Ardi mendekati laki-laki yang mengaku temen Alina itu.
"Ha..! boleh tanya? lu siapanya Alina?"tanya Ardi tiba-tiba, Evan menatap Ardi dengan tatapan penuh selidik.
Seketika Evan ingat wajah Ardi.. dia lah laki-laki yang telah mencampakkan Alina di hari pernikahannya..
"Muhammad Evan firdaus, calon suami Alina."jawab Evan dingin, Ardi kaget bukan main. Secepat itu Alina mendapatkan penggantinya, mana bukan dari kelas biasa. Ardi bisa menilainya, melihat jam tangan yang dipakai Evan dengan harganya sangat fantasi setara dengan harga mobil Terios baru.
"Gue mantan Alina. Dan sampai sekarang Alina masih mencintai gue. Alina itu bekas gue."ucap Ardi.
"No problem.! Gue tidak butuh perempuan yang masih perawan, gampang bagi gue membuat Alina kembali perawan lag. Semua pembicaraan ini gue rekam.. Suatu hari nanti jika gue menikah dengan Alina.Dan gue mendapatkan Alina masih perawan. lu gue tuntut pencemaran nama baik dan fitnah!!"sontak Ardi kaget mendengar ancaman Evan.Ia salah lawan, Evan bukan laki-laki setengah emak-emak yang begitu gampang di pengaruhi.
Evan yang menyaksikan ketegangan dan kepanikan lawannya. Tersenyum sinis.
Alina datang bersama dengan bapaknya.. Melihat kedatangan Alina dan Pak Subandi Ardi kabur.
"Mas Evan! Repot-repot sekali datang menjenguk ku.. Alhamdulillah aku sudah baik-baik saja."Alina mencium takzim tangan Evan, membuat Evan terkesima dan hatinya bertalu-talu.
Ingin sekali ia mengecup kening gadis cantik ini itu,tapi Evan takut dengan bapaknya yang selalu ada di samping Alina..
Alina meletakkan kopi Hitam dan beberapa cemilan yang dikirim Evan tadi pagi di atas meja.
Lagi-lagi perlakuan Alina membuat Evan melayang-layang. ia sangat tersanjung dibikinkan kopi hitam kesukaannya oleh wanita pujaan hati.. Evan merasa dirinya dihargai. ia senang Alina ingat minuman kesukaannya.
"Diminum Mas kopinya!"ucap Alina.
"Terima kasih sayang."Alina terperanjat kaget mendengar panggilan sayang yang diucapan oleh Evan, demi menyamarkan semburat merah diwajahnya Alina menunduk malu.
Evan berusaha menutupi kegugupan, Pak Bandi tersenyum melihat kedua anak manusia itu yang terlihat malu-malu itu. Lalu Pak Bandi pamitan untuk duduk di teras rumah. Ia memberikan ke waktu pada dua anak muda yang saling menyukai itu.