Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 hidup Ira semakin kacau
Lalu mereka bertiga, bersiap-siap untuk pergi mencari kuliner yang ada di kabupaten itu.. dan Johan sebagai penunjuk jalan.
Alina sudah duduk manis di belakang motor Evan, dengan penuh kasih sayang Evan memakaikan helm di kepala gadis itu. Begitu juga dengan Johan.
Rio, hanya menyerahkan saja helm ke Wita bukan tanpa sebab Rio bersikap cuek seperti itu.Ia sangat malu sekali dengan ucapannya yang memakai - maki Wita dengan kasar.
Sementara itu,motor Wita dan motor Alina mereka titipkan di minimarket. Dan barang return, Wita titipkan di minimarket yang dekat cluster Korea,Kebetulan sekali supervisornya tetangga Wita.
"Kami nitip dulu ya Mas Nugie, semua barang-barang ini??tidak lama kok, hanya sebentar."ucap Wita, Nugie sebagai supervisor menjawab dengan anggukan.
"Beres Wit.Hati-hati Wit."Seru Nugie. Wita melambaikan tangannya.
Lalu mereka berenam berangkat mengikuti motor Johan dan Zahra Entah mau dibawa oleh Johan kemana bos-bos besar itu..
" kita mau kemana sih ini,kok jalannya melewati sawah-sawah dan kebun-kebun sayuran ??"tanya Rio pada Wita.Ia mulai membuka percakapan dengan gadis yang duduk manis dibelakangnya..
" Kenapa dengan sawah-sawah dan sayur-sayuran,anda alergi melihat sawah?" ucap Wita ketus..
gadis itu masih sakit hati dengan laki-laki yang sedang mengendalikan sepeda motor itu.
"gak sama sekali,aku malah suka melihat pemandangan yang hijau - hijau seperti ini,otak ku jadi fresh.Ohh,ya, aku minta sekali lagi,atas ucapan ku yang kasar pada mu. pakaian yang aku order itu untuk aku kirim ke panti jumbo menurut ku, makanya aku tuker warna yang lebih kalem. Karena untuk lansia." plong rasanya hati Rio setelah minta maaf sama Wita..
" memaafkan memang kewajiban semua umat manusia,lain kali kalau belanja harus memiliki etika.. jangan semenanjung dengan penjual, walaupun kodrat pembeli itu raja.. apa lagi penjual itu, sudah seusai dengan prosedur.." jawab Wita.
Rio semakin bersalah mendengar ucapan Wita, tidak seharusnya ia memaki-maki Wita dengan kata-kata kasar dan akan mengancam memberikan review jelek pada toko online Wita.
" sekali lagi,aku minta maaf yang sebesar-besarnya.. Saya salah dan terlalu arogan." baru sekali ini Rio mengakui kesalahannya pada seorang gadis.
selama ini ia tidak pernah mau mengalah dengan perempuan mana pun.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit tanpa macet.. Sampailah pasangan muda mudi itu di sebuah saung tengah danau.
Dibawah saung terdapat ikan Mas,ikan nila dan banyak lagi ikan tawar lainnya.
" wahhh... Amazing indah sekali, keren Johan bisa merekomendasikan tempat sebagus ini??" ucap Evan takjub.
" ternyata lebih cakep aslinya ya Wit, dari pada kita lihat di media sosial.. Berapa kali kita rencana mau ke danau ini,tapi tidak pernah terealisasikan.." ucap Alina pada Wita.
Wita tersenyum dan mengangguk,ia setuju dengan pendapat sahabatnya itu,jika danau tersebut lebih indah melihat langsung dari pada melihatnya di media sosial.
jika Alina dan temen-temennya sedang bersuka cita menikmati indahnya panorama alam.
Dan mereka sedang asik mancing di tengah-tengah danau sambil menikmati ikan bakar..
berbeda dengan Ira yang sedang sibuk merayu ibunya minta dicarikan BPKB motor Lina.
" ibu tidak sanggup Ra, mencuri BPKB motor Alina, Kalau ketahuan bapak mu, bisa-bisa ibu dicerai..Lebih baik kamu cari kerjaan saja untuk memenuhi kebutuhan hidupmu." Hamidah menolak,ia tidak akan sanggup melakukan apa yang di perintahkan oleh Ira..
" ibu gak sayang sama aku?? Ini demi kelangsungan rumah tangga ku Bu? kalau ibu tidak bisa mengambil BPKB motor Lina, sertifikat rumahnya ibu ambil kita jual saja rumah peninggalan ibunya Ira.. Biar tahu rasa mereka." Hamidah memijit pelipisnya, tiba-tiba ia merasakan sakit kepala mendadak.
Permintaan Ira semakin diluar nalar, Hamidah tidak habis pikir dengan anaknya itu yang tidak pinter-pinter.
" kamu itu polos apa tolol sih? Sudah disakiti masih saja mau di perbudak oleh suami cari hutangan. Memangnya kalau mengutang tidak bayar.. ibu tanya? misalkan kamu bisa cariin BPKB motor Lina, bayar angsurannya pakai apa??" tanya Hamidah dengan nada tinggi.
Hatinya kesal melihat Ira yang tidak pintar-pintar dan mau saja di bodohi oleh suaminya.
" Aku, akan kerja untuk membayar angsuran BPKB Bu.." jawan Ira ,ia merengek seperti anak kecil pada Ibunya.
Hamidah menggelengkan kepalanya menatap Ira. Ia benar-benar frustasi menghadapi sikap keras kepala Ira.
Ira semakin panik saat membawa pesan dari Ardi suaminya.
"jangan pulang kalau tidak bawa uang!!" isi pesan itu, Ira semakin gelisah ia menatap ibunya dengan tatapan memohon.
" tolongin Bu, cairkan aku uang jika aku pulang tidak bawa uang,suami ku pasti marah.. Dan akan menceraikan ku." rengek Ira sambil berderai air mata.
hatinya kalut sekali, ia sangat takut kehilangan Ardi Ira tidak mau dicerai oleh Ardi.
" lebih baik kamu pisah dari Ardi, dari pada punya suami tapi tidak berguna. Di nafkahi gak malah bikin susah." jawab Hamidah.
Ira semakin histeris menangis mendengar ibunya meminta ia cerai dari Ardi..
" Sampai kapan pun aku tidak mau bercerai dengan Ardi,kalau aku cerai dengan Ardi, Evan harus menikah dengan ku.." Hamidah menghela nafas kasar mendengar permintaan Anaknya yang sudah diluar nalar.
Hamidah meyesal telaah memanjang Ira dari kecil sehingga membuat Ira jadi anak pembangkang dan pemalas..
Subandi yang dari tadi mendengar perdebatan ibu dan anak itu, lama-lama geram.
Cuaca sedang terik - teriknya mendengar orang adu mulut membuat kepalanya pusing.
Diyan lagi Alina belum pulang dari joging dan ngedate.
Alina sudah memberitahu bapaknya jika ia pulang telat,ia pergi dengan Evan dan Wita makan di danau.
Walaupun Evan sudah pamit dengan Subandi, tetap saja sebagai orang tua khawatir akan keselamatan anak perempuannya..
"Hamidah..!! tolong anak mu suruh pulang, jangan berisik malu dengan tetangga.. Tetangga sedang istirahat, pasti terganggu dengan suara anak mu yang teriak-teriak gak jelas itu ." Hamidah gusar mendapat peringatan dari Hamdani.
"tolong kamu diam Ira..! Jangan berisik kasihan bapak mu mau istirahat.." ucap Hamidah.
" ngapain sih ibu belain laki-laki tua bangka itu, udah kisut pelit pula, mendingan ibu ceraikan saja." Teriak Ira.
ia sudah dikuasai oleh Emosi, Ira bicara sudah tidak menggunakan logika lagi..
Subandi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap Ira yang tidak bermoral.
" kenapa aku bodoh sekali dulu? Mau saja menuruti kemauan Hamidah mengunakan uang Alina, untuk biaya kuliah Ira.. " Gumam Subandi dalam hati.
Meyesal tidak ada gunanya,uang Alina tidak mungkin Ira kembalikan yang ada Ira ngemis setiap hari minta uang sama ibunya.
Apa yang Ita tuai itu yang ia tanam.
.