NovelToon NovelToon
Bahagia Untuk Kanaya

Bahagia Untuk Kanaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Kisah seorang gadis bernama Kanaya, yang baru mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung di keluarga nya saat umurnya yang ke- 13 tahun, kehadiran Aria-- sang anak kandung telah memporak-porandakan segalanya yang ia anggap rumah. Bisakah ia mendapatkan kebahagiaannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUK- 22 : Tentang Dhiendra

Senyum miring itu, nada suaranya yang santai, gaya tengil yang tak asing, Kanaya mengenalinya. Pemuda di depannya itu adalah Dhiendra, cowok yang sama yang menantang nya di tengah lapangan kemarin.

Dhiendra berdiri di hadapan nya kali ini dengan penampilan yang amat berbeda, dengan setelan jas hitam yang tampak pas di badan, rambut hitamnya di sisir seadanya, tetap dengan gaya acak yang seolah sudah menjadi ciri khas nya, tetapi entah kenapa justru itu yang menambah aura kerennya.

Kanaya hampir tidak percaya. "Lo ngapain di sini? Jangan bilang lo ngikutin gue sampai rumah!"serunya refleks, namun karena suaranya yang cukup keras hingga membuat beberapa kepala seketika menoleh ke arah mereka.

Ruangan sontak hening. Tuan Abiyasa bersama nyonya tania dan tuan Restu Wiratama bersama nyonya salsa Wiratama bahkan Areksa, Rayyan, Javier, dan Jendra menghentikan obrolan mereka sementara Revan dan Aria yang baru saja hendak mendekat juga terkejut dan ikut menoleh.

Namun di satu sisi, Aria menahan napas, sorot matanya berbinar penuh harap, "yes, Kanaya bakal bikin malu dirinya sendiri kali ini. "

Mungkin tak ada yang memberitahu Kanaya atau emang hanya Aria yang mengetahui nya dari Revan, jika Dhiendra, pemuda yang membuat huru- hara karena kedatangannya di lapangan dan menantang Kanaya waktu itu ternyata adalah putra kedua dari tuan Restu Wiratama dan merupakan adik dari Revan. Dhiendra pun merupakan anak baru di sekolah mereka, jadi wajar belum banyak yang mengetahui tentangnya yang merupakan darah dari keluarga Wiratama, donatur terbesar di SMA pelita harapan bangsa.

Dan karena ulah Kanaya kali ini dia pasti akan malu setengah mati juga ayah mereka akan merasa malu dengan tingkahnya yang kampungan di makan malam istimewa ini. Dan di mata Dhiendra juga citra Kanaya akan menjadi buruk, seperti saat Revan yang menilai jelek Kanaya saat ini.

"Mampus lo Kanaya. "

Aria tersenyum puas.

Namun yang terjadi justru di luar dugaannya.

Dhiendra malah terkekeh. "Ngikutin lo? Hahahaha.... gue emang suka cewek yang pede, tapi sorry Kanaya, gue datang bukan buat ngejar lo. Gue datang karena... ini rumah Mitra bisnis sekaligus sahabat dari bokap gue. "

Tercengang lah Kanaya saat itu juga. "Bokap lo? jadi.... " ia melirik ke arah ayahnya lalu berpindah pada tuan Restu Wiratama, dan seketika bersemu malu lah wajahnya. Karena ia telah salah mengira.

"Lo.... putranya pak Restu Wiratama, mitra sekaligus temannya papa yang menjadi tamu malam ini? " lirihnya pelan namun lebih terdengar serupa bisikin di telinga Dhiendra.

Namun tuan Restu yang tiba-tiba saja sudah berada di samping putranya dan mendengar itu, di saat itulah ia maju beberapa langkah ke hadapan mereka dan menepuk bahu anaknya dengan bangga. "Betul sekali. Kenalkan Abiyasa, ini putra kedua ku yang mungkin belum pernah ku ceritakan selama ini, Dhiendra setya Wiratama. "

Tuan Abiyasa tertawa lepas, menepuk lutut nya. "Astaga, jadi ini putra kedua Wiratama! pantas saja jarang melihat nya, kau baru memperkenalkan nya sekarang ya, Restu. "

Tuan Restu tertawa. "Jika bukan karena di paksa dia mungkin tak mau. Putraku yang satu ini memang agak tertutup Abi. Dan apa sebutan anak sekarang? ... oh ya, cool, " kelakar nya yang lalu di sambut dengan tawa rendah yang lain.

Dhiendra menyeringai, lalu membungkuk sedikit penuh gaya. "Salam hormat, om Abiyasa, tante Tania, dan.... " ia melirik ke arah Kanaya dengan tatapan penuh arti. " .... makasih Kanaya, karena udah nyambut gue dengan penuh dramatis. "

Kanaya melirik nya dengan sinis lalu mendengus di sertai dengan memutar bola matanya, malas namun Dhiendra malah menganggap itu hal lucu dan terkekeh pelan.

Setelah ada sedikit gangguan yang spontan namun membawa tawa itu, tuan Abiyasa lalu kembali meminta yang lain untuk duduk, sementara para pelayan mulai menghidangkan makanan di atas meja, dengan di isi oleh obrolan ringan di antara mereka

Aria duduk di samping Revan dengan sedikit menghentakkan kakinya dia lantai, hatinya dongkol. Matanya melotot kecil, "kenapa lagi- lagi Kanaya yang menjadi pusat perhatian? "

Bukan kejadian seperti ini yang dia inginkan. Rencananya malam ini Kanaya harus di permalukan, tapi sekarang? semua orang justru terhibur dengan tingkah nya.

Saat ia memiliki ide untuk mencuri perhatian Dhiendra dengan sengaja menatap ke arahnya hingga tatapan mereka bertubrukan, Aria dengan maksimal menunjukkan senyum manisnya, tentu sedang menebar pesonanya pada pemuda tampan itu. Namun yang dia dapat adalah tatapan sinis dhiendra dan kernyitan dahi sampai cowok itu membuang pandangannya ke depan.

Sedangkan ketika Aria menoleh kepada Revan, dia malah mendapati cowok itu sedang menatap Kanaya dengan intens, seperti terpesona.

Seketika darahnya mendidih namun ia hanya bisa mencebik dengan sebal.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Revan tersenyum begitu matanya dan mata Kanaya bertemu, saat sejak tadi ia menatap gadis itu namun seolah tak di gubris sama sekali.Namun senyumnya saat ini bukan senyum ramah, melainkan congkak. Setelah penolakan waktu itu dan berbagai asumsi yang di tanamkan Aria di kepala nya soal Kanaya, ia jadi memandang gadis itu dengan cara yang berbeda.

"Ah, ternyata kita bertemu lagi, ya. "Revan mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah Kanaya. " Kebetulan sekali ya Nay. "

Aria tak menyia- nyiakan kesempatan ini, lantas menepuk lengan Revan, seolah akrab. "Kak Revan, jangan bercanda. Kak Nay pasti masih malu sama kejadian kemarin. "

Ucapan itu di sertai tawa kecil, terdengar manis di telinga orang- orang, tapi bagi Kanaya itu hanyalah racun halus.

"Kalaupun malu, bukan karena alasan itu, " jawab Kanaya santai, menusuk tepat sasaran.

Wajah Revan sedikit mengeras, kejadian penolakan itu masih membayangi otaknya, bukan hanya malu yang di rasakan nya waktu itu tapi egonya juga tergores. Ia cepat menutupi wajahnya yang mengeras itu dengan senyum. "Yah, gak apa- apa, aku percaya sebenarnya kamu cuma ... insecure. Kamu terlalu rendah diri buat deket sama aku, wajar kok. "

Aria langsung menyambung, "hahaha iya, kak naya ini memang sejak dulu selalu minder, padahal tidak apa- apa untuk dekat dulu dengan kak Revan, secara kak Revan ini idola sekolah pasti banyak yang mengejar namun kak Revan tetap menjatuhkan hati untuk kak Nay, aw sosweet deh. "

Kanaya bergidik mendengar nya, sampai- sampai merinding sekujur badan. Dua orang ini memang cocok jika di sandingkan, sifat mereka ternyata sebelas dua belas.

Lantas Kanaya memilih untuk tidak menanggapinya dan memilih untuk melempar pandangan ke arah lain. Tapi matanya malah tertuju pada Dhiendra yang entah sejak kapan menatap ke arahnya.

Kanaya spontan mendelik padanya namun pemuda itu malah membalasnya dengan senyum miring. Senyum yang entah mengapa sangat memuakkan di mata Kanaya.

****

1
Keyraaleyababy Keyraaleya
lanjut dong thoor bagus ceritanya
Aiyaa writer
Keren
Dancingpoem
❤❤❤❤❤
nonoyy
astaga keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya sunguh malang nasibmu naya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!