NovelToon NovelToon
Siapa Aku Di Sisimu?

Siapa Aku Di Sisimu?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Nikah Kontrak / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Shalema

Sepuluh tahun ingatan Kirana terhapus. Saat membuka mata, Kirana mendapati dirinya sudah menikah dengan pria asing yang menyebutnya istri.

Namun, berbeda dengan kisah cinta yang diharapkan, pria itu tampak dingin. Tatapannya kosong, sikapnya kaku, seolah ia hanya beban yang harus dipikul.

Jika benar, Kirana istrinya, mengapa pria itu terlihat begitu jauh? Apakah ada cinta yang hilang bersama ingatannya, atau sejak awal cintanya memang tidak pernah ada.

Di antara kepingan kenangan yang terhapus, Kirana berusaha menemukan kebenaran--- tentang dirinya, tentang pernikahan itu, dan tentang cinta yang mungkin hanya semu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shalema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istri terbaik

Malam semakin larut. Di luar, Kirana masih bisa mendengar suara Barra, bu Wulan dan Alma yang masih asyik bercengkarama. Mungkin karena Alma sudah lama tidak pulang, ketiganya ingin melepas rindu.

Gelak tawa bersahut-sahutan, diselingi nada rajukan dari Alma yang digoda oleh Barra. Kirana segan untuk bergabung, meski terasa familiar, tapi ia tidak bisa mengingat apapun tentang Alma. Membuatnya merasa menjadi orang asing.

Apalagi pembicaraan Barra dengan Alma tadi membuat tanda tanya besar di kepala Kirana.

"Aku tahu, Kakak sangat mencintai kak Kirana."

Barra mencintai dirinya. Ada rasa bahagia saat Kirana mendengarnya, meskipun kata itu tidak keluar dari mulut Barra. Tidak ada penyangkalan dari Barra saat Alma mengatakannya.

Pembicaraan mereka yang berkaitan dengan ingatan dan masa lalunya lah yang menjadi pertanyaan buat Kirana. Haruskah ia mencari tahu atau fokus pada kehidupannya yang sekarang? Pada cinta mereka berdua.

Suara pintu dibuka dan ditutup. Barra memasuki kamar. Barra naik ke atas tempat tidur dan memeluk Kirana dari belakang.

"Sudah tidur, Kira?" helaan nafas Barra menyapu tengkuk Kirana.

"Belum, Mas," Kirana membalikkan badannya ke arah Barra.

Keduanya saling beradu pandang. Walau wajah Barra masih terlihat pucat, tapi ada kehangatan yang mengalir dari pandangannya.

"Kanapa belum?"

"Aku nunggu Mas Barra."

Cup. Barra mengecup bibir Kirana singkat.

"Maaf, aku lama." Barra menarik Kirana ke dalam dadanya.

"Mas, pasti rindu sekali dengan Alma ya?"

"Hmm... Aku rindu menjahili dia. Sejak kecil, Alma itu cengeng. Seru sekali bikin dia nangis," kenang Barra.

"Pasti seru punya saudara. Aku dari dulu ingin ngerasain punya adik atau kakak. Sepi sekali jadi anak tunggal," ungkap Kirana.

Barra mengendurkan pelukannya, menyapu wajah Kirana dengan pandangan lembut. Ia mencium pipi Kirana kemudian bibirnya. Pelan dan lembut. Sentuhan Barra kali ini membuai dan memberikan ketenangan. Kirana memejamkan matanya. Meresapi rasa baru yang diberikan Barra.

"Aku akan menemanimu. Kamu tidak akan merasa sepi lagi," janji Barra setelah melepaskan bibir Kirana.

Kirana mengernyitkan dahinya. Ia familiar dengan kata-kata itu. Ada seseorang yang pernah mengucapkannya.

Kirana mengingat sosok pria. Pria itu berdiri di depannya, memegang tangannya dan mengucapkan kata-kata yang persis sama.

Siapa? Kirana mencoba menerobos tembok memorinya. Mas Barra kah?

Barra mencium mata Kirana, kemudian keningnya. "Tidurlah, sudah malam."

Kirana merebahkan kepalanya di dada Barra. Ia belum bisa mengingat siapa sosok pria itu.

************

"Pagi, Kak Kirana," sapa Alma.

Kirana tengah menyiapkan sarapan. Semalam, Alma menginap dan tidur di lantai atas.

"Pagi, Alma."

"Mas Barra mana?"

"Belum bangun. Tadi abis subuh, tidur lagi."

"Lagi bikin apa Kak?" kepala Alma melongok di atas panci yang berasap.

"Bubur Manado."

"Boleh aku cicipi Kak?" Alma mengambil sendok. "Hmm... Enak, Kak."

Kirana tersenyum senang.

"Kalau begini terus tiap hari, Mas Barra pasti tambah sayang sama Kak Kirana."

Kirana hampir menjatuhkan spatulanya.

"Mas Barra itu dari dulu suka makan. Gampang banget laperan. Jatah aku aja kadang diambil. Nah, cocok deh punya istri yang jago masak."

Alma merangkul bahu Kirana. "Kayak Kak Kirana ini," memberikan senyum manis pada kakak iparnya.

Pipi Kirana memerah dipuji oleh Alma. "Biasa aja, Al. Aku gak jago-jago amat juga."

"Siapa bilang? Dari dulu kakak jago masak kok. Kakak sering masakin buat aku," info Alma santai.

"Kapan, Al?"

"Apanya yang kapan?" suara berat dan lengan kekar melingkari pinggang, mengagetkan Kirana.

Kirana mencari Alma. Rupanya Alma sudah berlalu ke halaman belakang, memberi makan ikan.

Barra menaruh dagunya di atas kepala Kirana. "Baunya enak. Aku jadi lapar."

Mereka bertiga lalu sarapan bersama. Seperti semalam, pembawaan Alma yang ramah dan santai, memberikan nuansa ceria di meja makan.

"Kak, aku boleh ajak Kak Kirana ke beauty salon & spa gak?"

Barra memberikan pandangan tajam pada adiknya.

"Eits... Tenang, jangan marah begitu." Alma mengelus lengan Barra.

"Tempatnya gak jauh, kok. Kak Kirana pasti udah lama gak perawatan. Apalagi, beberapa hari ini sibuk ngerawat Kakak yang super duper manja."

"Gak usah, Alma," sela Kirana.

"Eh, jangan begitu Kak. Perawatan tubuh buat perempuan itu sangat penting. Jangan sampai sibuk merawat suami, tapi lupa merawat diri sendiri. Boleh ya, Kak Barra?" Alma memberikan tatapan memohon pada Barra.

"Baiklah, tapi ajak bu Wulan," putus Barra.

"Yeaay... Makasih, Kak," Alma memberikan kecupan di pipi Barra.

"Ingat, tempatnya jangan jauh-jauh. Kirana juga belum boleh berjalan terlalu lama. Habis dari sana, langsung pulang. Aku gak mau Kirana terlalu cape."

"Iya kakakku sayang. Aku bakal jagain kak Kirana seperti barang pecah belah," Alma memberikan salam dua jari sebagai tanda berjanji.

Alma lantas beralih pada Kirana. "Abis sarapan, kita siap-siap berangkat ya, Kak."

"Boleh agak siangan gak, Al? Dr. Farhan mau ke sini untuk cek kondisi Mas Barra."

"Nah... Begitu, Al. Prioritas pertama tetap suami. Jangan seperti kamu yang ninggalin suami di negeri orang," ledek Barra.

Barra merangkul Kirana lalu mengecup kepalanya.

"Iya deh, iya. Kak Kirana memang istri terbaik." Alma mengedipkan sebelah matanya pada Kirana.

--Pukul 09.00--

Dr. Farhan datang untuk memeriksa kondisi Barra. Suster Fani melaporkan keadaan Barra selama empat hari terakhir.

"Alhamdulillah... Kondisimu sudah pulih. Tapi, jangan terburu-buru melakukan aktivitas yang berat. Hindari stres, dan jaga pola makan yang benar. Terutama, istirahat yang cukup," jelas dr. Farhan.

"Iya, Om."

"Kalau begitu, obatnya tetap diminum sampai habis. Dan saya resepkan vitamin sebagai penambah daya tahan tubuh. Kalau demam atau mualnya datang lagi, segera beri kabar, " dr. Farhan menujukan ucapannya pada Kirana.

"Baik, Dok."

Dr. Farhan dan suster Fani kemudian merapikan perlengkapan mereka, dan berpamitan.

Kirana melihat Barra sibuk berbicara dengan Alma. Ia mengejar dr. Farhan keluar. Ada sesuatu yang harus ditanyakannya.

"Dok, tunggu sebentar!" pinta Kirana sebelum dr. Farhan masuk ke dalam mobil.

"Dokter, maaf. Tempo hari, Dokter berbicara sesuatu tentang papaku. Apakah Dokter mengenal papaku?"

"Kami teman lama, Kirana."

Betulkah? Kenapa aku tidak pernah tahu kalau papa punya teman seorang dokter.

"Apakah dokter tahu di mana papa sekarang? Tolong Dokter, aku ingin bertemu dengan papaku."

"Iya, saya tahu di mana papamu. Tapi, maaf Kirana, saya sudah berjanji pada papamu untuk tidak memberitahumu atau Barra."

Kenapa papa tidak mau aku tahu?

"Kenapa Dokter? Apa papa tidak mau bertemu denganku?"

"Maafkan Kirana, Saya tidak berhak bercerita padamu. Yang bisa saya katakan, papamu merasa bersalah. Dia tidak sanggup untuk menemuimu atau Barra."

Apa? Kenapa papa merasa bersalah?

"Berikan papamu sedikit waktu lagi. Saya yakin pada saatnya nanti, papamu akan keluar dari persembunyiannya dan menemui kalian berdua."

Dr. Farhan memasuki mobil, kemudian melaju meninggalkan Kirana dengan sejuta pertanyaan tentang papanya.

1
Penapianoh📝
ngk kebayang klo nnti ingatan Kirana kembali🙈 bagus klo dlu memang baik2 aja klo ngk 😭😭😭
Penapianoh📝
alhamdulillah, smgt trus kir berobat nya. perlahan-lahan aja😌
Penapianoh📝
kalian udah jadi besti an nih kir, sama bu wulan? 🤣
Jemiiima__
tdr dalam keadaan marahan itu gak enak weee 😭 cpet baikan kalian
Jemiiima__
kenapa sih bersikeras mau misahin anaknya
Jemiiima__
lgsg gak enak gini hawanya 🙄
Jemiiima__
syukurlah, selama ini usaha mu gak sia2 ya kiraa
Dewi Ink
alma sepertinya beda sama mamanya..
Dewi Ink
grogi tapi seneng yaa kiraa😂
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
nikah kontrakk ini mahh
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
jangan sebelah kecelakaan kamu hobii dugem Kirana /Facepalm/
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞🩷
Sepertinya rumah ini memang dirancang khusus buat Kirana, tempat kirana bisa menyalurkan hobinya 🥹
Alyanceyoumee
ya ampun jahat mama....🤧
Alyanceyoumee
semngat Kirana, pupuk terus biar tumbuh subur
Septi Utami
mertua stress ini lagi, baru geh Kirana bahagia karena Barra sudah perlahan mulai lembut malah muncul🥴
Lonafx
napa sihh mas Barra, sikapmu masih aja angin-anginan😤
Lonafx
walaupun kamu nyuruh Kirana buat tidak mengingatnya.. kejadian traumatis itu pasti suatu saat akan terus menghantui pikirannya lg, salah satunya yg paling sering ya lewat mimpi buruk..
Istri Zhiguang!
Ayo ucapin lagi nanti saat barra udah sadar sepenuhnya, biar dia tahu kamu suka sama dia/Sob/
Istri Zhiguang!
Barra kenapa?/Cry/
Istri Zhiguang!
Mimpi itu bakal terus dateng selama Kirana belum tahu kebenaran masa lalunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!