"Alvaro, kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi wanita itu. harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu!"
---
" Bisakah kau bertahan, demi aku demi kita atau demi anak itu."
" Itu bukan pilihan karena dari awal memang akulah yang salah, aku lah penjahatnya, orang-orang tetap akan tau bahwa akulah pelakornya"
"Jangan tanya kenapa aku tinggal. Tanyakan kenapa hatiku tidak bisa pergi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulu yuningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Mansion mewah keluarga Dimitri
Nyonya Rika yang sedang menunggu kedatangan Nayla. Dikagetkan dengan kedatangan Alvaro dan Dina lebih awal.
"Ibu kan bilang acaranya mulai jam 7.30!. Kamu datang terlalu awal. Dan kenapa dia harus ikut?" Kata nyonya Rika gelisah karena Nayla belum juga datang. Nyonya Rika tidak pernah menyangka kalau Alvaro akan mengajak Dina ke acara malam ini.
"Apa kami tidak diizinkan untuk berkunjung, jika tidak sedang makan malam?. Dan lagi Dina istriku Bu". Kata Alvaro memainkan sandiwaranya.
"Iya Bu. Al memintaku untuk datang lebih awal agar bisa membantu ibu". Basa-basi Dina. "Jika bukan karena rencanaku malam ini, mungkin aku nggak akan ikut di acara membosankan ini". gerutu Dina dalam hati.
"Permisi". Sahut Nayla begitu memasuki mansion mewah tersebut
"Ohhh Nayla, kau sudah datang!". nyonya Rika menyambut Nayla dan mengabaikan Dina
"Iya Bu. Maaf saya datang terlambat. Tadi singgah beli bahan makanan dulu, Bu" kata Nayla. Ia melirik Alvaro dan Dina sedikit, lalu mengangguk dan tersenyum lembut.
"Jadikan kita masak barengnya?" Tanya Nayla mulai bersandiwara. Untung saja tadi asisten Leo menyuruhnya membeli bahan makanan.
"Wahh benarkah. Kamu memang calon istri idaman, pasti berutung laki-laki yang mendapatkan mu". Kata nyonya Rika, mencoba menyindir menantu nya.
"Hahaaa ibu bisa saja". Jawab Nayla mulai mendalami peran "Hahaaa aku lebih pandai berakting darimu, mba Dina. Maafkan. Aku mba Dina, aku tidak punya pilihan". Sambil melirik Dina dan berusaha melihat gerak-gerik mencurigakan dari wanita tersebut.
"Jadi ini wanita itu". Gumam Dina dalam hati
nyonya Rika membawa nayla melewati Alvaro dan Dina begitu saja. Mereka becanda gurau menuju dapur. Dan interaksi mereka berhasil membuat Dina panas dingin pasalnya sejak 2 tahun ia menikah dengan Alvaro. Mertuanya itu tidak pernah memperlakukan dia sehangat itu.
Nyonya Rika dan Nayla memasak menu kesukaan Alvaro. Karena bahan yang di beli Nayla, semua atas keinginan Alvaro. Alvaro benar-benar sutradara terbaik.
Lewat pukul tujuh mereka selesai memasak dan sisanya para art yang menyelesaikannya. Nyonya Rika meminta art memanggil orang-orang untuk makan malam. Dan mereka makan dalam diam. Setelah makan nyonya Rika mengajak orang-orang untuk berbincang di ruang keluarga.
---
Ruang keluarga
"Nayla, kenapa aku baru melihatmu?". Tanya ayah Alvaro tiba-tiba. Ia menaruh curiga, Pasalnya jika memang Nayla anak sahabat istrinya. Kenapa Nayla baru di kenalnya sekarang?
"Maksudnya, tuan?" Tanya Nayla gugup
"Kenapa aku baru mengenalmu sekarang? Seharusnya aku sudah mengetahui siapa kamu, jika benar kau anak sahabat istriku?"
"Itu yah... tuan. Ak..."
"Beberapa hari yang lalu Nayla menabrak mobilku. Saat itulah aku baru mengetahui, jika dia anak dari sahabat ku. Dan lagi sahabatku itu sedang sakit". Jawab nyonya Rika. saat melihat nayla tak kunjung menjawab.
"Jadi, bagaimana kondisi ibumu sekarang?"
"Sekarang sudah membaik tuan".
"Nay, masakanmu sangat enak. Alvaro bahkan sampai nambah tadi, saking enaknya. Benarkah Al?. Ucap nyonya Rika memecah keheningan dalam ruangan itu.
Alvaro hanya menanggapi dengan anggukan kepala.
"Benarkah Bu, Aku memang pandai memasak. Kalau ibu mau dimasakin, aku bisa ko masakin ibu setiap hari". jawab Nayla basa-basi. Padahal dia muak berada didalam ruangan yang semuanya serba sandiwara.
"Al, aku kedapur dulu ya, mau ambil minum!". Dina langsung pergi begitu saja. Ia sangat muak dengan interaksi mereka semua. dia sepertinya sangat tidak menyukai Nayla.
"Maaf saya ke toilet dulu". Nayla mencoba untuk selalu melihat setiap pergerakan Dina. Dia takut kecolongan karena dia masih bingung apa yang akan di lakukan Dina malam ini.
Nayla diam-diam mengikuti Dina kedapur. Dilihatnya didapur Dina seperti menaruh sesuatu didalam salah-satu minuman yang akan di bawah pelayan. Nayla cepat-cepat sembunyi biar nggak ada yang melihatnya.
Nayla lebih dulu duduk di sofa. Dia mencoba memberi tahukan Alvaro untuk jangan meminum minumannya melalui isyarat tapi seperti nya Alvaro kurang memahaminya. Dari jauh ia melihat Dina membawa minuman tersebut.
"Silakan diminum!". ucap Dina tersenyum manis
"Terimakasih". Nayla berusaha mengambil minuman yang akan di berikan Dina untuk Alvaro
"Maaf nona, ini untuk suamiku". Dina berusaha menekan kata suamiku
"Aahhh maaf". Jawab Nayla lesu "bagaimana caranya agar aku bisa mengambil minuman itu". Bingung Nayla
Drrrt... Drrrt... Drrrt
tiba-tiba handphone Dina berbunyi
"Maaf aku mengangkat telfon dulu" Dina buru-buru pergi untuk mengangkat telfon dari sutradara yang merupakan selingkuhannya.
Nayla yang melihat Dina pergi, buru-buru mengambil minuman yang akan diminum oleh Alvaro. Ia tidak perduli apakah minuman itu berisikan racun.
"Hey". Teriak panik Alvaro. Ia yang mengetahui semua rencana Dina. Merutuki kebodohan Nayla. "Dasar bodoh". Ungkap alvaro dalam hati.
"Leo". panggil Alvaro cepat. "Siapkan mobil". Sambil melihat setiap perubahan dalam diri nayla
"Baik tuan"
"Aku pulang". Tanpa menunggu jawaban orang-orang Alvaro langsung menarik tangan Nayla. Dan melupakan atau bahkan sengaja meninggalkan Dina begitu saja.
biar enak aja kak bacanya.... mnulis itu selain mmbtuhkn kreatifitas tinggi tp tata bahasa jg hrs dprhtikn, shgga mnjadi bacaan yg enak d baca..
Aku udah mampir. Jangan lupa mampir juga