Apa jadinya jika hidup di jaman para pendekar tidak bisa berlatih tenaga dalam?
." apakah kamu ingin menjadi kuat dan membalas dendam wira?"
"'iya tentu saja kek.."
" jika aku bilang kamu tidak bisa membalas dendam kamu percaya?"
" Wira kenapa kakek?"
Begini Wira,, 3 jari dibawah pusar ada satu titik vital sebagai pusat tenaga dalam pada manusia.
titik vital yang ada di dalam tubuh mu akibat pukulan Sura Keling,entah dia sengaja atau tidak , telah terluka sangat parah.
menurut perhitungan ku, kemungkinan besar telah hancur, semoga saja itu salah.
aku tak tau apakah di masa depan kamu bisa sembuh atau tidak, yang jelas untuk saat ini kamu tidak mungkin bisa membangkitkan tenaga dalam mu... entah sampai kapan..
maaf Wira..tidak ada yang bisa aku lakukan untuk menolong mu, aku sangat berharap hitungan ku salah.
benarkah demikian? di dunia ini segala nya tak pasti, hanya satu yang pasti , yaitu mati !
cerita ini masih tersambung dengan cerita "tahta berdarah sang pangeran"!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagir Sena
Bendera besar berwarna hitam berkibar di atas menara istana Kerajaan blambang, hari ini kerajaan blambang tengah berduka,Ratu Dewi Sekar Arum meninggal dunia.
Bendera bendera hitam juga terpasang di tiap sudut istana dan pemukiman warga.
Tapi ada yang aneh, tiap rumah memasang bendera sambil tertawa tawa gembira, mereka hanya terdiam ketika ada prajurit patroli kota yang datang, rakyat se akan bergembira mendengar kabar duka ini.
Ratu Dewi Sekar Arum memang tidak disukai rakyat blambang, ratu ini memerintah dengan tangan besi, situasi negri blambang jauh dari kata makmur semenjak ratu Dewi Sekar Arum berkuasa
Para pejabat negri dari tingkat atas hingga paling rendah , pejabat korup semua, hukum tumpul ke atas tajam ke bawah , hukum bisa dipesan oleh yang punya uang.
Rakyat negri blambang juga ditekan dengan berbagai macam pungutan yang melebihi kewajaran.
Ratu sekar arum sebenarnya hanya seorang selir raja Bagaskara .
Setelah kematian raja Bagaskara ,selir Dewi Sekar Arum bekerja sama dengan Patih dan para menteri, dia merebut kekuasaan dengan cara licik, membunuh dengan meracuni permaisuri raja, dan memfitnah pangeran putra mahkota,hingga pangeran putra mahkota yang bernama Bagaspati terusir dari negri nya sendiri.
Desas desus yang beredar mengatakan kematian ratu itu disebabkan perebutan kekuasaan dengan Patih kalayuda.
Setelah kematian ratu, kerajaan Blambang bukannya membaik malah semakin memburuk,
Patih kalayuda yang ingin mengangkat dirinya menjadi raja ternyata di tentang banyak pihak, rakyat negri blambang pun memberontak, mereka menuntut kerajaan harus di pimpin darah keturunan prabu Bagaskara.
Entah siapa yang pertama mengabarkan, prabu Bagaskara ternyata memiliki seorang selir lain,selain Dewi Sekar Arum,
dari selir rahasia ini prabu Bagaskara punya anak lelaki bernama Bagir Sena,
walau Bagir Sena hanya anak selir, tapi jelas darah prabu Bagaskara mengalir di tubuhnya,tidak ada lagi yang lebih berhak atas tahta selain Bagir Sena ini.
Sayangnya nya jejak Bagir Sena tidak jelas, entah dimana dia berada.
Patih kalayuda naik pitam,saat ini jabatan Patih nya masih yang tertinggi, dia menggunakan status Patih nya untuk mengumumkan ke adaan darurat.
Patih kalayuda menggunakan kekuatan prajurit untuk , menangkap dan menghukum mati siapa saja orang yang tidak sejalan dengan nya.
Patih kalayuda juga secara diam diam mengirim pasukan penjelajah dan kekuatan dunia persilatan untuk melacak jejak keberadaan Bagir Sena.
Singgasana kerajaan blambang untuk sementara dibiarkan kosong, namun semua kebijakan dan keputusan ada di tangan Patih kalayuda.bisa dibilang Patih kalayuda adalah seorang raja Tampa mahkota..
###
Siang itu di sebuah perkampungan nelayan yang bernama desa manjing ,matahari sedang terik teriknya membuat banyak orang malas keluar rumah, suasana kampung itu pun terlihat lenggang
"tong...tong tong ....!
.lari...lari...!"
selamat kan diri kalian , cepat... rampok Sura Keling datang.. ..lari..lari .
"..aghhhhj ! "
Suara kentongan dan teriakan yang tadi nyaring terdengar tiba tiba terhenti, pak tua pemukul kentongan jatuh tersungkur , dada nya tertembus panah !
Peringatan itu sia sia, ,dua puluhan orang berkuda telah masuk gerbang kampung
dengan seenaknya serombongan orang berkuda itu mengayunkan golok ke kiri dan ke kanan menebas orang orang yang berlarian ingin menyelamatkan diri.
" tolong...setan ..rampok Sura Keling setan datangg.gghh!"
" setan alas,..berani beraninya memaki .!"
gerombolan ini dengan cepat masuk perkampungan ,tiap tiap rumah di dobrak, diambil harta benda nya ,
Orang perempuan entah gadis atau istri orang yang penting perempuan di seret keluar, kalau ada kambing yang didandani asal itu kambing perempuan mungkin akan diseret keluar juga oleh mereka !
jika ada yang menghalangi langsung di tebas golok !
bahkan yang lebih parah lagi, banyak diantara mereka yang tidak sabar,melihat perempuan menarik mata ,mereka langsung memperkosa di tempat sambil tertawa tawa bagai demit dari neraka !!
Jerit ketakutan wanita tua dan anak anak semakin kencang, perempuan malang yang diperkosa menangis pilu, yang tak kuat menanggung aib langsung bunuh diri, sudah puluhan pria tergeletak bersimbah darah entah pinsan entah mati !
Yang tidak bisa melawan, terutama kaum renta dan anak anak digiring , dikumpulkan di lapangan kampung ,tak boleh ada yang berdiri, mereka semua di haruskan berjongkok di tengah terik nya matahari.
Yang datang adalah gerombolan rampok sura Keling , gerombolan bajingan! mereka takut pada yang lebih kuat tapi ganas dan kejam pada yang lemah,
mereka empat saudara,yang tertua dan jadi pimpinan nya bernama Sura, tiga adik adiknya bernama , kebo,Lanang dan Gondo.
karena warna kulit tubuh mereka yang hitam legam serta dekil, mereka dijuluki orang "rampok Sura Keling"
gerombolan rampok ini tak kenal waktu saat merampok , mau itu siang hari, malam hari bahkan pagi pagi buta pun jadi.
Siang hari ini desa manjing ketiban sial, tak ada angin tak ada hujan ,desa nelayan kecil ini tau tau disantroni rampok Sura Keling.
Gerombolan rampok Sura Keling dengan cepat menuju kediaman kepala kampung, disanalah lumbung desa berada,semua bahan makanan , hasil panen dan harta desa ada di lumbung itu.
kepala kampung disini bernama Bagir sena seorang pria setengah baya,berumur 40 an tahun ,dia segera mendapatkan laporan tentang ke datangan gerombolan rampok ini.
" ayo bersiap kakang, kita harus cepat pergi"
" aku lelah nyai, aku lelah terus terusan lari dan sembunyi..!"
" lalu kakang mau bagaimana?"
" kamu pergilah bersama Wira nyai, aku tetap disini.."
" maksud kakang, kakang akan melawan mereka ? Jangan konyol kakang, lagipula kenapa harus menyerah sekarang? kenapa tidak dari dulu dulu saja sebelum ada Wira?"
Bagir Sena terdiam tak mampu menjawab, orang ini lah Bagir Sena, pewaris terakhir tahta kerajaan blambang, dari remaja hingga tua Bangka hidup nya tak pernah tenang , pindah pindah ke berbagai tempat.
Ibunya , Dewi rukita adalah putri kuwu desa bongkahan yang di ambil prabu Bagaskara untuk menjadi selir ketiga sang raja.
Saat Dewi rukita melahirkan, dia akan dibawa ke kerajaan, permaisuri ratu Dewi Umang melarang nya , Dewi Umang tidak bermaksud buruk, dia hanya merasakan firasat yang tak baik,dia menaruh curiga terhadap selir Dewi Sekar Arum !
Dewi Umang merasa dalam waktu dekat akan ada hal yang tak baik di blambang, dengan tulus dia meminta Dewi rukita tetap dibongkahan, merawat anak nya , sebisa mungkin menjaga rahasia keberadaan anak nya yang bernama Bagir sena, dengan alasan untuk berjaga jaga.
Firasat Dewi Umang ternyata benar, tiga bulan kemudian sang prabu wafat, di susul situasi kacau perebutan kekuasaan yang di dalangi selir Dewi Sekar Arum.
Dewi Umang sendiri akhirnya tewas di racuni , sedangkan putra nya, pangeran bagaspati di fitnah , menjadi buronan kerajaan sebelum akhir nya melarikan diri.
Semenjak itulah hidup Bagir Sena juga kacau,apalagi setelah kakek nya wafat,
ibu dan anak ini tidak punya kekuatan dan kekuasaan,demi keselamatan Bagir Sena, mereka terpaksa berpindah pindah tempat, hingga akhir nya sampai di desa manjing.