Menikah dengan pria yang membuat hidupnya bagai di Surga membuat Ayu benar-benar bucin dan berjanji untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia duluan atau sebaliknya ia tidak akan membiarkan suaminya menikah lagi jika ia yang meninggal duluan. Namun apa boleh di kata kebahagiaannya tak berlangsung lama, Ayu meninggal setelah melahirkan putri pertamanya. Seperti Janjinya ia pun menjadi arwah penasaran untuk menjaga suaminya dari godaan wanita lain. Namun siapa sangka bayi mungilnya masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu membuat ia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan adiknya Hera. Awalnya ia tidak keberatan karena ia tahu benar Hera, pribadinya yang sangat baik bagai malaikat membuatnya mengikhlaskannya hingga ia rela melepaskan suami tercintanya. Namun kehadiran seorang wanita tua di rumahnya membuatnya sadar jika Heralah penyebab kematiannya???, lalu bagaimana kelanjutan hubungan Hera dan suami Ayu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelet
Mardi membuka sebuah payung saat Hera melempar sesuatu kearahnya.
"Ayu lari!"
Hera melongo melihat Mardi menghalau serangannya. Wajahnya terlihat sinis saat mengetahui ia gagal menyerangnya.
"Sial!"
Hera terus mengumpat setelah gagal mengeksekusinya.
"Kita lihat saja siapa yang akan menang dalam pertandingan ini,"
Hera kembali merogoh sakunya, dan mengambil sesuatu.
Makhluk lemah seperti kalian harus disingkirkan agar tidak mengganggu jalanku.
Hera menatap tajam sosok di depannya. Pandangannya menusuk membuat Mardi waspada.
Ia berpikir keras menebak apa yang akan dilakukan oleh Hera.
Mardi terkekeh saat melihat sebuah jimat yang dikeluarkan oleh Hera. Ia tahu benda itu tidak akan bisa melukainya.
Mardi bergerak maju, membuat Hera pun mundur. Wajahnya pucat pasi saat Mardi semakin mendekat dengan wajah menyeramkan. Tubuhnya tiba-tiba membeku saat makhluk itu hendak mencekiknya.
"Jangan bunuh aku!" seru Hera menelungkup kan tangannya meminta ampun
Namun Mardi tak mendengar ucapannya, ia terus mendekat kearahnya. Namun saat hendak menyentuhnya, tubuhnya tiba-tiba terpental dan menghilang.
Hera menarik nafas panjang. Tubuhnya lunglai di lantai. Ia berusaha memijat kakinya yang kram agar bisa berjalan.
Lampu tiba-tiba menyala, membuat dia terhenyak. Dari dalam Adi muncul menatapnya penuh tanya.
"Kamu kenapa Ra??" tanya adik saat melihat Hera duduk di lantai sambil memijat kakinya
"A..a..aku mau ambil minum di dapur tapi tiba-tiba kakiku kram dan aku tidak bisa berjalan," jawab Hera mencoba mencari alibi
Adi memperhatikan kaki Hera. Ia pun menunduk dan mengeceknya.
"Coba gerakkan!"
"Gak bisa, sakit?" serunya manja
Adi pun memijat kaki Hera. Gadis itu tersenyum bahagia melihat perlakuan lembut kakak iparnya itu.
"Coba gerakan lagi,"
Hera perlahan menggerakkan kakinya, keningnya mengernyit seperti menahan sakit .
"Masih sakit," ucapnya lirih
"Ok, sebaiknya kamu istirahat saja, nanti aku kasih salep pereda nyeri, agar kakimu bisa pulih lagi,"
Adi kemudian menggendong Hera menuju ke kamarnya.
Sementara itu Ayu yang melihatnya dari atas genting merasa dadanya begitu sesak. Ia terlihat begitu sedih sampai memukul-mukul dadanya yang sakit.
"Baru kali ini aku merasakan sakit hati," ucap Ayu
"Sakit hati, emang kamu masih punya hati??" tanya Mardi
"Ya iyalah, hantu juga punya hati dan masih sakit hati jika melihat orang yang dicintainya bersama dengan wanita lain apalagi memperlakukannya dengan lembut. Aku takut mas Adi kena pelet Hera dan jatuh cinta sama dia, terus nikah deh sama dia," jawab Ayu berlinang air mata
"Ya ampun baru kali ini gue lihat hantu patah hati, biasanya kan patah tulang," jawab Mardi terkekeh
"Sue lo, jan ngajakin gue bercanda. Gue serius ini!" seru Ayu
"Iye, iye, dah sabar aja. Berdoa semoga pelet Hera gagal," jawab Mardi
"Berdoa saja gak cukup, apalagi gue udah mati. Cara satu-satunya adalah gue harus gagalin usaha Hera."
"Nah itu baru bener, Alhamdulillah ya sekarang kamu udah jadi pinter,"
"Tapi kasih tahu caranya??"
Mardi melongo, mendengar ucapan Ayu.
"Astoge, kirain beneran jadi pinter, eh gak tahunya tetep aja tol*l!"
Tangisan Ayu semakin kencang menanggapi serius ucapan Mardi.
"Ih jangan nangis apa, kan cuma becanda!" seru Mardi berusaha menghiburnya
Sementara itu, Hera segera duduk bersila saat melihat Adi keluar dari kamarnya. Senyumnya mengembang saat melihat beberapa helai rambut di tangannya.
"Sepertinya semua berjalan mulus," ucapnya begitu bangga
Ia kemudian mengambil secarik kertas berisi mantera dalam bahasa jawa. Ia menyalakan lilin dan meletakkan rambut dan foto Adi di atas piring yang sudah di penuhi bunga tujuh rupa.
Sebuah mantera ajian pelet mengalun dari bibirnya.
mgkin klo udh nemu yg pas dan ccok agak nya ayu akan tenang dan g gentanyangan lagi
apa setiap kali dpt lwt makanan apa ya jd ceoet kena juga itu si adi
rasuki suster itu
dan bilang jauhi dia serta menarik apa yg sudah di kirimkan sm hera wow keren dehh
jgn biarkan dia sng dan jgn birkan dia mengiasi semuanya
lawan ayuu
hera aq juga g iklas klo sam hera deh
ayu lawan hera aq suka itu apa misteri ya knp ayu ttp gntanyangan gtu