Aku Menikahi Anak Angkat Ku

"Aku tidak akan pernah meninggalakan kalian, meski pernikahan ini tidak didasari oleh rasa cinta tetapi pernikahan ini jalan untuk kita bisa saling belajar mencintai" Sahut Alika sembari melepaskan tangannya dari Johan.

"Alika... bukankah dunia ini terlalu sempit?" Ucap Johan yang beranjak dari duduknya.

"Benar. dunia ini sangatlah sempit, kita dipertemukan dengan orang yang awalnya tidak kita kenal kemudian dengan orang asing itulah akhirnya kita memutuskan untuk hidup bersama" Sahut Alika sembari menundukan kepalanya dan tersenyum.

"Di dunia ini kita manusia memiliki pilihan, ada begitu banyak pilihan... lalu kenapa kau memilih untuk tetap bersama kami dan memberikan seluruh hidupmu pada kami?" Ucap Johan bertanya pada Alika sembari memandang keluar jendela lantai 6 yaitu kamar dimana Dean menjalani perawatan.

"Karena aku memilih jalan yang sesuai dengan keinginan hati nurani ku, meski pernikahan ini bisa dibilang perjodohan tapi aku merasa nyaman saat bersama dengan kalian... Dean, dia sudah memberitahuku bagaimana rasanya menjadi seorng ibu yang sebenarnya.

meski kami juga belum lama mengenal tapi rasanya aku sangat sayang padanya. Walau dari pada sebagai ibu dan anak kami lebih cocok menjadi kakak dan adik" Sahut Alika yang juga beranjak dari duduknya dan berdiri disamping Dean.

"Aku mencintai mu. aku tidak berharap kau membalas perasaan ku pada mu tetapi aku juga tidak ingin kehilangan dirimu" Ucap Johan dengan suara sendu.

"Aku adalah istri mu, sekalipun aku belum mencintai mu tapi kini aku tau jika kau sudah bisa mencintai aku... dan aku tidak akan pernah mengkhianati cinta mu meskipun untuk itu aku harus mengorbankan perasaan ku" Sahut Alika dengan penuh ketulusan.

"Kenapa kau mau berkorban sebanyak itu? Hanya demi aku suami yang belum kau cintai dan anak tiri yang bahkan tidak kau besarkan sendiri?" Tanya Johan dengan hati yang menyimpan keraguan.

"Karena aku tahu seperti apa rasanya dikhianati oleh orang yang paling kita sayangi, aku dikhianati oleh ayah, saudara, teman, dan juga sahabat ku... dan rasanya sangatlah menyakitkan karena itu aku tidak ingin orang lain merasakan apa yang aku rasakan terutama dirimu suami ku sendiri.

Dan untuk Dean... aku tau seperti apa rasanya kesepian, tidak punya teman, dan kekurangan kasih sayang. Terutama kasih sayang seorang ibu, meski dia sudah dewasa tapi perlu kau tau didalam hatinya masih ada rasa rindu akan masa kecil yang bahagia dan dipenuhi kasih sayang seorang ibu dan dia juga masih menyimpan sifat kekanak-kanakan sebagai impian yang ingin dia lakukan didalam hatinya yang paling dalam. karena itulah aku akan melengkapi apa yang tidak dia miliki, yaitu dengan memberikanya kasih sayang seorang ibu seutuhnya." Sahut Alika dengan tulus dan oenuh kejujuran.

Mendengar jawaban dari Alika semua keraguan didalam hati Johan akhirnya pun menghilang. Kini tidak ada sedikitpun keraguan dihati Johan untuk Alika, karena dia tau jika Alika adalah wanita yang baik, istri yang sempurna dan juga ibu yang penuh kasih.

"Ku harap kita akan selalu bersama, kita... kita bertiga" Ucap Johan sembari menundukan kepalanya dan berdo'a.

Alika berjalan mendekati Johan dan meletakan kepalanya dibahu suaminya. "Kita akan terus bersama, aku akan menjaga keluarga kita selamanya" Ucap Alika dengan lembut.

Johan mendekap Alika dengan erat dan tidak menyadari jika Dean melihat kemesraan mereka dan mendengarkan semua pembicaraan mereka. Dean memang merasa cemburu melihat kemesraan diantara Alika dan Johan tetapi dia juga menyadari posisinya yang hanya sebagai orang ketiga diantara hubungan ayah dan ibu tirinya.

"Bunda..." Ucap Dean dengan lirih Alika yang mendengar suara Dean segera menghampirinya dan tersenyum kepadanya.

"Kamu bangun... kamu pasti capek ya, kamu tidur pulas sekali" ucap Alika dengan penuh kelembutan.

"Aku akan penggilkan dokter" Ucap Johan sembari menelfon dokter dengan telefon kabel milik rumah sakit.

"Bunda... maaf" Ucap Dean dengan lirih.

"Kamu pasti sangat kesakitan, hanya dalam kurun waktu beberapa hari saja kamu harus melalui dua kali operasi yang sangat sulit dan berbahaya... kamu pasti sangat sakit dan lelah" Jcap Alika sembari mengusap-usap wajah Dean dengan penuh kasih sayang.

Tak lama kemudian dokter datang untuk memeriksa Dean. "Kondisi pasien saat ini tidak perlu dikhawatirkan semuanya sudah baik-baik saja, kita hanya tinggal menunggu waktu sampai pasien pulih" Ucap dokter dengan wajah gembira.

"Dokter... kapan saya bisa pulang?" Tanya Dean yang memang tidak menyukai rumah sakit.

"Kita harus menunggu setidaknya sampai luka bekas operasi mu membaik, dan kondisi mu memungkinkan baru kamu bisa pulang. paling cepat satu pekan lagi kamu sudah boleh pulang dan paling lambat setidaknya satu tahun" Sahut dokter dengan nada bicara agak mengejek.

"Dokter jika nanti Dean sudah boleh pulang apa ada perawatan lanjutan untuknya?" Tanya Alika yang masih sedikit cemas.

"Tentu. jika nanti setelah satu pekan Dean sudah bisa pulang, dia wajib ke rumah sakit setiap satu minggu sekali selama enam bulan untuk melakukan pemeriksaan jantung, luka setelah operasi yang ada dipunggung dan dadanya dan juga menebus obat hal ini berguna untuk kita berjaga-jaga jika saja terjadi hal yang tidak kita inginkan" Ucap dokter menjelaskan dan kemudian berpamitan untuk pergi ke kamar pasien lainnya.