Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cantik
Alia baru saja selesai mandi hanya dengan waktu lima menit saja. Alia bahkan tak sempat berkeramas apalagi untuk mengeringkan rambutnya. Bayangan Sam yang menatapnya tidak ramah membuat Alia gelisah.
Alia keluar dari kamar mandi dengan cepat. Rambutnya masih basah, tubuhnya dibalut bathrobe. Namun ia terkejut karena ternyata Sam telah ada di sana. Pria itu menatapnya dengan tatapan yang dingin, dan di belakangnya terdapat beberapa wanita dari klinik kecantikan.
"Buat penampilan dia lebih baik dari sekarang, aku akan mematahkan tangan kalian apabila hasilnya mengecewakan," titah Sam pada beberapa pekerja kecantikan yang ia datangkan di Mansion nya.
"Baik Tuan Sam, serahkan saja kepada kami," sahut salah satu dari mereka, yang merupakan ketuanya.
"Baiklah, kerjakan tugasmu dalam waktu yang cepat dan jangan mengecewakan aku!"
Setelah mengatakan itu, Sam pun keluar dari kamar Alia dan menutup pintu begitu saja.
Beberapa pekerja itu saling berpandangan lalu menatap Alia yang berdiri dengan wajah bingung. Suasana pun menjadi canggung. Mereka menatap Alia dari atas hingga ke bawah, memperhatikan setiap inchi tubuh Alia.
"Nona, mari kami bantu."
Alia hanya menuruti mereka. Ia membiarkan mereka melakukan apapun pada dirinya, karena Alia tahu, menolak pun tidak akan bisa.
"Tuan Sam belum pernah lho memanggil kami ke mansion nya, nona. Ini pertama kalinya kami datang ke sini," tutur salah satu diantaranya.
"Iya, biasanya Tuan Sam mengantarkan nona Helena ke klinik kami."
"Nona Helena?" tanya Alia.
"Ya, nona Helena. Dia adalah kekasih Tuan Sam Kawter. Tapi sudah lebih dari setahun ini mereka tak pernah datang lagi. Dan sekarang Tuan Sam malah memanggil kami untuk memberi perawatan kepadamu."
Alia terdiam, mencerna penuturan wanita itu.
"Apakah anda adalah kekasih baru Tuan Sam, nona?" tanya nya dengan raut wajah penasaran.
"Hah? Oh tidak. Aku bukan kekasihnya. Aku hanya diminta untuk menemaninya malam ini ke suatu acara yang penting. Itu saja," sahut Alia terdengar meyakinkan.
"Oh begitu, sayang sekali. Kami pikir Tuan Sam sudah memiliki kekasih baru. Atau mungkin ia masih bersama nona Helena," tutur wanita itu.
"Ya, kurasa begitu," sahut Alia tersenyum.
'Aku hanya tawanan dan mungkin sama dengan budaknya yang harus mengikuti dirinya tanpa banyak bertanya' batin Alia tersenyum miris.
Beberapa saat kemudian, Alia telah selesai bermake-up dan mengenakan dress yang dipilihkan oleh pekerja kecantikan tadi. Dress itu sungguh sederhana, namun malah memancarkan kecantikan Alia dengan sedikit kilau permata di beberapa titiknya.
Alia menatap dirinya di cermin. Seumur hidup hingga saat ini, belum pernah Alia mengenakan dress mahal dan berdandan sesempurna ini.
"Nah, bagaimana? Kau suka penampilanmu yang sekarang nona?"
"Ini...seperti bukan...diriku," sahut Alia, masih menatap dirinya melalui pantulan cermin.
Beberapa wanita di dekatnya pun tertawa.
"Nona Alia, kau gadis yang sangat cantik. Selama ini kau hanya belum mengerti bagaimana menunjukkannya. Tapi, saat pertama kami memandangmu kami tahu bahwa kau cantik, nona."
Tiba-tiba saja pintu terbuka, Sam masuk dengan wajah dinginnya. Semua orang pun menunduk, termasuk Alia. Namun pria itu tetap menatap Alia lekat-lekat.
Melihat pemandangan di depannya, Sam sedikit takjub. Ia baru menyadari bahwa Alia adalah gadis yang sangat cantik. Namun beberapa detik berikutnya ia menepis pikiran itu. Karena Alia hanya akan menjadi bidaknya saja, yang akan ia manfaatkan sesuka hatinya untuk membuat Devan lemah.
"Sudah selesai rupanya," tutur Sam seraya berjalan mendekat.
Pekerja wanita itu pun menundukkan kepalanya ketika Sam melewati mereka. Salah satu diantaranya pun tersenyum.
"Bagaimana Tuan Sam? Apakah anda menyukai penampilannya?" tanya wanita itu.
Sam memperhatikan Alia. Pandangannya diarahkan dari ujung kepala hingga ujung kaki Alia berulang kali, membuat Alia merasa gugup. Ia pun meremas gaunnya dengan kedua tangannya.
"Tidak buruk," sahut Sam lalu ia semakin mendekatkan dirinya pada Alia.
Jantung Alia semakin berpacu kala jarak dirinya dan Sam hanya beberapa cm saja. Mata coklat Sam itu terus menatapnya, lalu ia menyentuh kedua tangan Alia yang sedang meremas gaunnya itu dengan lembut.
"Gaunmu bisa rusak jika kau meremasnya seperti ini Alia," bisik Sam.
Alia tercengang mendengarnya. Ia sungguh tidak menyadari itu, karena kegugupan dirinya.
"Ma—maaf," sahut Alia.
Sam pun tak menjawab. Wajahnya masih datar dengan pandangan mata yang tajam. Ia pun mulai menggandeng tangan Alia untuk keluar dari kamarnya.
"Pergilah, kalian akan mendapatkan bonus," ucap Sam pada pekerja kecantikan itu tanpa memandang mereka sama sekali.
Ia terus berjalan hingga menelusuri mansion megahnya, diikuti oleh Ardi dan beberapa bodyguard lainnya. Alia hanya diam dan mengikuti kemana Sam akan membawanya. Namun karena Alia mengenakan high heels dan langkah Sam terlalu lebar, Alia sedikit kesulitan mengikutinya.
'Dia berjalan atau berlari sih? Sulit sekali menyamakan kaki ku dengannya!' keluh Alia di dalam hatinya.
Jalan yang sulit serta hati yang terus menggerutu membuat Alia tak konsentrasi. Ia pun kehilangan keseimbangan sehingga kakinya tersandung undakan tangga. Tubuhnya hampir jatuh, namun dengan cekatan tangan Sam menahannya.
Tubuh mungil pun Alia masuk ke dalam dekapan Sam. Ardi yang melihat itu pun segera menghentikan langkahnya. Kepalanya menunduk agar tidak melihat Sam bersama Alia, diikuti oleh bodyguard lainnya.
"Apa kau tidak bisa berhati-hati?" tanya Sam.
"Ma—maaf."
"Hari ini sudah berapa kali kau menyebutkan kata itu hmm? Aku bosan mendengarnya," kesal Sam.
Ia pun melepaskan dekapannya pada Alia.
"Jangan membuat masalah di acara nanti, kau ingat kan apa yang tadi aku katakan?" tanya Sam.
"Iya, aku cukup berdiri di sampingmu dan diam," sahut Alia cepat.
"Bagus. Jika kau membuat masalah maka aku akan menjual mu ke mucikari!"
Apa?
Alia menatap Sam, syok, ketakutan. Ia menggigit bibir bawahnya menahan emosi dan rasa takut yang menyergap dadanya.
kalo blm kok mereka tidak saling memberi kabar ..❤❤❤❤❤😀😀😀
98% gitu cuma tuan saga satu satunya yg ga tidak
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat