Dia biasa dipanggil Calo, bukan calo yang dibayar buat urus dokumen biar cepat selesai ya!!
Anastasia Caroline adalah nama Calo yang sebenarnya tapi entah kenapa sedari kecil dia sudah sering di panggil Calo. Mungkin karena nama itu pula dia menjadi suka hal hal yang simpel dan mau cepat selesai tanpa banyak kerja.
Acara wisuda menjadi tempat keberuntungan Calo. Dia bertemu dengan Darren, sosok duda keren dan seksi meskipun memiliki satu buntut mini di belakangnya.
Calo yang ingin hal simpel pun berubah ketika bertemu Darren. Dia berusaha keras mengejar hot duda satu itu. Calo tidak mengambil pusing buntut cerewet milik Darren, yang terpenting ia harus mendapatkan Duda itu.
Tapi tanpa Calo duga dia malah jatuh hati pada buntut cerewet milik Darren. Dia yang tadi berencana menjadi ibu tiri yang tidak peduli, pun malah menjadi sosok ibu yang kece!!!
Hahahahah....
Ini tentang Calo dan kerandoman yang dia miliki. Bagaimana Calo bisa mendapatkan cinta Darren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Temenin cini aja." Meca memegang tangan Calo lagi agar tidak pergi. Dengan hidung memerah, mata berkaca kaca dan rambut agak acakan persis seperti kucing minta di pungut.
Mana bisa Calo meninggalkan gadis manis ini.
"Kan ada nenek sama ayah. Ayah udah ambil cuti biar nemenin Meca di rumah." Darren yang duduk di samping tubuh Meca mengelus kepala Meca. Hawa panas tubuh Meca terasa di tangan Darren.
Meca masih terus menatap Calo dengan tatapan memohon. Meskipun dengan nenek dan ayahnya itu nyaman tapi Meca menginginkan bermain dan tidur bersama Calo.
Bagi Meca, Calo tu seru dan tidak monoton seperti ayahnya.
"Kamu aja jaga Meca hari ini, urusan kedai biar ibuk yang urus. Bagaimana nak Darren?"
"Apa buk?" Darren tadi sempat termenung dan tidak mendengar jelas perkataan Luna.
"Hari ini biar Calo yang jaga Meca dan ibuk yang jaga warung. Mungkin Meca butuh teman baru untuk diajak bermain."
Darren melihat kearah Meca dan Calo, dia sedikit ragu karena rasanya Darren lebih sering melihat mereka berantem dari pada akur. Tapi ia juga heran kenapa sang anak ingin bermain dengan Calo.
"Baiklah buk, lagipula saya tidak berkerja hari ini, jadi saya bisa mengawasi mereka."
"Kalau begitu ibuk pulang dulu ya nak. Meca.. nenek pulang dulu ya sayang, harus cepat sehat loh karena Tante jahat udah mau nemenin Meca sekarang." Luna mencubit hidung Meca dengan pelan.
"Otey nenek."
Akhirnya Luna pulang meninggalkan Calo, Darren dan Meca di dalam kamar itu. Gadis kecil itu dengan semangat memberitahu Calo semua koleksi boneka yang ada diatas ranjangnya.
Meskipun suara parau dan sesekali batuk serta ingus yang terus turun kebawah hidung tapi tidak mengurungkan niat gadis kecil itu.
"Semua ini ayah dan Oma yang belitan. Setiap ulang tahun Ayah dan Oma ssselalu membeli boneka dan mainan. Atu juga ada totak besal isi mainan." Ranjang Meca memang hampir penuh dengan boneka yang lucu lucu.
"Ini boneka yang viral itu ya." Ucap Calo sambil mengambil satu buat boneka pink berukuran sedang dengan gigi runcing.
"Ini Labubu, ante ahat norak! masa Ndak tau labubu." Gadis itu kemudian menjelaskan tentang boneka itu.
Mereka bermain dengan begitu riang hingga melupakan satu manusia lagi yang sedari tadi diam disamping Meca. Darren seperti transparan di mata kedua gadis itu.
Hingga akhirnya Meca mengatakan mengantuk dan ingin tidur dengan Calo. Darren yang mendengar hal itu dengan sadar keluar dari kamar sang anak.
Sebelum menutup pintu dia bisa melihat Meca tidur berbantal tangan Calo dengan Calo menepuk pantatnya menyanyi lagu dangdut lawas dengan suara lirih.
Gadis itu memang aneh tapi ada sesuatu dalam diri Darren yang suka dengan keanehan itu.
Pintu tertutup dan Darren memilih menuju kamar pribadinya.
Di dalam kamar, Darren berdiri di depan foto pernikahan berukuran besar yang masih terpampang di dinding. Wajah wanita yang telah mengubah statusnya menjadi ayah dan juga menjadi seorang duda.
Dulu Darren merasakan sakit saat melihat foto itu tapi kini rasanya sedikit memudar. Mungkin karena hari demi hari dia menjadi terbiasa.
Ya! mungkin semua ini karena terbiasa saja.
.
.
.
bersambung
jangan lupa baca cerita Author yang lain juga sambil nunggu update cerita ini
salam hangat dari author
good job kak 🤗