Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.
Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?
Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.
Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.
Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ken hilang
Kepalanya membuat khayalan yang buruk tanpa seizinnya. Seperti ... ada orang gila yang menculik ken lalu tiba-tiba dia menikam Ken sampai mati. Atau seperti Ken diculik untuk di jadikan budak paksa atau di perjual belikan. Semua khayalan mengerikan itu membuat ia makin panik saja.
"Ken!" Teriaknya sambil berlari kecil, matanya menatap dengan nyalang ke semua tempat. makin lama, suaranya makin serak.
Fokusnya selalu terganggu karena seringkali menyenggol orang yang sedang berpapasan dengannya. Mencari-cari orang di tengah banyak orang itu sangat tidak mudah. Ia menoleh kepalanya seiring ia berjalan, netranya berusaha menemukan siluet Ken.
"Ayolah ken," gumamnya panik, tenggorokannya tercekat, "kau ada dimana?"
Bau macam-macam di udara menerpa hidungnya. Bau dari panasnya minyak. Terkadang bau sedap dari makanan. Bahkan bau dari minuman yang segar membuat paniknya mengendur meski tidak bertahan lama.
Ia melihat sekumpulan bocah di antara penjualan, mereka sedang adu mulut. Ia menoleh kearah lain, lalu berhenti. Matanya memandang ke arah sekelilingnya ia memutuskan ia akan benci festi—
"Seraphina!"
Samar namun pasti ia mendengar suara Ken memanggil, ia yakin. Ia berusaha menfokuskan indra pendengaran dan penglihatan, netranya berburu mencari. Ia menahan nafas, matanya menelusuri ke arah depan.
"Seraphina!" Kali ini suaranya sangat jelas dari arah belakang. Dengan cepat kepalanya menoleh melihat Ken sedang berlari sambil melambaikan tangan menghampiri dirinya.
Ia langsung berlari juga untuk menghampiri ken. Tangannya seketika mencengkram lengan Ken dengan erat, saat mereka sudah berdekatan. Kepanikannya berubah menjadi emosi, "kau sebenarnya darimana?" Teriaknya.
"Aku dari sana!" Tuding ken ke arah belakang. Ia melihat sekilas kearah tangan ken.
"Kau bersama orang tadi!" Itu bukan pertanyaan namun pernyataan. Tapi Ken malah memahami sebagai pertanyaan.
"Tidak!" Ken menggelengkan kepalanya, "aku sendirian, berusaha mencari mu dan ayah!"
Ia menatap intens kepada ken, ia bertanya-tanya dalam hati, mengapa Ken berbohong? Apakah tadi ia salah lihat? Tapi tidak mungkin. Benarkah? Ia menjadi meragukan dirinya sendiri. Ia memutar badan ken memeriksanya.
Ia menghela nafasnya lelah, " untunglah kau tidak apa-apa. ayolah! kita cari ayah. Ibu akan murka jika tahu kita hilang." Seraphina menautkan telapak tangannya di telapak tangan ken dengan sangat erat, ia tidak mau mereka kembali berpisah.
Saat mereka akan melangkah kembali berjalan. Ia tiba-tiba berhenti, kerena ia melihat sesuatu dari sudut matanya. sesuatu yang amat besar sedang melangkah berjalan, kearah mereka. Ia dengan cepat mundur sambil menyentak menarik ken kebelakang. menyelamatkan mereka yang hampir terinjak— hampir mati secara mengenaskan.
Seraphina melotot dengan horor melihat gajah yang amat sangat besar lewat di hadapannya.
"Oh ya ampun binatang! Kau hampir menginjak kami!" Ia melototi gajah itu. Sang gajah dengan riang gembira menceburkan belalainya ke ember berisi air, yang di kalungkan di lehernya. Lalu dengan gembiranya ia menyemburkannya.
Ia seketika panik takut basah kuyup. Ia dan Ken memejamkan matanya dengan ngeri, bersiap akan dihujani air, tapi ... Ia tidak kunjung merasakan air menimpa dirinya. Ia membuka matanya lalu terperangah kagum. gelembung yang luar biasa banyak, luar biasa cantik melayang terbang di udara.
Sangat cantik. ketegangannya tadi mengendur hilang. Kepalanya mendongak, matanya melihat ke atas, bibirnya tersenyum. Ia menoleh melihat Ken yang tersenyum menatap dengan kagum ke arah langit.
"Disini kalian rupanya!" Ia dan Ken terlonjak kaget saat ada tangan yang memegang bahunya.
Mereka otomatis menoleh serempak, lalu berseru, "ayah!" Mereka langsung menghambur kepada ayahnya.
"Ayah mencari-cari kalian, dari tadi!" Katanya. Menunduk menatap mereka, netranya dengan jeli memeriksa seluruh badan anak-anaknya.
"Kami pun mencari-cari ayah!" Adu ken.
"Ayaah ... sera capek, gendong!" Rengek nya, sambil mengangkat tangannya agar di gendong. Saat melihatnya ayahnya ia merasakan kelegaan yang luar biasa. Keletihan langsung menyergapnya.
"Gendong belakang, oke!"
Ayahnya membalikkan badannya lalu membungkuk mempersilahkan dirinya untuk naik ke punggung nya. Ia langsung naik memeluk leher ayahnya. ayahnya berdiri bersama dengan dirinya di gendongan punggungnya.
"Aku juga capeeek!" Keluh Ken kepada mereka.
"Sabar nak! Kau kan laki-laki, ayo cepat kita temui ibu!"
Pipinya di rebahkan ke rambut ayahnya, ia kelelahan dengan semua yang terjadi. Tadinya ia sangat tidak sabar untuk datang ke festival yang meriah ini. Sekarang ia tidak sabar untuk kembali pulang ke rumah, kamarnya yang sepi tapi nyaman dan hangat.
"Ayo kita cepat pulang ayah!" Gumam Seraphina hampir seperti bisikan.
Ayahnya menoleh sedikit lalu tersenyum. "Tuan putri sudah sangat lelah ternyata!"
"Benar, saat sang putri kelelahan langsung istirahat. Sedangkan aku, sang ksatria masih berjalan ke tempat tujuannya!" Gerutu ken
Ayahnya terkekeh nyaring, "benar ksatria ayo kita semangat ke tempat tujuan. Oh lihat ... tujuan kita hampir sampai."
Samar-samar ia melihat ibunya yang langsung berdiri begitu melihat mereka.
°°°°°°°°°
Perpustakaan adalah salah satu tempat favoritnya di rumah ini. Rak-rak buku menjulang tinggi. masing-masing rak penuh dengan buku-buku.
"Buku tentang tumbuhan yang langka!" Ucapnya di tengah-tengah perpustakaan. Lima buku bergetar dimasing-masing Tempat, diatas dua di kanan lalu di paling ujung atas mereka bergetar, mengepak, menggeliat mencoba keluar. Setelah berhasil keluar, buku itu terbang melayang kearahnya lalu berhenti tepat di depannya. Berjejer rapi setinggi mata memandang.
"Aku pilih semuanya!" Katanya. buku itu berbunyi puk pelan saat menumpuk berjejer dengan rapi
Begitu sangat ringkas. hanya perlu berkata buku apa yang ingin dibaca maka buku akan datang menghampiri. Ia sangat menyukainya, dulu saat ia masih sangat baru masuk ke perpustakaan ini, tidaklah seperti ini. Ia mengambil atau mencari buku dengan normal Mencari dengan capek diantara banyaknya buku.
Tapi setelah seiring waktu perpustakaan ini mengenalnya, memanjakan dirinya dengan buku-buku dan menjadi sahabat dengannya.
Ia membawa semua buku itu ke sofa panjang dekat jendela. Cahaya matahari yang lewat di jendela menjadi Penerangan utama di perpustakaan saat matahari masih bersinar terang, kalau malam beda lagi.
Apalagi di pagi hari, saat sinar matahari yang hangat masih lembut tidak terlalu menyengat. Ia akan duduk di bawah jendela sambil menikmati hangatnya sinar matahari sambil fokus membaca. Menurutnya sudah separuh dari buku perpustakaan ini sudah ia baca. Tapi, perpustakaan selalu memunculkan buku baru yang membuatnya bertanya-tanya bagaimana buku itu menyembul begitu saja.
Kata ibunya, semua rumah mempunyai perpustakaan seperti ini di dalam rumahnya. Ia tidak tahu, karena ia tidak pernah pergi ke rumah orang lain. Jadi menurutnya perpustakaan di rumah inilah yang terbaik.
Ia mengambil buku yang teratas di salah satu tumpukan tadi. Salah satu dari buku itu sudah pernah ia baca. Tapi Ia memutuskan tetap mengambilnya, khawatir ada bab yang terlewat. Ia mencari buku yang membahas tanaman langka seperti pohon yang ia beli kemarin.
Ia harus tahu bagaimana cara ia merawat tanaman itu agar sehat, tidak mati karena dirinya merawat dengan cara yang salah. Pohonnya sangat unik dan misterius menurutnya. Selama ia membaca buku tentang tanaman ia tidak pernah menjumpai gambar pohon seperti itu.
"Oww! Apakah ini?!" serunya.