NovelToon NovelToon
Istri Si Tuan Kursi Roda

Istri Si Tuan Kursi Roda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Mereka mengatakan dia terlahir sial, meski kaya. Dia secara tidak langsung menyebabkan kematian kakak perempuannya dan tunangannya. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang berani menikahinya. Mempersiapkan kematiannya yang semakin dekat, ia menjadi istrinya untuk biaya pengobatan salah satu anggota keluarga. Mula-mula dia pikir dia harus mengurusnya setelah menikah. Namun tanpa diduga, dia membanjirinya dengan cinta dan pemujaan yang luar biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Freya sedikit terkejut dan tidak mengerti maksud di balik kata-kata Luca Moretti. “Bagaimana kamu bisa membuatnya benar-benar menyerah dengan ide itu?”

Luca, jelas-jelas, merasa terhibur dengan pertanyaannya.

Dia mengelus kepala Freya. “Dasar bodoh.”

Setelah berkata begitu, dia mendudukkan Freya di pangkuannya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya mendorong kursi rodanya dan pergi.

Freya merasa sangat malu berada di posisi itu dan sedikit memberontak sebelum akhirnya berhasil membebaskan diri.

Dia meletakkan kedua tangannya di pipinya yang memerah. “Biar aku saja yang mendorongmu.”

Pria yang duduk di kursi roda itu tersenyum dengan santai. “Kamu harus mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Suamimu adalah seorang difabel, jadi beginilah bentuk keintiman antara kita.”

Mungkin wajar merasa mengantuk setelah makan, jadi dalam perjalanan menuju ke Kediaman keluarga Moretti, Freya bersandar di kursi kulit mobil dan kembali tertidur dengan gelisah.

Beberapa saat kemudian, suara ponselnya membangunkannya.

Dalam keadaan setengah tertidur, dia menjawab telepon itu. “Halo…”

“Frey, ini Tante Priscilla.”

Suara palsu Priscilla Mauren terdengar dari seberang telepon. “Aku ada di Rumah Sakit Ayrith. Sepupu kandungmu terlibat perkelahian dan terluka parah. Aku tidak membawa uang sama sekali, bisakah kau...”

“Tidak.” Freya menghela napas panjang, dan suaranya langsung menjadi dingin. “Priscilla, kau tahu aku masih kuliah. Aku benar-benar tidak punya uang.”

Priscilla tertawa di seberang telepon. “Aku tahu kamu tidak punya uang, tapi kamu sekarang sudah menikah, bukan? Si buta di rumahmu… Eh... Tidak, tidak... Suamimu…”

“Uangnya milik dia, bukan milikku.”

Freya sekarang benar-benar terbangun setelah mendengar suara wanita itu.

Dia berdiri dan tiba-tiba menyadari bahwa dirinya sedang berbaring di ranjang besar kamar tidur utamanya.

Apakah dia berjalan sambil tidur masuk ke kamarnya setelah tertidur di mobil?

“Frey?”

Priscilla, yang berada di ujung telepon, terus berbicara hingga menyadari Freya tidak membalas. Dia berteriak marah. “Freya, aku jarang sekali menelponmu dan hampir tidak pernah memohon padamu, dan beginilah sikapmu?! Bukankah kita seharusnya saling membantu sebagai keluarga? Dulu waktu kamu di kampung halamanmu, kami sudah membantumu, bukan?”

Freya menggenggam erat ponselnya sementara hatinya perlahan berubah menjadi dingin seperti es.

Akan lebih baik kalau saja Priscilla tidak menyebut insiden itu, tetapi setelah ia menyinggungnya, Freya tidak merasa sedikit pun kasihan padanya.

Saat dulu masih belajar, Freya pernah ke rumah Priscilla untuk meminjam buku-buku milik Cedric Blakes karena ia ingin menghemat uang dari paman dan bibinya. Tapi pada akhirnya dia malah dihina oleh Priscilla dan bahkan dipaksa bekerja di kebun miliknya selama seminggu. Baru setelah itu Priscilla mau meminjamkan buku-buku lama milik Cedric, yang bahkan sudah tidak digunakan lagi.

Dia masih ingat jelas bagaimana Priscilla mempermalukannya waktu itu. Sekarang, wanita itu benar-benar berani mengatakan kalau keluarga harus saling membantu?!

Menahan amarahnya, Freya langsung memutuskan sambungan telepon.

Tapi tentu saja Priscilla tidak akan menyerah begitu saja.

Setelah beberapa kali menelpon, Freya jadi sangat terganggu hingga rasa kantuknya benar-benar hilang.

Dia pun langsung mematikan ponselnya dan turun kebawah untuk menyiapkan segelas susu hangat untuk dirinya sendiri.

Saat sedang menghangatkan susu, dia menyiapkan satu gelas lagi karena membayangkan bahwa mungkin Luca juga masih terjaga.

Tiga menit kemudian, dia membawa dua gelas susu di atas nampan dan naik ke lantai atas. Saat melewati ruang kerja, dia mendengar percakapan antara Levi dan Luca.

“Kemampuanmu sudah meningkat pesat, tetapi kekuatanmu belum cukup. Apakah kamu melihat dengan jelas bagaimana aku melakukannya hari ini?”

Suara Levi masih terdengar serius. “Tidak, itu terlalu cepat.”

“Tentu saja kamu harus cepat. Kalau orang sempat melihatmu, bagaimana kamu bisa mengejutkan mereka?”

“Aku akan berusaha lebih baik.”

Freya yang sedang memegang susu, kebingungan mendengar percakapan itu.

Dia tidak menyangka Levi ada di sini, jadi dia hanya menyiapkan susu untuk dirinya dan Luca.

Saat sedang mempertimbangkan apakah perlu memanaskan satu gelas lagi, suara John terdengar dari belakang. “Nona.”

Suara yang tiba-tiba itu membuat Freya kaget dan hampir menumpahkan susunya.

Untungnya, karena pernah bekerja di kedai kopi, dia berhasil mengendalikan situasinya.

Setelah kembali normal, pintu ruang kerja sudah terbuka. Levi, yang ada di dalam ruangan itu, menatap Freya dengan waspada. “Kenapa kamu ada di sini?”

Freya tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Levi.

Setelah beberapa detik, dengan nada sedih, dia berkata jujur. “Aku hanya ingin membawakan susu…”

Dia benar-benar tidak sengaja menguping.

Lagipula, dia tidak mengerti satu kata pun dari percakapan itu.

“Masuklah.”

Suara dingin Luca terdengar dari dalam ruangan.

Seolah-olah Freya mendapatkan izin, dia segera masuk membawa susu ke dalam ruangan dan meletakkan nampan di atas meja. “Aku turun untuk memanaskan susu tadi dan kupikir kamu mungkin masih terjaga, jadi…”

“Kenapa kamu tiba-tiba terbangun?”

Pria yang duduk di kursi roda dengan punggungnya menghadap Freya tampak tidak tertarik dengan alasan kedatangannya.

Freya, yang agak terkejut, terbatuk pelan. “Aku… Aku cuma tiba-tiba terbangun.”

“Keluargamu menelepon, ya?”

Melihat Cedric mengalami insiden seperti itu, dan dengan sifat keluarga Freya yang tidak tahu malu, tidak aneh kalau mereka menelepon minta uang di jam seperti ini.

“Hmm…”

Freya meremas-remas tangannya dalam diam. “Bagaimana kau tahu…”

Dia bahkan belum memberitahu Zoey soal telepon dari keluarganya.

“Tidak semua orang sebodoh dirimu.”

Luca menghela napas pelan dan berbalik.

Baru saat itu Freya menyadari bahwa Luca sudah berganti pakaian, mengenakan pakaian longgar berwarna hitam yang mengkilap. Itu tidak terlihat seperti piyama. Lebih mirip seperti seragam seni bela diri yang pernah dikenakan Zoey sebelumnya.

Freya agak terkejut melihat hal itu.

Seorang pria buta, di kursi roda, larut malam, mengenakan seragam bela diri?

Dia bisa merasakan dengan jelas tatapan bingung dari Freya, tapi dia tidak berniat menjelaskan. “Kamu angkat teleponnya?”

Dia menggerakkan kursi rodanya dan meneguk susu. “Berapa yang mereka inginkan?”

“Aku tidak tahu.”

Freya mengerucutkan bibirnya. “Aku tidak punya uang untuk dipinjamkan, jadi aku tidak menanyakan mereka butuh berapa…”

Senyum tipis muncul di sudut bibir Luca. “Tapi aku punya uang.”

“Kamu sudah membantuku membayar biaya rumah sakit nenekku, aku sudah sangat berterima kasih…" Freya menatapnya dan berkata dengan serius, “Mereka benar-benar memperlakukanku dengan sangat buruk. Aku tidak ingin merasa berutang budi lagi padamu hanya demi membantu mereka.”

Tangan Luca sedikit gemetar saat memegang gelas susunya.

“Apakah kamu pikir kamu akan berutang sesuatu padaku karena aku membantumu?”

Gadis kecil itu, yang sedang mengenakan piyama, mengangguk serius. “Aku sudah berutang budi besar padamu.”

Luca menatapnya. Mata dalamnya memandang ke arahnya melalui kain hitam yang menutupi matanya. “Menurutmu, aku ini siapa?”

Freya menggigit bibirnya. “Kamu adalah penolongku.”

“Hanya penolong?”

“Juga suamiku.”

“Ada lagi?”

Dia memutar bola matanya yang hitam. “Aku tidak ingat.”

Dia baru mengenal Luca belum sampai seminggu, dan belum terlalu dekat dengannya. Jadi dia benar-benar tidak tahu hubungan apalagi yang mereka punya.

“Seseorang yang akan bersamamu selamanya.”

1
yumi chan
thor knpa freya jd wnita lmh mdh di tindas jd gk sru...
Jenny
wkwkwk.. ternyata atahnya Cassie bawahannya Luca. Mampus kau Cassie, semoga dibalas secara kontan olek kak thor
yumi chan
hhh cassi km akn mlu sndri...ayahmu mnjempur freya..karna ayahmu cm kuli
Alya Risky
wanita bodoh sok oeduli
Jenny
waahh..... Brandon cari mati nih
Wiwik Retno Eni
menarik
yumi chan
thor bt freya tu bisa bla diri...agar dia sllu bisa jga diri dia karna byk mshnya...jngn dia bt jd wanita lmh..jd gk menarik..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!