Ayushita Dewi, gadis berusia dua puluh dua tahun tapi memiliki tubuh yang cukup oversize. 109kg dengan tinggi badan 168cm. Kehidupannya awalnya cuek saja dengan kondisi tubuhnya yang besar itu, tapi dengan pertemuan kliennya membuat jas lengkap bernama Dewangga Aldiansyah yang cerewet itu membuat Ayushita jengah dan memutuskan untuk diet.
"Cewek kok oversize."
"Jangan usik kehidupanku yang nyaman ini, mau oversize atau ngga, bodo amat!"
Tak di sangka perselisihan masalah tubuh Ayushita itu membuat Dewa lebih dekat dan akrab dengan gadis itu. Apalagi dia melihat perselingkuhan tunangan Dewangga tunangannya membuat Ayushita dan laki-laki itu semakin dekat dan menimbulkan benih-benih cinta.
Apakah mereka akan berlanjut dengan cinta? Atau selamanya akan jadi Tom and Jerry?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Ayushita Mengamuk
Sepeda motor Scoopy melaju cepat menuju rumah di mana ibu Ratna berada, pukul delapan malam lebih sudah mulai renggang jalanan sehingga Ayushita leluasa melajukan motornya dengan cepat.
Dia ingin menemui ibu tirinya yang selalu saja mengganggunya, kali ini dia tidak akan tinggal diam membiarkan ibu tirinya merusak usaha butiknya. Meski memang meminta bantuan untuk melunasi hutangnya pada juragan Somad.
Dia tahu itu hanya akal-akalan perempuan yang di bencinya itu. Dia tahu ibu Ratna bekerja sama dengan juragan Somad untuk mengganggunya, bisa jadi menginginkan butiknya. Meski dia memang tidak bisa melawan laki-laki yang memiliki kuasa dan kejam itu, tapi Ayushita ingin memperingatkan ibunya agar tidak mengganggunya lagi.
Sampai di depan halaman rumah ibu Ratna, Ayushita memarkirkan motornya. Tampak dari luar cahaya ruang tamu terlihat berpendar. Itu tandanya ibu tirinya sedang berada di rumah dan entah sedang apa di dalam, Ayushita langsung menuju pintu rumah dan mengetuknya.
Tok tok tok.
Beberapa kali Ayushita mengetuk pintunya, dan tak lama pintu terbuka. Muncul sosok perempuan dengan wajah terkejut.
"Non Ayu," ucap perempuan itu kaget sekaligus senang.
"Ibu ada di dalam bi Mina?" tanya Ayushita.
"Ada di kamarnya, tapi ..." ucap bi Mina terpotong.
"Kenapa?" tanya Ayushita heran.
Dia menoleh ke belakang, sempat terlihat di halaman rumah ada sebuah mobil sedan hitam terparkir.
"Ada siapa di kamar?" tanya Ayushita.
"Emm itu non, ada ..." jawab bi Mina dengan gugup.
Dia tidak berani memberitahu Ayushita siapa orang yang bersama dengan majikannya itu. Tapi Ayushita tahu pasti dengan seorang laki-laki. Tanpa bertanya lagi, Ayushita pun menerobos masuk ke dalam rumah. Di ikuti oleh BI Mina di belakang, perempuan itu ingin mencegah anak majikannya itu.
"Non Ayu, tunggu. Jangan ganggu ibu, nanti ibu marah," ucap bi Mina.
"Dengan siapa perempuan sialan itu tidur?" tanya Ayushita menatap dingin pada pembantu ayah dan ibu tirinya itu.
Bi Mina diam tidak berani menjawabnya, tapi kemudian menatap Ayushita.
"Dengan juragan Somad, non."
"Bagus, ternyata dia sengaja merusak butikku karena memang ingin menghancurkan usahaku. Baiklah, aku tidak akan mengganggunya. Ini rumah ayahku, seharusnya dia yang pergi dari rumah ayahku. Lihat saja apa yang akan aku rusak di rumah ini," ucap Ayushita.
Dia pun segera melangkah menuju dapur untuk mengambil sesuatu, berjalan terus melewati dapur dan berhenti di sebuah ruangan kecil. Sebuah gudang, dia mencari sesuatu. Pandangannya mengarah pada sebuah kapak yang sudah karatan.
Bi Mina di belakang Ayushita heran kenapa anak dari almarhum majikannya itu mengambil kapak yang sudah karatan. Untuk apa?
"Non Ayu, untuk apa kapak itu?" tanya bidan Mina.
"Bibi sebaiknya diam saja."
"Non Ayu mau apa dengan kapak itu?" tanya BI Mina lagi merasa takut.
Tanpa mengindahkan pertanyaan BI Mina, Ayushita pun melangkah ke ruang tengah. Di mana pintu kamar ibu tirinya menghadap di ruangan itu, pandangannya tepat di depan pintu kamar itu. menarik napas panjang, hatinya ingin merusak kamar ibu tirinya. Tapi kini di urungkan karena dia merasa kasihan dengan BI Mina.
Ayushita pun melangkah menuju ruang tamu, di sana ada meja bufet dengan beberapa benda hiasan dan pernak pernik kesukaan ibu Ratna. Senyum Ayushita mengembang, dia berjalan mendekati meja bufet dan mengacungkan kapaknya. Menghancurkan guci-guci kecil terpajang di meja bufet, merusak foto ibu Ratna dan juga beberapa hiasan dinding dia rusak semua.
Prang! Prang!
Beberapa hiasan dan bingkai foto di rusak, termasuk foto pernikahan ibu Ratna dan ayahnya. Di ambilnya foto itu lalu di sobek, di ambil sobekan foto ayahnya lalu di masukkan ke dalam kantong bajunya. Dan lagi dia merusak benda-benda yang ada di ruang tamu, membuat BI Mina menjerit ketakutan.
"Non Ayu, jangan non. Nanti ibu marah!" teriak BI Mina menghalau Ayushita.
"Biarkan dia marah, aku tidak peduli semua barang ini rusak!"
Prang! Prang!
Suara gaduh itu membuat ibu Ratna yang ada di dalam kamarnya pun keluar hanya mengenakan daster saja. Dia kesal kenapa malam-malam ada yang merusak rumahnya, di ikuti oleh juragan Somad.
"Apa-apaan ini! Bi Mina!" teriak ibu Ratna dengan marah.
Ayushita yang mendengar suara teriakan ibu Ratna pun kembali mengayunkan kapak di tangannya, kali ini sofa yang dia rusak. Beberapa sayatan mengenai sofa itu. Setelah puas dia pun berhenti dengan napas terengah.
bertepatan dengan ibu Ratna muncul dari ruang tengah menatap kaget serta marah ruang tamunya berantakan. Lebih mengejutkan lagi semua guci-guci kesayangannya itu pecah tak tersisa, dia menatap ke arah orang yang sudah merusak benda kesayangannya.
"Kamu!"
"Iya. Aku yang merusak semuanya! Jangan kira aku takut kamu telah menyuruh orang untuk merusak butikku!" teriak Ayushita.
Di belakang juragan Somad menatap tajam pada Ayushita. Gadis itu menatap balik juragan Somad yang hanya memakai celana kolor saja.
"Kamu berani merusak rumahku?! Hah?!" teriak ibu Ratna menatap nyalang pada Ayushita.
"Ini rumahku! Rumah ayahku! Kamu berbuat mesum di rumah ayahku!" teriak Ayushita tak kalah marah pada ibu tirinya.
"Durhaka kamu! Aku ibumu!" teriak ibu Ratna menatap tajam pada Ayushita.
"Cih, siapa yang durhaka? Kamu perempuan tidak tahu diri! Aku sudah sabar dan mengalah keluar dari rumah ini! Tapi kamu seenaknya saja membawa masuk laki-laki itu! Ayahku tidak akan pernah memaafkan mu!" ucap Ayushita.
"Heh, ayahmu sudah jadi mayat!"
"Cih! Benar-benar perempuan laknat."
Tanpa berkata apa pun, tiba-tiba juragan Somad mendekati Ayushita dan menatap tajam pada gadis itu. Tentu saja Ayushita membalas tatapan tajam itu, tapi sepertinya gadis itu sedikit gentar dengan tatapan tajam dari juragan Somad.
Dia mundur beberapa kali, kapak di tangannya di lepas ke lantai. Tangan Ayushita lemas.
"Kamu tahu gadis gendut? Rumah ini sudah di jual, dan rumah ini sudah jadi milikku!" ucap juragan Somad.
Tentu saja Ayushita kaget dan marah, ternyata ibu tirinya telah menjual rumah ayahnya. Dan kemana uangnya itu?
"Dan kamu tahu? Dia telah menawarkan anak tirinya padaku," ucap juragan Somad menatap sinis pada Ayushita dari kepala sampai kaki.
Ayushita pun mundur, menatap tajam pada laki-laki bertubuh kekar meski sudah berumur. pandangannya beralih pada ibunya, kemudian dia melangkah pergi dari rumah itu. Air matanya mengalir tak terasa, di ambilnya helm bogonya. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan ibu sambungnya.
"Perempuan jahat, rakus!" umpat Ayushita masih terus mengalir air matanya.
Tanpa menoleh ke dalam rumah itu, dia melajukan motornya dengan kencang. Rasa kecewa dan juga amarah bercampur jadi satu di benaknya, motornya pun berhenti mendadak di sisi jalan lalu gadis itu berteriak kencang.
"Aaaargh! Dasar ibu jahat! Ibu pel*cur! Aaaargh!"
_
_
******