Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Cia membawa Hana ke lantai 4 gedung HHS, tepatnya di ruang kerja milik Aiden, atas seijin Aiden pastinya. Bukan hanya Cia saja, melainkan teman-teman Cia dan inti Cruel juga berada di ruangan Aiden.
Hana saat ini menundukkan kepalanya, ia malu sekaligus takut terhadap orang-orang yang berada dihadapannya. Cia menatap Hana dengan senyum manisnya.
"Jangan takut, Hana" ucap Cia lembut. Hana pun mendongakkan kepalanya, ia menatap Cia sendu.
"Baik, Cia" lirih Hana.
"Apa kamu mau menjelaskan sesuatu? Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya beruntun Cia pada Hana.
Inti Cruel dan teman-teman Cia pun juga mengangguk, mereka ikut penasaran.
"Cia, aku takut jika harus jujur" ucap Hana.
Cia tersenyum.
"Jika kamu jujur, tidak usah takut, ada kita" ucap Cia lembut.
"Mmm s-sebenarnya... A-aku disuruh Renata untuk mencari masalah dengan Vina" ucap Hana menunduk dengan memainkan jari jemarinya.
Mereka yang ada di ruangan Aiden mengernyitkan dahinya.
"kenapa Renata nyuruh lo buat cari masalah sama Vina?" Tanya Aldino, jiwa keponya meronta-ronta.
"Renata ingin membuat Bima benci sama Vina, karena Renata menyukai Bima" ucap Hana apa adanya, ia memang tidak mengetahui rencana Renata yang sebenarnya.
Braaak
Vina menggebrak meja dengan keras.
"Lo kenapa mau-mau aja sih di suruh sama cewek itu?" Tanya Vina, ia sungguh sangat kesal. Tubuh Hana bergetar, kini ia tidak bisa lagi menahan air matanya.
"Hiks hiks hiks... M-maafkan aku Vina. A-aku terpaksa" ucap Hana dengan air matanya yang mengalir.
"Terpaksa?" Tanya Galang, yang lainnya pun ikut penasaran.
"Renata mengancam ku. Jika aku menolak, dia akan memecat bahkan mencelakai ibuku yang bekerja di rumah ayah angkatnya" ucap hana yang kini air matanya semakin deras, ia tidak kuat jika itu menyangkut ibunya.
"Kalau begitu keluarlah dari rumah itu" ucap Cia. Hana menatap Cia tidak percaya.
"Jika kita keluar, bagaimana dengan pekerjaan ibuku? Kita juga tidak punya rumah... Hiks hiks hiks” ucap Hana yang masih terisak.
"kamu bisa bekerja di toko bungaku Hana" ucap Cia meyakinkan Hana.
"Kamu punya toko bunga?" Tanya Aiden, yang sedari tadi terus menatap Cia dengan lekat.
Yang Iain pun juga ikut penasaran, seorang pewaris keluarga Baskara ternyata mempunyai usahanya sendiri, sungguh luar biasa pikir mereka.
"Hmm, kapan-kapan datanglah ke toko bungaku" ucap Cia dengan tersenyum manis. Mereka semua pun mengangguk kecuali Hana yang masih terus menunduk,
"Hana, kamu dan ibumu bisa tinggal di toko bungaku. Aku akan mempercayaimu untuk mengelola toko bungaku" ucap Cia menatap Hana, walau sang empunya masih saja menunduk.
Hana mendongakkan kepalanya, ia cukup terkejut, jika itu benar, ia sangat senang sekali, Cia sungguh baik pikirnya.
"Benarkah Cia?" Tanya Hana berharap Cia akan membantunya. Cia tersenyum.
"Tentu saja Hana, asalkan kamu menceritakan semuanya” ucap Cia dengan mengelus tangan Hana.
"Sebenarnya, tadi pagi Renata menyuruhku melakukan rencananya lagi” ucap Hana.
"Rencana apa yang lo maksud?" kini gantian Bima yang bertanya dengan wajah datarnya. Yang Iainnya pun ikut penasaran dengan jawaban Hana.
"A-aku disuruh memasukkan benda ini kedalam tas Vina” ucap Hana dengan mengeluarkan suatu benda dan ia taruh di atas meja yang berada didepannya.
"BRE*GSEK"
"Hah, ternyata lo ingin menghancurkan nama baik gue Renata” ucap Vina dalam hatinya.
Bima yang melihat tunangannya emosi, mengelus tangannya lembut, dari tatapan matanya mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.
"Kita ikuti permainannya. Ganti benda itu dengan baby powder, tapi hancurkan dulu benda itu" ucap Cia. Semua orang pun mengangguk setuju. Termasuk Aiden yang akan terus mendukung gadisnya.
"Hancurkan” perintah Aiden datar dan dingin.
"Baik bos" ucap Galang dan langsung pergi menghancurkan benda tersebut.
...****************...
Gudang Sekolah
Terlihat Renan dan Renata tengah bercumbu mesra. Aiisshh memang tidak tau tempat. Mereka pun mengakhiri aktifitasnya, dengan Renata yang masih mengalungkan tangannya pada leher Renan.
"Renan kenapa cewe si*lan itu masih baik-baik saja?" Tanya Renata dengan nada menggoda.
"Aku kehilangan jejak anak buah ku, sepertinya Vina telah di lindungi oleh seseorang" ucap Renan mengelus pipi Renata.
"Huuh, apakah kamu masih ingin membantuku?" Tanya Renata.
"Tentu saja, asal kamu janji tidak berpaling dariku" ucap Renan menegaskan.
"Aku tidak akan berpaling darimu Renan, karena aku hanya mencintaimu" ucap Renata sangat manis, namun berbeda dengan hatinya.
Tidak di sadari oleh mereka, ada satu pasang mata yang melihat dan merekam kegiatan dan percakapan mereka.
...****************...
Di Kantin
Kini Cia the geng dan inti Cruel minus Bima sedang menikmati makan siang mereka. Bima tidak ikut makan siang, sebab sebagai ketua OSIS dia sering di panggil oleh guru.
Di lain meja terdapat Hana dan Renata. Renata yang sedang menatap ke meja Cia dengan sinis.
"Lo udah jalanin rencananya?" Tanya Renata.
"S-sudah Renata" ucap Hana dengan tubuh yang bergetar.
"Bagus, awas kalau lo gagal” ucap Renata dengan menatap datar Hana.
Kembali ke meja Cia.
"Hmm kenyang" ucap Cia.
"Ya iyalah, lo habis makan 2 porsi bakso" ucap Bunga tidak percaya.
"Lo laper apa rakus?" Tanya Vina.
Cia tertawa melihatkan kedua lesung pipinya dan gigi gingsulnya.
"Hehehe, aku memang banyak makannya" ucap Cia.
Sedangkan inti CRUEL yang melihat perdebatan para perempuan didepan mereka hanya melirik ke kiri dan ke kanan, kecuali Aiden, ia hanya fokus pada Cia. Tak lama Bima pun datang dan langsung duduk bersama di meja Cia.
"Eheeem, @da inspeksi hari ini setelah jam istirahat” ucap Bima serius.
"Berarti si Renata udah tau dong kalo mau ada inspeksi?" Tanya Aldino.
"Gue juga berpikiran kaya gitu” ucap Galang.
"Wah dia tau dari mana ya?" Tanya Aldino penasaran.
"Ya pasti dari guru lah” ucap Vina nyambung.
Mereka pun mengangguk bersama, sepertinya begitu pikir mereka.
"Cia, lo udah bilang ke Hana belum?” Tanya Vina.
"Sudah, aku ga mau ibunya dalam bahaya" ucap Cia.
Flashback On
"Hana, kamu hubungi ibu kamu buat datang ke Cia Florist yang ada di jalan k, sudut kota J. Di sana ada asistenku yang bernama Rara, dia akan mengurusnya" ucap Cia berbicara serius dengan Hana.
Ya Cia telah menelpon Rara lewat video call, karena ia juga belum tau wajah Rara seperti apa dan sebaliknya. Cia mendapatkan kontak tersebut dari sistem Ale.
"Baiklah Cia” ucap Hana.
"Bagus, aku tidak ingin ibumu kenapa-kenapa. Untuk masalahmu dengan Renata, aku akan membantumu" ucap Cia dengan tersenyum.
"Terimakasih Cia sudah mau membantuku" ucap Hana dengan tersenyum. Cia mengangguk.
"Sama-sama, Hana” jawab Cia.
Flashback Off
"Kamu membuatku semakin jatuh cinta Cia" ucap Aiden dalam hatinya. Sungguh Cia nya itu definisi gadis yang sangat sempurna di mata Aiden.
Kring kring kring
Waktu istirahat selesai, kini semua murid HHS memasuki kelas mereka masing-masing. Cia menatap Bima.
"Kak Bima, jagain tunangannya" ucap Cia dengan tersenyum manis.
Aiden menatap Bima sinis, ia tidak suka Cia nya tersenyum kepada orang. Bima sadar tengah di tatap oleh Aiden
"E-eh iya Cia" ucap Bima dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Mereka pun pergi meninggalkan kantin, dan memasuki kelas masing-masing.
Bersambung