Menikahi Pria Koma S2

"rasakan itu," ungkap Maudy yang barusan melepas gigitan nya dari bibir sang suami.

"Kau benar-benar memancing ku ya," bukan nya marah Elgara malah tersenyum miring dengan kelakuan Maudy.

"Memancing? Memancing apanya?" ucap Maudy hendak bangkit dari posisi nya saat ini.

Namun dengan cepat Elgara menahan dengan cara melingkar kan tangan nya ke pinggang Maudy.

"Mau kabur setelah membuat aku seperti ini hah?" ucap Elgara sambil membalikkan posisi tubuh mereka.

Kini giliran Maudy yang berada di bawah Kungkungan Elgara.

"Ah, sakit mas," kata Maudy sambil menopang dada Elgara dengan kedua tangan nya.

Aroma parfum Elgara kini menyeruak masuk ke dalam hidung nya, itu terjadi karena posisi mereka yang cukup berdekatan.

"Lalu? Lihat lah bibir ku ini, apa tidak sakit?" ucap Elgara yang memeprlihatkan bibir nya yang sedikit memerah karena gigitan Maudy.

Maudy menatap bibir sang suami dengan tatapan iba, dia tidak menyangka kalau gigitan nya akan sekuat itu membuat bibir Elgara sedikit terluka.

"Aku tidak mengigit sekuat itu," kata Maudy sambil mengusap lembut bibir sang suami.

"Tapi kau melihat nya kan?" jawab Elgara dengan mengerutkan keningnya.

"Aku benar-benar tidak sengaja aku minta maaf," ucap Maudy sambil terus mengelus bibir Elgara dengan ibu jarinya.

Elgara menatap wajah cantik sang istri, seketika hasrat itu kembali bangkit, sudah dua malam tidak bersama sang istri rasanya ia ingin meminta untuk Maudy melakukan lebih dari sekedar mengusap bibirnya.

Kedua mata indahnya itu kini saling adu pandangan, Maudy merasa kalau tatapan Elgara sudah mulai berbeda, yang dulunya selalu menatap tajam ke arah nya kini selalu terlihat lebih lembut dan tenang.

"Aku benar-benar tidak bisa membohongi diriku sendiri, aku benar-benar mencintai nya sekarang," batin Elgara yang tak bisa lagi membohongi dirinya sendiri, bukan hanya sandiwara dia kini benar-benar kembali jatuh cinta kepada Maudy.

Sebab perasaan tersebut terasa sangat jelas dia rasakan seperti di mana waktu mereka pertama kali menikah, oh tidak bukan, seperti di mana pertama kali saat Elgara bangun dari koma nya.

Wajah cantik, dengan bulu mata lentik membuat Elgara selalu ingin menatap sang istri, tidak hanya fisik yang sempurna, hati Maudy juga seperti terbuat dari jelly begitu lembut dan luluh, setiap kali Elgara dekat dengan nya Elgara merasa sangat nyaman.

Namun terkadang Elgara masih mengingat bagaimana dirinya dulu meningalkan Maudy demi Mona.

Perlahan Elgara juga sudah mulai sadar kalau kematian sang mama juga di sebabkan oleh dirinya sendiri, dia lah yang memutuskan untuk berpisah dengan Maudy dan memilih Mona, dan akhirnya membuat kondisi sang mama semakin buruk dan meninggal.

Sekarang ia tau kenapa sulit bagi Maudy untuk memaafkan nya, di hianati oleh orang yang di cintai cukup lah menyakitkan bahkan lebih pedih daripada luka yang di taburi garam.

Namun urusan nya dengan Randy lah yang membuat ia kelap mata dia malah melampiaskan nya kepada Maudy, terkadang hal ini membuat Elgara sedikit menyesal sudah membawa Maudy kembali dengan sebuah dendam.

"Kenapa dengan mata mu?" tanya Maudy melihat tatapan Elgara yang seolah-olah mata nya ingin mengeluarkan air mata.

"Mata ku? Ah, tidak ada, aku hanya merasa perih," jawab Elgara tampa berpindah dari posisi sebelumnya.

Tampa basa basi Maudy memperhatikan mata Elgara dan kemudian meniup nya dengan lembut.

"Sebaiknya istirahat saja, sudah larut dan pastinya sangat lelah kan? Makanya jadi perih," jawab Maudy dengan lembut.

"Tidak, aku perih karena menatap wajah mu," ungkap Elgara lagi.

"Tidak ada yang menyuruh menatap ku," jawab Maudy sambil tersenyum kecil.

"Siapa suruh kau sangat cantik," jawab Elgara lagi.

Maudy terdiam, ini pertama kalinya Elgara mengatakan kalau dia cantik setelah pernikahan mereka yang kedua kalinya.

"Aku? Cantik? Bagaimana mungkin," jawab Maudy dengan senyum tipis.

"Kau jarang bercermin," ungkap Elgara yang kemudian merebahkan kepalanya ke dada Maudy.

"Eh, ada apa ini, tidur lah dengan benar ayo atur posisi," kata Maudy sedikit kaget karena ini juga pertama kali nya Elgara bermanja-manja.

"Aku lelah," jawab Elgara.

"Iya, aku tau, makanya aku menanyakan mu untuk istirahat," ujar Maudy lagi.

Elgara terdiam, dia tidak ingin mengatakan kepada Maudy kalau ia lelah karena urusan konflik yang dia simpan di hatinya sendiri.

Sementara itu Maudy hanya bisa pasrah dan dia juga merasa sangat bahagia karena mulai melihat perubahan Elgara terhadap dirinya.

"Bisakah aku tidur dalam posisi yang seperti ini saja? Hanya sebentar, ini sangat nyaman," pinta Elgara kepada sang istri.

"Hmm, baik lah," Maudy pun menyetujui permintaan sang suami, ia pun mengabaikan dada nya yang sedikit sesak karena di tiban Elgara.

Malam pun berlalu dengan suasana yang cukup romantis, mereka kini lebih dekat dari sebelumnya, bahkan Maudy mulai kembali merasakan pelukan hangat dan juga kelembutan sang suami yang telah hilang selama dua tahun lalu.

Keesokan harinya ....

"Aku ke kantor dulu, apa kau butuh sesuatu?" tanya Elgara sambil memasang dasi nya.

Maudy berjalan menghampiri Elgara dan kemudian mengambil alih untuk memasang dasi sang suami.

"Tidak ada, aku tidak membutuhkan apa-apa," kata Maudy sambil sedikit mendongak karena memang Elgara lebih tinggi dari nya.

"Baik lah, jika ada apa-apa hubungi aku," kata Elgara sambil memegang kedua lengan sang istri.

"Iya," jawab Maudy sambil tersenyum.

Maudy kemudian menjinjing kaki nya dan sebuah kecupan mendarat tepat di bibir Elgara.

Cuph ...

Elgara membulatkan matanya, ciuman hangat itu di berikan Maudy untuk nya, ini kehangatan pertama kali mereka sejak menikah beberapa bulan ini.

"Ya sudah pergilah," kata Maudy sambil kembali ke posisi awalnya.

"Em, anu, iya, aku berangkat dulu," kata Elgara yang ternyata gugup.

"Iyaa," ucap Maudy senang karena sudah membuat Elgara serba salah.

Meskipun di antara mereka belum ada sama sekali pernyataan saling cinta namun kehangatan itu terus terjadi di rumah tangga mereka.

Hari ini Elgara bernagakat ke kantor dengan perasaan yang berbunga-bunga, sejak lama dia tidak pernah merasakan kegembiraan seperti ini setelah kehilangan sang mama, kini ia kembali merasakan apa itu cinta.

Sementara itu di sisi lain.

"Sial, Hans tetap tidak mau bekerja sama dengan ku, aku harus melakukan sesuatu," kata Vio yang tak ada habis-habisnya berusaha untuk menghancurkan rumah tangga Elgara dan Maudy.

Ia sampai tidak fokus mengemudi mobil karena memikirkan Hans yang tidak juga mengkonfirmasi kalau ingin bekerja sama dengan nya.

"Itu kan mobil tuan muda Elgara, jadi dia sudah kembali? Huh, saatnya aku bertindak," kata Vio yang tidak pernah sadar diri bahwa dia dan Elgara sangat jauh berbeda.

Melihat Elgara yang sudah tiba di kantor nya, Vio segera memarkirkan mobil, dia yang awalnya gundah kini jadi sedikit bersemangat karena akhirnya bisa melihat Elgara kembali.

Bersambung ....