Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
" Cincin?" Ucap nanda.
"Iya," Balas Ella.
Nanda yang baru tersadar, kalau di jari manisnya masih ada melekat cincin pernikahan mereka itu pun, langsung buru-buru mencopotnya secara diam-diam, karena takut ketahuan. Lalu menyimpannya secara sembarangan di dalam tasnya.
"Kalian terlalu berlebihan aja, mungkin dia cuman iseng doang pake cincin, kan gak harus nikah atau tunangan, tiap kali orang pake cincin," Ucap nanda menenangkan. Padahal hatinya sudah dag dig dug duluan. Karena takut ketahuan, kalau sampai mereka menemukan cincin yang sama persis dengan pria itu di jarinya. Maka akan di curigai bahwa dia lah yang menjadi pasangannya.
"Gak nan, cincin yang di pake sama pak Rey tu, menurut gosip berbeda, makannya anak-anak pada heboh." Terang Ella lagi.
"Iya-iya. Terserah kalian." Ucap nanda akhirnya.
"Oya. Pulang ngampus nanti kita jalan-jalan yuk, udah lama banget kita gak jalan bareng!" Ucap nanda lagi.
"Tumben, biasanya lho di marahin nyokap keluyuran?" Tanya Ella.
" Ya kalau sekali-kali, gak papa sih." Ucap nanda.
"Ok," Balas Ella. Akhirnya menyetujui.
Di lain sisi.
" Ayo kita bertemu di Cafe xx sore ini, mumpung aku punya waktu senggang!" Ajak Deane, lewat telepon. Pada kekasihnya itu.
"Maaf sayang, aku harus segera pulang ke rumah setelah dari kampus, karena permintaan mama!" Tolak rey cepat.
"Aku akan datang ke apartementmu?" Tawar Deane lagi.
"Jangan, mulai sekarang kita hanya akan bertemu di luar, aku takut papa punya mata-mata di sana, kau tahu sendiri kan seperti apa papaku?" Terang Rey.
"Akh ya," Sahut Deane kecewa, dari seberang sana.
"Lalu kapan kau baru punya waktu, untuk menemaniku demi menghibur hatiku yang terluka?" Tanya Deane lagi.
"Secepatnya, setelah waktu mulai agak tenang," Ucap Rey menenangkan. Walaupun dirinya juga sudah begitu merindukan kekasihnya itu, tapi dia terpaksa menahannya.
"Baiklah," Ucap Deane lagi. Setelahnya, telepon pun sudah di tutup kembali.
"Akh, ternyata aku kelupaan mencopot cincin sialan ini!" Umpat Rey. Lalu segera mencopotnya dan menaruhnya di nakas yang ada di meja nya tersebut. Dirinya semakin bertambah kesal saja, saat teringat gadis itu yang secara sengaja tidur di sebelahnya tadi subuh, untungnya bau parfumnya yang begitu mengganggu indera penciumannya itu berhasil membangunnya, hingga akhirnya dia pun tak bisa tidur kembali, dan pagi-pagi buta, sudah berangkat menuju kampus.
Sorenya.
"Makasih ya, atas traktirannya hari ini?" Ucap Ella pada nanda.
Saat sahabatnya itu sudah menurunkannya di depan rumahnya. Walaupun awalnya dia sempat merasa keheranan karena sahabatnya itu tiba-tiba mentraktirnya berbagai macam makanan, bahkan juga membelikan untuk keluarganya di rumah. Karena Ella tahu sendiri bahwa sahabatnya itu tergolong orang yang hidupnya juga pas-pasan sama sepertinya.
"Iya sama-sama," Jawab nanda.
"Yakin gak mampir dulu?" Tawar Ella.
"Gak usah deh el, makasih," Tolak nanda cepat.
"Ya udah, gue pulang dulu," Pamitnya. Lalu segera melajukan motornya ke jalanan raya kembali, sementara Ella hanya menanggapinya dengan anggukan kepala. Setelah di lihatnya sahabatnya itu sudah menjauh, barulah ia masuk ke dalam rumahnya.
Tilililitt.
Suara pintu apartement Rey terbuka dari luar.
"Hah!" Nanda hanya bisa membuang nafas kasar, saat dirinya sudah berada di dalam apartement pria itu lagi, dia benar-benar tak pernah membanyangkan bahwa dirinya akan tinggal di tempat itu. Bahkan mertua perempuannya itu langsung meneleponnya secara pribadi tadi, hanya untuk memberitahunya, agar pulang ke apartement suaminya, dan juga memberikan nomor kode masuk ke dalam apartement pria itu. Matanya sudah memandang ke setiap sudut ruangan, suasana apartementnya terasa berbeda kali ini, karena sudah terlihat begitu bersih, dan tentunya tertata rapi.
" Awwww!" Lagi-lagi ia reflek berteriak sambil menutupi matanya dengan tangan. Karena kaget, Saat melihat pria itu yang dengan santainya, tidur di shofa ruang tengah dengan hanya menggunakan celana boxer dan juga baju kaos satu jarinya tersebut.