Sekuel Suamiku Tuan Cacat
Semua orang mendambakan pernikahan. Dimana dua insan menyatu dalam satu ikatan sakral yang sah untuk membentuk keluarga kecil yang bahagia.
Namun nyatanya hal itu tidak berlaku untuk Flora. Wanita berusia 25 tahun itu terpaksa menikah dengan Kevin Dirgantara, pria kaya yang terkenal arogan dan kejam hanya karena kesalahpahaman.
Mereka di pergoki keluarga Kevin saat berdua di dalam kamar. Dan sialnya kondisi Flora saat itu membuat mereka berfikir yang tidak-tidak hingga akhirnya mereka seenaknya memutuskan untuk menikah mereka tanpa mau mendengarkan penjelasan Flora.
Menikah dengan orang yang tidak kita cintai, apakah mereka akan bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Imbalan
Setelah puas menikmati pemandangan malam yang indah di kota London, Kevin mengajak Flora untuk pulang karena besok mereka akan kembali ke tanah air.
Sebenarnya Flora enggan untuk pulang. Dia masih menyimpan dendam karena Kevin sudah mengingkari janjinya. Tapi dengan ancaman Kevin yang akan meninggalkannya di sana, membuat Flora mau tidak mau ikut Kevin.
"Jangan marah lagi. Aku kan sudah berjanji akan mengajakmu ke Paris," ujar Kevin. Dia tahu jika Istrinya marah padanya karena sesampainya di apartemen, Flora terus saja mendiamkannya. Bahkan saat ini wanita itu tidur dengan posisi membelakanginya.
"Jangan mudah mengucapkan janji. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya," ujar Flora tanpa mau menatap Kevin.
Kevin terdiam. Dia menarik bahu Flora pelan sehingga wanita itu terlentang. "Apa kau sangat ingin bercerai denganku?" tanya Kevin lirih
Flora menatap dalam kedua mata Kevin. Seolah tersirat rasa tidak rela saat kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun, pria itu sendiri yang membuat perjanjian itu dari awal. Apa ia boleh memutuskan menolak untuk bercerai?
"Aku sangat ingat bagaimana pertama kali kita bertemu dan bagaimana kita bisa menikah. Karena hal itu juga kita membuat perjanjian itu. Tapi, bagaimana jika kita mencobanya," seru Kevin
"Mencoba?" tanya Flora
"Iya, Kita mencoba menjalani hubungan ini. Untuk saat ini memang tidak ada cinta di antara kita. Tapi selama kita bersama, apa kau tidak merasakan sesuatu di hatimu?"
Flora menegakkan tubuhnya dan menyandarkan punggungnya di headboard diikuti Kevin yang juga bangun dan menatap Flora. "Kenapa?" tanya Kevin
"Kalau boleh jujur, memang aku merasa nyaman saat bersamamu. Ya, walaupun kau sangat menyebalkan, tapi aku merasa bersemangat. Kapan lagi aku bisa memaki pria yg di kenal arogan dan kejam seperti mu," kekeh Flora
"Tapi kau tahu sendiri, kan. Aku pernah mengalami hal yang menyakitkan dalam percintaan. Kepercayaan ku pernah di khianati. Cintaku pernah di duakan dan Hatiku pernah di patahkan. Apa aku masih bisa mengambil keputusan untuk menjalin hubungan lebih dalam?"
Kevin menggenggam tangan Flora. Dia tahu perasaan wanita itu karena ia sendiri juga pernah mengalaminya. Hanya saja, dia seorang pria yang tidak mungkin menunjukkan kelemahannya.
Sebenarnya ia juga rapuh saat melihat wanita yang dia cintai, bercinta dengan pria lain. Hatinya mati rasa bahkan ia enggan untuk mengenal yang namanya cinta.
Namun saat bersama Flora, ia juga merasakan hal yang sama yaitu rasa nyaman dan semangat untuk menjalani hidup.
"Aku akui, aku salah telah mengambil keputusan dengan membuat surat perjanjian itu. Tapi aku melakukan hal itu karena saat itu aku enggan untuk jatuh cinta. Kau pasti juga sudah dengar dari mommy tentang diriku, kan. Dan kita mengalami hal yang sama. Jadi, bagaimana jika kita mencoba menyembuhkan luka kita bersama-sama?"
Flora tidak langit menjawab. Dia masih trauma untuk jatuh cinta apalagi Kevin adalah pria kaya yang terpandang. Pasti banyak wanita yang menginginkan posisi nyonya muda Dirgantara. Dan dengan apa yang Kevin miliki, tentu mudah untuk pria itu mendapatkan sesuatu yang tidak ada pada dirinya.
Ya, dia takut suatu hari nanti Kevin akan bosan dengannya dan berselingkuh dengan wanita lain. Karena yang ia tahu kebanyakan pria kaya memang seperti itu.
"Kau mau, kan?" tanya Kevin lagi
"Vin, jujur aku takut. Aku bisa melihat jika Riana masih menginginkan mu."
"Tapi aku tidak," sela Kevin. Dia menghela nafas dan menggenggam erat tangan Flora. Dia tahu ketakutan yang wanita itu rasakan. Tapi dia harus meyakinkan Flora jika dia tidak seperti yang wanita itu pikirkan.
"Aku tidak akan memaksamu. Tapi aku serius dengan ucapanku tadi," seru Kevin
"Ya sudah, sekarang kita istirahat. Besok pagi-pagi sekali kita harus berangkat," lanjut Kevin
"Naik pesawat lagi," gumam Flora. Dia menghela nafas lesu dan menampilkan wajah cemberutnya.
"Kenapa? Kau mau tinggal di sini?" tanya Kevin
"Bukan begitu. Kau tahu sendiri jika aku mabuk udara," gerutu Flora
Kevin tersenyum dan mengusap pelan kepala Flora. "Tenang saja, kita pulang dengan jet pribadi milik kakek. Jadi, besok kau bebas melakukan apapun. Kau mau jungkir balik atau muntah di manapun, tidak ada yang melihat," ledek Kevin
Wajah Flora berbinar mendengarnya. Namun Kalimat terakhir yang Kevin ucapkan membuatnya kesal. "Kau meledekku ya. Aku kan belum terbiasa naik pesawat. Jadi wajar jika aku mabuk," gerutunya
"Aku hanya mengatakan fakta,"
Flora berdecak kesal. Dia menarik selimut dan membaringkan tubuhnya dengan posisi membelakanginya Kevin.
"Hei ... Kenapa kau masih saja membelakangi ku? Aku mau minta imbalan ku," seru Kevin
"Imbalan apa? Kau saja tidak menepati janji mu. Masih saja meminta imbalan. Dasar menyebalkan," sungut Flora
"Aku tidak perduli. Aku sudah membawamu naik London Eye. Jadi sekarang aku mau imbalanku." Kevin membuang selimut dengan kasar dan menindih Flora
"A-apa yang kau lakukan Vin?" pekik Flora
"Aku ingin imbalanku." Kevin langsung menyerang bibir Flora tanpa menunggu persetujuan wanita itu. Dia mencengkeram kedua tangan Flora di atas kepala dan memperdalam ciumannya.
Awalnya Flora memberontak, namun lama kelamaan ia terhanyut juga dengan permainan lidah Kevin. Sampai-sampai ia tidak sadar jika tangan Kevin sudah membuka satu persatu kancing piyama wanita itu.
"Umm~ ... " Flora melenguh disela-sela ciuman mereka. Tapi kemudian, ia membuka kedua matanya lebar saat merasa sentuhan di bagian perutnya. Dia mendorong bahu Kevin hingga ciuman mereka terlepas, membuat mereka saling pandang dengan nafas yang memburu.
"Kenapa?" tanya Kevin dengan suara seraknya
"Vin, ini tidak benar," lirih Flora
"Kita suami istri, sayang. Bagian mana yang menurut mu tidak benar, hm?" Tangan Kevin merayap keatas dan menaikkan cup bra milik Flora.
"Vin!!" pekik Flora
"Sstt ... Aku janji tidak lebih dari ini," bisik Kevin. Dia menggesekkan hidungnya dengan hidung Flora, baru setelahnya memberikan ciuman mesra di bibir wanita itu.
Tubuh Flora bergetar, apalagi saat kedua tangan Kevin memberikan pijatan lembut di kedua benda kenyal miliknya. Ia ingin menolak namun tubuhnya berkata lain. Sentuhan tangan Kevin benar-benar membuatnya kehilangan akal. Tubuhnya menggeliat bak cacing kepanasan, lenguhan panjang juga keluar disela-sela ciuman mereka.
"Bolehkan?" tanya Kevin setelah ia melepaskan ciuman mereka.
"A-aku takut," lirih Flora
"Janji hanya ini," ucap Kevin. Dia tidak mau memaksa Flora. Tapi dia akan menjadikan wanita itu miliknya secara perlahan.
"Trust me, okay."
"A-apa yang kau katakan? A-aku tidak tahu artinya," seru Flora terbata
Kevin hanya tersenyum. Dia mencium kening Flora dan beralih ke kedua mata, hidung dan berakhir dengan kecupan singkat di bibir wanita itu.
"Percaya padaku. Aku berjanji hanya ini," seru Kevin.
Seolah terhipnotis, Flora menganggukkan kepalanya pelan. Hal itu membuat Kevin tersenyum senang. Ia kembali memberikan kecupan manis di seluruh wajah Flora dan berakhir dengan lumaatan penuh kenikmatan di bibirnya.
Tidak hanya itu, kedua tangan Kevin memberikan sentuhan lembut yang membuat tubuh Flora bereaksi. Ditambah dengan sapuan lidah di bagian leher dan turun hingga sampai di pucuk benda kenyal miliknya.
"Ah~ " Untuk pertama kalinya Flora mendesah panjang. Tubuhnya bergetar merasakan sensasi aneh yang Kevin berikan padanya. Sungguh sangat nikmat.
"Vi-vin," lirih Flora. Dia menggigit bibir bawahnya dan refleks membusungkan dadanya kala lidah Kevin menari-nari di sana.
Kevin merasa senang karena Flora menikmatinya. Namun ia sudah berjanji jika hanya bagian ini saja. Jadi, ia menjauhkan wajahnya dari dada Flora dan mengecup singkat bibir wanita itu.
"Kau menyukainya?" tanya Kevin
"A-aku tidak tahu." Flora memeluk Kevin dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu. Ia sangat malu mengingat bagaimana ia terlena dengan sentuhan Kevin. Rasa aneh namun membuat ia menginginkan lagi dan lagi.
"Sudah malam. Lebih baik kita tidur sekarang." Kevin melepaskan pelukan Flora dan membantu merapikan piyama wanita itu. Baru setelahnya mereka memejamkan mata, mengarungi mimpi indah bersama.
tp gk usah diomongin juga kali,perasaan cewek kan sensitif kalo masalah bb/Facepalm/
jeng..jeng..jeng../Shhh/
tunggu kak author update lagi/Hey/