NovelToon NovelToon
Tunangan Kesayangan Nadilla

Tunangan Kesayangan Nadilla

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen School/College / Enemy to Lovers
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.

Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.

Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 08. Perkara Jemputan (Revisi)

Hingga hari sudah mau siang, Disky belum datang menjemputnya di rumah.

Sesuai permintaan orang tua, Disky diminta untuk mengawal Nadilla selama beradaptasi di sekolah. Namun sampai detik ini, pria itu belum hadir di rumah Nadilla.

"Padahal ini mau jam tujuh, ampun! ngaret amat si" Gerutu Nadilla sambil melihat jam tangan nya.

"Masih belum dateng Dil?" Timpal Bu Gita.

"Iya belum mamah, mungkin aja Disky lupa atau gak mau nganter Dilla ke sekolah" Jawab Nadilla. ia baru ingat dengan perkataan Disky kemarin.

"Coba kamu hubungi lewat telepon" Saran Bu Gita.

"Udah mah, tapi enggak diangkat"

"Tumben banget dia ga ngangkat, apa kalian lagi berantem?" Tanya Bu Gita.

"Engga kok mah"

"Yaudah kalau gitu si tunggu aja dulu, barang kali kejebak macet"

"Iya mah, tapi kata Dilla gak mungkin Disky datang kesini, udah siang juga ini"

"Kalau sudah siang mending cari kendaraan alternatif lain aja"

"Iya mah iya, ini Nadilla mau naik maxim berangkat sekolahnya, kalau Disky dateng ke rumah bilang aja Nadilla sudah berangkat" 

"Iya gak apa-apa Dilla, nanti mama sampaikan dari pada kamu terlambat"

"Iya mah" Dilla langsung membuka ponsel untuk memesan ojek online yang indentik dengan jaket kuning itu.

Sungguh, tidak ada jawaban apapun dari Disky. Bahkan si driver maxim itu berhasil mengantar Nadilla sampai ke sekolah.

Nadilla berjalan menuju kelas terlihat biasa saja, tiba saat Nadila sudah berada di dalam kelas, matanya langsung melotot tertuju ke arah Disky yang sedang asik mendengarkan lagu-lagu di balik earphone.

Nadilla kembali melanjutkan langkah kaki menuju tempat duduk, mengusir lembut Ibnu yang menutup laju jalannya. "Bisa minggir? Saya mau lewat" 

Ibnu yang lagi meminjam bolpoint itu sampai terkejut dengan nada bicara Nadilla, ia pun memilih minggir dari pada nantinya kena semprot lanjutan dari Nadilla.

Nadilla pun melanjutkan langkah kaki setelah Ibnu minggir, sejenak melihat Maurel yang sedang menatapnya sambil senyum.

"Kok tatapan kamu gak biasa sih Dill?" Kata Maurel, gadis itu sedikit tersinggung dengan tatapan Nadilla.

"Orang saya biasa aja" Jawab Nadilla.

"Kalau biasa aja gak usah sinis gitu"

"Siapa juga yang sinis, kamu nya aja yang lagi sensi"

"Aneh kamu"

"Kamu tuh yang aneh!"

"Maksutnya apa, kamu ngajak ribut?" Maurel berdiri dari tempat duduk karena sudah mulai emosi dengan Nadilla.

"Maurel udah" Disky langsung melerai. Maurel pun menurut dan kembali duduk.

"Dilla kamu juga, masih pagi jangan buat onar di kelas" Kata Disky.

Nadilla langsung mengalihkan pandangan ke arah Disky "Lah saya disalahkan? pacar kamu tuh yang lagi sensi"

"Udah kamu diam sekarang, sama aja kamu terus menyulut emosi Maurel" Kata Disky.

"Kalau saya gak mau diam gimana?" Jawab Nadilla. Dari pada nanti menambah situasi kelas akan semakin ribut, Disky memilih diam.

Rahma terkekeh melihat ulah Nadila pagi ini. "Sabar dilla, pagi-pagi udah marahin banyak orang aja" Kata Rahma.

Nadila menoleh ke samping, ia mengangguk sambil tersenyum.

Disky memperhatikan raut wajah nya Nadilla, hingga ia sadar kenapa Nadilla datang ke kelas langsung marah-marah.

"Maaf Dilla, ini sesuai perkataan saya yang kemarin. Saya gak lagi antar jemput kamu ke sekolah, tolong ngertiin" Bisik Disky.

Sejenak Nadilla mendengar itu, tatapan lurus ke papan tulis yang kemudian menoleh ke arah Rahma. "Rahma" Panggil Nadilla.

"Iya Dil" Jawab Rahma.

"Kamu lihat enggak waktu pertama kali disky sampai sekolah?" Tanya Nadilla.

Rahma mengerut kening. "Maksutnya"

"Kamu lihat ga Disky datang ke sekolah bareng siapa?" Nadilla memperjelas pertanyaan.

"Oh itu, tadi saya lihat Disky berangkat bareng Maurel, emang nya kenapa sih?"

Nadilla tersenyum, gadis itu kini merasa puas dengan jawaban dari Rahma "Makasih banyak ya"

Hingga akhirnya Rahma peka kenapa Nadilla datang pertama kali ke kelas memampang penuh amarah.

"Oh jadi kamu marah cuma perkara enggak di jemput doang sama Disky ya?" Bisik Rahma

"Enggak, mana ada dijemput"

"Jujur aja lah, apa jangan-jangan selama ini kamu beneran tunangannya Disky" Kata Rahma.

Buat Nadilla kembali menjelaskan kalau ia sama disky hanya sebatas teman kelas saja.

Apapun penjelasan Nadilla, di mata Rahma sama. Nadilla tidak bisa menutup rahasia jika melakukan hal yang berkaitan dengan Disky.

"Saya bisa jaga rahasia kamu tenang aja, tapi kalau kamu blunder saya minta maaf. Karena itu di luar kendali saya" Kata Rahma.

Nadilla hanya bisa diam kali ini, kalau pun di jawab pasti Rahma akan semakin penasaran.

Keadaan kelas mulai tenang saat guru seni sudah masuk ke dalam kelas 12B.

Seperti biasa, guru itu mengawali belajar dengan membaca doa, selanjutnya beliau absen harian.

"Hari ini tugas kalian adalah kerja kelompok membuat seni dari bahan yang kalian bawa dari rumah" Kata Guru Seni, sekaligus beliau akan mengatur anggota kelompok mana yang akan di tugaskan.

Nadilla terdiam, kejadian yang kemarin pun terulang di hari ini.

Bedanya yang kemarin Nadilla tidak bawa pakaian olahraga.

Sekarang, Nadilla tidak membawa bahan apa pun dari rumah. Gadis itu hanya bisa pasrah kalau dianggap tidak hadir oleh guru seni.

Tiba-tiba Disky memberi secarik kardus dan kain flanel untuk Nadilla. "Pakai itu, bisa buat hiasan dinding"

Nadilla menoleh ke arah Disky. sejenak gadis itu menyampingkan perihal jemputan. Hingga Nadilla menurunkan egonya untuk menerima barang tersebut karena keadaan mendesak.

Disky tersenyum Nadilla menerima tawaran nya, walau sadar hal itu sangat kecil untuk mengembalikan mood nya yang rusak.

"Ayo bilang apa atas bahannya?" Kata Disky. Ia mencoba mengikis amarah Nadilla.

"..." Nadilla masih awet bicara. 

"Oke" Kata Disky. Sangat menerima jika di abaikan oleh Nadilla.

Anggota kelompok pun sudah ditentukan oleh guru, guru itu memilih satu kelompok sesuai abjad pada lembaran absen.

Nadilla terpilih satu kelompok dengan Maurel yang abjad nya berdekatan. Itu tidak masalah untuk Nadilla selama Maurel tidak ngajak berantem, Dilla pasti segan padanya.

Tapi, yang Dilla awasi itu Rahma. Karena dia masuk anggota kelompok yang sama dengan nya, selain itu ada anggota lain juga yang bernama Okta.

Maurel pun mendekat ke meja Nadilla.

Saat pertama kali datang. Yang Maurel lihat adalah barang yang dibawa disky ke sekolah.

Untuk memastikan ia pun bertanya. "Kain ini punya Disky kan?" Katanya sambil mengangkat kain itu.

"Iya, saya tadi di kasih." Jawab Nadilla.

"Dikasih?"

"Emang kenapa? kan saya gak bawa bahan sama sekali, gak tau kalau ada tugas ini."

"Oh, kamu harusnya ada inisiatif bertanya ke murid lain tentang tugas hari ini dan besok itu apa"

Disky menimpal obrolan "Udah Maurel, mau gimana pun Nadilla murid baru yang masih belum tau tugas sekolah"

"Kok kamu belain sih!?" Kata Maurel.

"Bukan saya bela, tapi bantu jawab" Elak Disky

Nadilla menimpal obrolan dengan mengalihkan topik pembicaraan "Tolong Rel abaikan saja pengganggu, fokus aja ngerjain tugasnya"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!