NovelToon NovelToon
Tunangan Kesayangan Nadilla

Tunangan Kesayangan Nadilla

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:808
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.

Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.

Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 08.

Hingga hari sudah mau siang, Nadilla khawatir kalau Disky belum datang menjemputnya.

Sesuai permintaan orang tuanya, Disky diminta untuk mengawal Nadilla selama Nadilla masih beradaptasi.

Namun hari ini, pria itu belum hadir di depan rumah Nadilla.

"Padahal ini mau jam tujuh pagi" Kata Nadilla sambil melihat jam tangan nya.

"Masih belum dateng Dil?" Tanya Bu Gita.

"Belum mah, mungkin aja Disky engga nganter Dilla ke sekolah si" Jawab Nadilla. Dilla baru ingat perkataan Disky yang kemarin, menurut Dilla kalau Maurel sudah curiga, membuat pria itu tidak mau lagi antar Dilla ke sekolah.

"Coba kamu hubungi lewat telepon"

"Udah mah, tapi enggak diangkat"

"Tumben banget ga ngangkat, apa kalian habis berantem?" Tanya Bu Gita.

"Engga kok mah"

"Tunggu aja dulu, barangkali terjebak macet"

"Iya juga, tapi menurut Dilla gak mungkin dia kesini"

"Kalau menurut kamu seperti itu, mending cari kendaraan alternatif lain aja"

"Yaudah mah, kalau begitu Nadilla mau naik maxim berangkat sekolahnya, semisal Disky dateng ke rumah bilang aja kalau Nadilla sudah berangkat" 

"Iya gak apa-apa Dilla, nanti mama sampaikan dari pada kamu terlambat"

"Iya mah" Dilla langsung membuka ponsel untuk memesan ojek online yang indentik dengan jaket kuning itu.

Sungguh, tidak ada jawaban apapun dari Disky. Bahkan si driver maxim itu berhasil mengantar Nadilla sampai ke sekolah.

Nadilla berjalan menuju kelas terlihat biasa saja, tiba saat Nadila sudah berada di dalam kelas, matanya langsung tajam tertuju ke arah Disky yang sedang mendengarkan lagu-lagu di balik earphone nya.

Nadilla kembali melanjutkan langkah kaki menuju tempat duduk, mengusir lembut Ibnu yang menutup laju jalannya. "Bisa minggir?" 

Ibnu yang lagi meminjam bolpoint itu sampai terkejut dengan nada bicara dinginnya Nadilla, ia pun minggir terhormat tanpa menjawab.

Nadilla melanjutkan langkah kaki, menatap sejenak Maurel yang sedang menatapnya sambil senyum. "Tatapan nya galak amat sih Dill?" Kata Maurel.

"Masalah buat kamu?!" Jawab Nadilla. Maurel sampai menaikkan satu alis karena terpancing emosi. Untungnya Disky langsung menimpal obrolan. "Dilla!" Panggil Disky dengan nada hampir menyerupai marah.

Nadilla mengalihkan pandangan ke arah Disky lagi "Kenapa? apa ada yang salah dengan saya?" 

"Pagi-pagi jangan buat masalah sama orang lain" Pinta Disky. Tidak sadar, dia lah yang menjadi akar masalah ke gadis itu.

"Iya tuh, kamu lagi datang bulan ya dilla?" Timpal Ibnu.

Kini Nadilla terdiam, namun tatapan gadis itu ke Ibnu sangat begitu dingin.

"Cih" Ibnu sampai mengalihkan pandangan ke arah lain, tidak suka kalau dia di tatap seperti itu.

Hingga situasi kelas langsung senyap karena ulah Nadilla. Rahma sampai terkekeh melihat Nadila sedang marah. "Sabar cantik, pagi-pagi udah marahin banyak orang aja" Kata Rahma.

Nadila menoleh ke samping, ia mengangguk dengan senyum kepada Rahma.

"Kamu pagi-pagi kerasukan jin apa?" Bisik Disky saat Nadilla sibuk mengeluarkan buku tulis.

"..." Nadilla memilih diam.

"Apa karena tadi saya enggak nganter kamu ke sekolah?" Kata Disky, Ia akhirnya sadar dengan kesalahannya itu.

"Rahma" Panggil Nadilla, sekaligus menghiraukan perkataan Disky yang sedang berbicara pada nya.

"Iya dila?" Jawab Rahma.

"Kamu lihat enggak waktu disky berangkat sekolah?" Secara tiba-tiba Nadilla menanyakan itu, Rahma pun mengerut kening "Maksutnya"

"Kamu lihat ga Disky datang ke sekolah bareng siapa?" Nadilla memperjelas pertanyaan.

"Oh begitu, tadi saya lihat dia berangkat bareng Maurel, emang nya kenapa?"

Nadilla tersenyum, gadis itu kini merasa puas dengan jawaban dari Rahma "Makasih banyak infonya Ma"

Hingga akhirnya Rahma peka kenapa Nadilla datang pertama kali ke kelas memampang penuh amarah.

"Oh jadi kamu tadi kelihatan marah cuma perkara enggak di jemput doang, ya ampun" 

"Enggak, kamu jangan suudzon ma"

"Ngaku aja lah, Saya sampai beramsumsi kalau Disky tunangan rahasia kamu di sekolah?" Kata Rahma. Buat Nadilla kembali menjelaskan.

Apapun penjelasan Nadilla, di mata Rahma sama. Nadilla tidak bisa menutup rahasia jika melakukan hal yang berkaitan dengan Disky.

"Saya bisa jaga rahasia kamu tenang aja, tapi kalau kamu blunder saya minta maaf itu di luar kendali saya" Kata Rahma.

Nadilla hanya bisa diam kali ini, kalau pun di jawab pasti Rahma akan terus membahasnya.

Keadaan kelas yang sunyi tadi mulai kembali normal saat Maurel memecah keheningan di balik obrolan nya yang melengking.

Tidak berselang lama, guru seni masuk ke dalam kelas 12B.

Seperti biasa di awali dengan membaca doa, selanjutnya absen harian, kemudian guru seni itu tidak langsung memberikan materi pelajaran.

"Hari ini tugas kalian adalah kerja kelompok membuat seni dari bahan yang kalian bawa dari rumah" Kata Guru Seni, sekaligus beliau akan mengatur anggota kelompok mana yang akan di tugaskan.

Nadilla terdiam, kejadian yang kemarin pun terulang di hari ini. 

Dimana kemarin itu ia tidak membawa baju olahraga karena tidak tau jadwal pelajaran sekolah. sekarang, Nadilla tidak membawa bahan apa pun dari rumah. Gadis itu hanya bisa pasrah kalau bolos satu pelajaran lagi.

Beruntung, Disky tiba-tiba memberi kardus dan kain flanel untuk Nadilla. "Pakai itu, bisa buat hiasan dinding"

Nadilla menoleh, menyampingkan perihal jemputan, kali ini memastikan barang kali disky salah membawa satu barang atau apa.

Disky menunjukkan membawa bahan lebih untuknya pribadi, sisaan barang sudah ia siap kan untuk Nadilla dari rumah.

Nadilla menurunkan ego nya untuk menerima barang tersebut karena keadaan mendesak.

Disky senang kalau Nadilla menerima bantuan nya, walau sadar hal itu sangat kecil untuk mengembalikan mood nya yang rusak.

"Ayo bilang apa atas bahannya?" Kata Disky. Ia mencoba untuk baikan dengan Nadilla.

"..." Sayangnya Nadilla masih awet bicara. 

"Oke" Kata Disky.

Anggota kelompok pun sudah ditentukan oleh guru, guru itu memilih satu kelompok sesuai abjad pada lembaran absen.

Nadilla terpilih satu kelompok dengan Maurel yang abjad nya berdekatan. Itu tidak masalah untuk Nadilla selama Maurel tidak berbuat onar, Dilla pasti segan menghormatinya.

Tapi, yang Dilla awasi itu Rahma. Karena dia masuk anggota kelompok dengannya, selain itu ada juga Okaviani.

Maurel pun mendekat ke meja Nadilla.

Saat pertama datang yang Mauel lihat adalah barang yang dibawa disky ke sekolah. Untuk memastikan ia pun bertanya. "Dill, kain ini kan punya Disky"

"Iya, saya tadi di kasih." Jawab Nadilla. Ia jujur karena tidak mau ngobrol panjang lebar.

"Kok dikasih?"

"Saya enggak bawa bahannya Maurel, gak tau kalau ada tugas ini."

"Oh, kan kamu bisa tanya ke kita kalau tugas sekolah itu apa aja"

Disky pun sampai menimpal obrolan untuk membela Nadilla "Inget, Nadilla murid baru belum tau tugas apapun"

"Oh gitu sayang. Maaf tapi saya lagi tanya Dilla, kenapa kamu yang jawab?" Kata Maurel.

"Bukan saya bela, tapi bantu jawab" Elak Disky

Dari pada membuat pasangan sejoli itu jadi marahan, Nadilla mengalihkan pembicaraan "Maurel, abaikan saja pengganggu seperti dia, fokus ngerjain tugasnya"

Membuat Disky salah paham, yang ia pikirkan kalau Nadilla masih marah padanya. 'Separah itu kah kalau Nadilla marah?'

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!