"kenapa kamu setujui mereka angkat rahim aku?" teriak Nindi pada Juna sang suami. Nindi telah menikah dengan idola tampan, yang merupakan aktor terkenal. Ia harus menghadapi kenyataan pahit saat rahimnya di angkat. "Punya rahim ataupun tidak. Kamu tetap istriku" kata Juna. Itu hanya kata-kata penenang yang akhirnya hilang bersamaan tuntutan cucu dari keluarga besarnya. Punya istri simpanan atau jujur menikah untuk yang kedua kalinya adalah pilihan yang harus Juna ambil. Tapi dari kedua pilihan tersebut sama sekali tidak ada yang menguntungkan untuk Nindi. Jadi apakah yang harus juna lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memilih
"Bapak" teriakan panjang ibuk terdengar sangat pilu saat dokter menyatakan bapak meninggal setelah mengalami gagal nafas.
Ibuk terisak memeluk tubuh yang sudah kaku dan tak bergerak lagi itu. Nindi dan Tama juga tak bisa menahan air matanya.
Ia berusaha menenangkan ibuknya, mengusap pelan punggungnya memberi dukungan.
"Buk .. Ikhlas" kata Nindi.
" Ikhlas buk" ucapnya lagi ia pun mulai menangis terisak.
Ibuk berbalik kemudian memeluk tubuh Nindi, suara tangisan ibuk terdengar makin kuat.
"Sabar buk.. Ikhlas. Agar jalan Bapak di permudah" kata Nindi.
......................
Suasana pemakaman terlihat rame, beberapa wartawan juga datang. Pemakaman itu menarik perhatian karena tak terlihat Juna datang.
Juna telat tau tentang berita duka itu, karena Nindi sama sekali tidak memberitahunya.
"Juna terlihat hadir di pemakaman mertuanya, namun ia terlihat telat datang"
"Gonjang ganjing retaknya rumah tangga Juna dan Nindi mengiringi pemakaman mertuanya"
"Nindi dan Juna di gosipkan pisah rumah dengan Juna"
"Adanya pihak ketiga yang menjadi penyebab retaknya rumah tangga Juna dan Nindi"
Itulah gosip yang beredar di media sosial tentang Juna.
Demi kenyamanan keluarga mertuanya, Juna sama meminta tak ada pertanyaan yang menyakiti keluarga Nindi.
Setelah pemakaman, suasana pengajian di rumah duka terlihat rame oleh kerabat dan rekan.
Mama juna terlihat tak datang sama sekali ke pemakaman itu. Jesica terlihat hadir di pemakaman dan acara pengajian.
"Mama sama sekali gak mau datang" tanya Juna berbisik pada adiknya
"Gak mau, udah aku paksa" jawab Jessica balas berbisik.
Nindi sedang bersandar di dinding rumahnya, ibunya bersandar disampingnya.
Juna hanya duduk diam memandangi Nindi, Nindi terlihat sangat sayu, wajahnya pucat.
Handphone juna berbunyi, ia berdiri dari duduknya agar bisa mengangkat telp itu di tempat lain.
Nindi hanya menyaksikan kepergian Juna dari ruangan itu
"Gimana Nindi mas?" tanya Tiara.
"Kelihatan sedih kali, lagian kepergian bapak dadakan" jawab Juna
Tiara mengangguk mengerti.
"Aku mau ikut kesana, tapi pasti bikin tambah masalah" jawab Tiara.
"Iyah"
"Mama gak datang yah?"
"Gak, susah kali ngomong sama mama tuh"
"Nanti biar aku coba ngomong sama mama" kata Tiara.
"Makasih ya"
......................
Akhirnya keesokan harinya setelah di bujuk oleh Tiara, akhirnya mama datang tapi ia mengajak Tiara yang sedang hamil besar.
"Assalamualaikum" kata mama masuk kerumah Nindi.
"Waalaikumsalam" Nindi dan yang ada di dalam rumah menatap ke pintu masuk. Ia dapat melihat mama mertuanya berdiri di depan pintu. Ia tak sendiri, seorang perempuan yang sangat di kenal Nindi ikut berdiri disana.
"Tiara" bisik Nindi.
"Silakan masuk" kata seseorang dari rumah tanpa mengetahui konflik berat yang sedang terjadi
mama Juna duduk dengan sombongnya di seberang Nindi duduk bersama Tiara.
"Kenapa perempuan itu disini?" tanya Tama yang baru datang
"perempuan mana yang kamu masuk? Dia menantu saya" kata Mama Juna menegaskan kata menantu
Semua yang ada di ruangan itu hanya menyaksikan perdebatan itu.
"Ma" tegur Tiara
"Ma..." Juna yang kebetulan datang juga kaget melihat Tiara ada di rumah Nindi
"Tiara, ayo balik" ajak Juna.
"Kenapa emangnya dia kalau disini?" tanya mama
"Ma, jangan memperkeruh suasana" kata Juna
"Ayo pulang Tiara" ajak Juna lagi
"Kalian kalau mau ribut jangan di rumah saya, kami sedang berduka" Kata Nindi
Beberapa ibuk-ibuk yang tadi duduk di ruangan itu saling berbisik. Nindi merasa tak enak
"Huhhhh sombong sekali" kata Mama Juna.
"Kami tuh datang karena di paksa Juna, kalau gak mana mau kami datang" kata Mama Juna lagi.
"Kami gak butuh kedatangan kalian" kata Tama.
"Ya udah. Juna, kamu juga balik sama mama, jgn ada hubungan lagi dengan keluarga sombong ini" mama berdiri dari duduknya, ia menarik tangan Tiara untuk berdiri.
"Ma, jangan ngomong gitu" tegur Juna
"Ayo pulang nak" katanya mengajak Tiara lagi.
"Ma" Tiara juga menahan kepergian mamanya.
"Jangan berhubungan dengan keluarga ini lagi" menarik paksa tangan Tiara.
"Aduhh ma" keluh Tiara memegangi perutnya.
"Kenapa sayang?" kata mama.
"Kram" Juna juga terlihat panik, ia merangkul dan memegangi perut istrinya.
"Kan, keluarga ini tuh bawa sial. Ayo pulang" ajaknya.
"Apa maksud anda bilang kamu bawa sial, harusnya anda sadar. Kesialan keluarga kami berasal dari keluarga anda " maki Tama
"Kamu mulut gak di sekolahin ya" maki mama gak terima.
"Anda yang gak disekolahin, kami dalam keadaan seperti ini masih bisa bersikap seperti ini" jawab Tama lagi
"Udah ma, ayo pulang " ajak Tiara sudah gak tahan lagi
"Juna, kamu pilih Nindi atau Tiara. Mama gak mau berhubungan dengan keluarga ini lagi"
"Kalau kamu pilih Nindi, silahkan kamu tinggal disini dan jangan lagi temui mama dan Tiara. Kalau kamu pilih Tiara, jangan lagi mendekati keluarga ini" lanjut mamanya
"Mama apa-apaan sih" protes Juna.
"Silakan kamu pilih, kalau masih mau disini. Mama akan bawa Tiara pergi, dan kamu gak akan pernah ketemu anak kamu" kata mama makin marah.
Juna memejamkan matanya, ini pilihan yang sangat berat, bagaimana bisa mamanya memberi ia pilihan seperti ini.
"Silakan pilih" katanya mama mendesak.
"Kita bawa Tiara kerumah sakit dulu" kata Juna melihat Tiara makin kesakitan.
"Sudah jelas ya kamu milih siapa" kata mama berjalan menuju luar rumah.
"Tunggu" panggil Tama
...****************...
Jadi yu buruan gabung karena kapasitas kami terbatas
Caranya hanya cukup Follow akun saya, maka saya akan undang kalian masuk. Terima Kasih