Seorang gadis berusia 23 tahun bernama Aleta Quenby Elvina yang biasa dipanggil Vina ini memiliki jiwa kepemimpinan dan suka menolong dalam bidang kesehatan. ia seorang dokter muda yang memiliki talenta dalam ilmu kedokteran hingga ia bertemu dengan dengan orang yang sangat menyebalkan itu. mau tau selengkapnya mari simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carlin_ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
🌼 HAPPY READING 🌼
_____
" Apa kepala tidak sakit di banting ke meja begitu " tanya Nia mengambil tempat di samping Vina.
Vina hanya memberikan jempol entah tanda untuk apa. Nia yang melihat pun bingung.
Tidak lama Vano dan Tasya turun sambil berpegangan tangan. Mereka berdua sudah rapi dengan jaket yang sama warna.
" Kamu kenapa sayang " tanya Tasya pada Vina yang menundukkan kepala.
" Vina kayaknya lagi tidur deh " jawab Nia.
" Tidak kok " ucap Vina dengan cepat.
" Kenapa kening kamu merah sayang " tanya Vano melihat kening Vina memerah.
" Rahasia. Shhutt orang yang sudah tua seperti papa tidak boleh tau " ucap Vina sambil mengejek Vano.
" Emangnya papa sudah tua. Padahal baru 17 tahun deh papa " ucap Vano.
" Papa ini ya.. udah tua ya tua aja ngga usah paksa muda deh " ucap Vina.
" Papa belum tua, papa masih mudah belum punya cucu kok. Berarti belum tua " ucap Vano.
" Dikit lagi pa kita punya cucu " ucap Tasya.
" Tuh dengarin mama. Ma kak Brian mana " ucap Vina.
" Kaka lagi di ada kerjaan di luar kota bareng Aira " jawab Tasya.
" Oh gitu " ucap Vina sambil mengangguk.
" Ade. papa dan mama mau ke Prancis. Ada kerjaan di sana, mungkin satu Minggu papa dan mama di sana " ucap Vano.
" Lama banget " gumam Vina.
" Ade sayang kemarin kamu di Australia selama tiga tahun itu ngga lama apa? Susah di telfon. Selalu bikin Mama was was tidak ada kabar dari kamu " ngomel Tasya.
Vina mendengar Tasya mengomelinya merasa senang lama tidak mendengar omel dari mulut Tasya.
Mereka pun sarapan bersama tanpa suara hanya bunyi sendok dan piring saling menyentuh. Tidak lama Vina selesai duluan ijin untuk ke kamar dan istirahat.
" Haikal ngapain kamu pagi pagi sudah di sini " tanya Vano dengan nada dingin.
" Aku mau ajak Vina jalan. Om " jawab Haikal sedikit gugup mendengar ucapan Vano yang dingin begini.
" Kamu berani ajak anak perempuan saya? Kemarin kamu ajak dia kemana sampai pulang jam sembilan malam " ucap Vano.
" Kamu kita gampang apa bikin Vina " tambah vano
" Mas "
" Mulut kamu itu bisa di rem ngga sih " ucap Tasya bingung dengan suaminya bisa bisanya dia bilang kayak gitu di depan orang lain.
" Aku bukan mobil sayang " ucap Vano.
Cup
" Mas Kam " ucap Tasya terpotong dengan kecupan Vano.
Cup
" Om masih pagi ni " ucap Haikal melihat aksi kedua pasangan serasi di depannya.
" Emang kenapa. Ini istri aku kok terserah aku mau cium dia mana aja. Bilang aja kamu iri. DASAR JOMBLO " ucap Vano.
" Aku tersinggung om " ucap Haikal.
" Sayang kita berangkat, nanti kita terlambat " ucap vano.
" Papa dan mama pergi dulu. Ingat jaga kesehatan " ucap Tasya mengecup kening Nia.
" Kamu kenapa Nia. Mukanya kok kaget gitu " ucap Tasya.
" Nia tidak pernah merasa kasih sayang seperti ini ma " ucap Nia matanya mulai berkaca-kaca.
" Mama sayang kamu sama seperti Vina sayang " ucap Tasya.
" Ayo sayang " ucap Vano.
Setelah Vano dan Tasya pergi. Haikal dan Nia pergi pekerja tanpa membangunkan Vina yang sedang tertidur pulas di balik selimut tebalnya.
" Bi, Haikal pergi kerja dulu ya.. " pamit Haikal pada bi Lastri dan bi Mirna.
" Nia juga bi " pamit Nia.
~~
Vina terbangun dari tidur pulasnya tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang.
Vina merasa sangat lapar entah mungkin tadi pagi ia makan sedikit karena sangat mengantuk.
" Sepi banget ya..bi " ucap Vina sambil memasukkan sendok nasi ke dalam mulut.
" Iya non " jawab bi Mirna.
" Kalo tau gini aku kembali ke rumah sakit cabang aja. Menurut bibi " ucap Vina.
" Terserah non " jawab bi Lastri.
" Haiiss bibi ni " ucap Vina.
" Oh iya ni bagaimana kabar Bella " tanya Vina. Bella teman Vina sejak kecil kalo bi lastri membawa Bella ke rumah pasti dan selalu mereka bermain bersama.
" Kabar Bella baik non " jawab bi Lastri.
" Bella kerja apa bi " tanya Vina.
" Bibi kurang tahu non. Setiap di tanya pasti marah marah " jawab bi Lastri.
" Mungkin dia capek bi " ucap Vina menenangkan bi Lastri.
" Iya non " ucap bi Lastri.
~~
" Kal tidak ada rencana pindahkan suster ke rumah sakit cabang apa " tanya Nia sedang makan siang bareng Haikal di kantin rumah sakit.
" Kamu mau pindah " tanya balik Haikal bingung kenapa teman satu satunya mau pindah ke tempat yang jauh dari kota.
" Aku mau ikut Vina. Satu kali cari suasana baru " jawab Nia.
" Kenapa sih kamu pergi. Tapi, ada bagusnya juga " ucap Haikal.
" Kira kira sudah bangun atau belum " ucap Nia tiba tiba teringat dengan Vina.
" Video call aja deh " ucap Nia.
[ Halo Vina ] sapa Nia.
[ Apa ] jawab Vina ketus Karena Nia sudah menganggu tidur siangnya.
[ Kamu baru bangun ] tanya Nia melihat muka Vina yang berantakan.
[ Tadi sudah bangun tapi tidur lagi ] jawab Vina.
[ Oh gitu ini Haikal mau bicara sama kamu ] ucap Nia melihat Haikal yang tidak bisa diam dari tadi.
" Ini dasar BUCIN " ucap Nia sambil menyerahkan ponsel pada Haikal.
[ Hai Vi ] sapa Haikal.
[ Em ] jawab Vina masih sangat mengantuk.
[ Sore jalan yuk ] ucap Haikal.
[ Malas, capek dan ngantuk ] ucap Vina.
[ Aku jemput jam 3 ] ucap Haikal.
Haikal melihat heran ke ponsel Nia, Nia yang melihat respon Haikal langsungnya. Ternyata sudah terputus.
" Kamu tau ngga, kal. Waktu kemarin kamu pamit sama aku, Vina liat ke arah kamu loh dengan wajah bersalah gitu " ucap Nia.
" kemarin malam aku telfon dia di angkat sama Vina " ucap Haikal.
" Aku rasa kemarin dia itu tidak marah. Hanya moodnya lagi nggak baik kemarin kerjain sama papa waktu siram tanaman, terus di tambah dia lagi datang bulan. belum lagi Stella kemarin tampar karena Vina takut kalo emosinya tidak bisa di kontrol jadi Vina memilih untuk pulang " ucap Nia panjang lebar.
" Huhh, kok aku yang pusing sih " ucap Haikal sambil memijat pelan keningnya.
Hari mulai sore Haikal menyelesaikan pekerjaannya dan berjalan ke rumah Vano untuk mengajak Vina jalan jalan.
" Hai lagi bi " sapa Haikal pada bi Mirna yang membukakan pintu.
" Hai den. Pasti cari Vina " tebak bi Mirna tentang kedatangan Haikal kesini.
" Ko tau sih.. bi " ucap Haikal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Ayok masuk den " ucap bi Mirna membuka lebar pintu.
" Duduk dulu, bibi panggil non Vina " ucap bi Mirna hendak menaiki tangga.
" Bibi mau kemana? Ikut dong " ucap Vina keluar dari dapur sambil membawa satu mangkuk berisi potongan berbagai buah-buahan.
" Mau panggil non " ucap bi Mirna mendekati Vina.
" Panggil aku? Buat? " Tanya Vina.