Benci, perasaan itu yang dimilki oleh Sienna Abraham pada Michael Robinson. Pria yang telah merenggut keperawanannya dan membuatnya memilki seorang putra.
Akan tetapi ia terpaksa berjumpa lagi dengan pria itu karena permintaan sang putra yang sedang sakit keras.
Justin bukan hanya butuh kasih sayang dari sang Daddy tapi juga biaya pengobatan agar ia bisa sembuh dan merasakan kebahagiaan.
Akankah hubungan mereka akan membaik atau malah semakin buruk?
Pantengin kisahnya ya😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 AG Apa Salah Kami?
"Mommy mu telah pergi meninggalkan kamu Justin. Ia tidak menyayangimu," ucap Megan tanpa perasaan. Justin tertunduk dengan air mata yang mengalir dari pipinya. Anak itu menangis dalam diam. Ia terisak-isak dengan dada yang sangat sesak.
Tiga hari sudah wanita cantik yang telah melahirkannya itu tak kembali ke Mansion. Daddy-nya sendiri hanya datang menghiburnya setiap malam sebelum tidur dan mengatakan bahwa wanita itu akan pulang. Tapi kenyataannya Sienna tak pernah datang.
"Mommy pasti ada di Petal's Flower dan sedang membantu bibi Paula, granny. Mommy sangat menyayangiku dan tidak mungkin meninggalkan aku." Justin masih berusaha membela mommy nya karena ia yakin wanita itu tidak mungkin pergi meninggalkannya di Mansion mewah itu.
"Kalau ia menyayangimu tidak mungkin ia tidak kembali Justin, aku sangat tahu itu." Megan terus menerus membujuk anak itu untuk membenci Sienna.
"Tidak granny. Jangan berkata seperti itu. Mommy selalu sayang padaku. Ia mencintaiku daripada dirinya sendiri. Ia selalu rajin bekerja karena kami tak punya uang dan makanan untuk dimakan. Ia tidak mungkin meninggalkan aku di sini."
"Sekarang kalian punya makanan yang banyak dan lezat begitupun tempat tidur yang nyaman lalu kenapa ia masih ingin bekerja? Bukankah itu hanya alasannya saja agar ia bisa pergi meninggalkan kamu?"
"Sebenarnya, ia sudah ingin bebas bepergian karena ia sudah bosan merawatmu Justin. Jadi lupakan Sienna. Daddy dan granny yang akan merawat mu sayang. Kamu akan sekolah di sekolah seni yang mahal. Kamu akan bertemu dengan pelukis-pelukis hebat yang akan membuatmu jadi seniman cilik yang sangat terkenal."
"Aku tidak menginginkan itu semua granny. Aku hanya merindukan mommy. Aku akan bersabar menjadi orang miskin saja yang penting aku tidak berpisah dengan mommy."
Megan membuang nafasnya kasar kemudian segera meraih anak berusia 4 tahun itu dan memeluknya erat.
"Kami menyayangimu sayang. Jadi sebaiknya kamu melupakan mommy mu. Ia tidak pantas kamu sayangi sebesar itu. Ia bukan wanita yang baik Justin. Ia menjual kamu di sini pada keluarga ini setelah itu ia pergi dengan membawa uang yang banyak dari Daddymu."
Justin menggelengkan kepalanya dan melepaskan pelukan wanita itu kemudian berlari ke kamarnya. Ia ingin menumpahkan rasa sedihnya di tempat sepi yang sudah akrab dengannya beberapa hari ini.
Sienna selalu berkata, kalau ia adalah anak yang kuat. Ia tak mau dikatakan sebagai anak yang cengeng dan lemah jika ia menangis di depan orang lain.
Sungguh, Ia tidak percaya pada semua perkataan Megan meskipun wanita itu adalah granny nya sendiri. Sienna adalah wanita hebat yang sangat ia cintai. Ia tidak mungkin melakukan seperti tuduhan wanita paruh baya itu.
"Mommy, aku sangat merindukanmu, hiks," ucapnya pelan dengan tangis tertahan. Ia pun segera melangkahkan kakinya ke arah jendela besar di dalam kamarnya dan memandang keluar seraya menyusut airmatanya.
"Apa kamu tidak merindukan aku Mom. Aku tidak memilih jadi orang kaya dan tinggal di rumah mewah asalkan kita tetap bersama," gumamnya dengan dada naik turun.
"Daddy juga sangat merindukan kamu mom. Ayo kembali lah."
Setelah puas menumpahkan keluh kesahnya ia pun berjalan ke arah sisi yang lain ruangan yang luas itu.
Alat lukisnya ia ambil dari tempatnya dan segera menghadapi kanvas yang selalu tersedia di dalam kamarnya. Ia pun mulai mengerakkan kuasnya dengan sangat lincah. Wajah Sienna yang sedang tersenyum muncul di dalam kepalanya dan ingin ia tuangkan sebagai objek lukisannya.
Airmatanya menetes di pipinya sebagai pernyataan begitu rindunya ia pada wanita yang telah melahirkannya itu.
"Mommy, aku merindukanmu. Kamu dimana?" ucapnya dengan mata berkabut.
Michael yang melihatnya dari arah pintu langsung datang memeluknya dengan perasaan yang sangat hancur.
"Apa salah kami Sienna? Kenapa kamu tega meninggalkan kami Hem?"
🍁🌺
*Tobe Continued.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Nikmati alurnya dan happy reading 😊
karena kalo Oh itu justru konotasinya meremehkan, tapi kalo "Apa" itu seperti tidak percaya dengan suatu yg di dengar.
lbh enakan gitu thor,ketika seanna bicara dengan justin dia manggil dirinya sendiri mommy,ketimbang aku.
mf ya thor kritikan nya🙏