NovelToon NovelToon
The Missing SOFIA

The Missing SOFIA

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Qinan

Sofia Anderson lahir dari keluarga kaya raya namun ia di besarkan dan hidup sederhana bersama seorang pria yang menculiknya sewaktu masih kecil karena sebuah dendam masa lalu.

16 tahun kemudian sang penculik mulai menyadari kesalahannya dan ingin menyerahkan Sofia pada orang tua kandungnya. Lantas memindahkan gadis itu ke universitas milik keluarganya berharap ada keajaiban disana.

Namun tingkat sosial yang berbeda membuat Sofia mendapatkan banyak sekali bullyan dari teman-temannya, belum lagi ayah angkatnya (sang penculik) yang tiba-tiba menghembuskan napas terakhirnya sebelum mengatakan rahasia yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab~23

"Sofia? a-apa yang kamu lakukan di sini? cepat pergilah ada CEO di ruangannya." ucap Audrey saat Sofia tiba-tiba datang menghampiri mejanya.

"Aku ingin bertemu dengan CEO untuk meminta maaf karena telah lancang mengganti pengharum ruangannya." terang Sofia kemudian.

"Astaga Sofia, kamu cari masalah saja. Sudahlah cepat pergi dari sini !!" perintah Audrey dengan tak sabar, matanya sesekali nampak melirik ke arah ruangan CEOnya tersebut berharap pria itu tak keluar.

"Tapi nona Audrey...." Sofia nampak enggan pergi karena nona Brigitta pasti akan menekannya terus menerus, lagipula bukankah ia harus mengakui kesalahannya dan segera meminta maaf.

"Sudahlah Sofia cepat pergilah dari sini, tolong jangan membuatku terkena masalah dan tentang pengharum ruangan itu CEO tak mempermasalahkannya." sela Audrey namun itu justru membuat Sofia nampak terkejut.

"Benarkah CEO tak mempermasalahkannya ?" ulang Sofia ingin memastikan, ada setitik senyum di bibirnya.

"Hm, beliau bilang ruangannya memang butuh pembaharuan suasana." terang Audrey dan tentu saja itu membuat Sofia benar-benar mengulas senyumnya.

"Syukurlah kalau begitu, terima kasih nona Audrey. Baiklah aku akan segera pergi dari sini." timpal Sofia kemudian bergegas berlalu dari sana.

Setiap langkahnya Sofia nampak tak berhenti tersenyum dan tanpa ia sadari menjadi perhatian para karyawan di sana terutama para lelaki.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri Sofia ?" ucap seseorang tiba-tiba yang langsung menghentikan langkah Sofia.

"Tuan." timpal gadis itu saat melihat HRDnya datang mendekatinya.

"Jadi kau tidak mau mengatakan kenapa senyum-senyum sendiri, Sofia ?" ucap pria itu lagi ingin tahu.

"Tidak apa-apa tuan, baiklah kalau begitu saya harus kembali bekerja." timpal Sofia, kemudian sedikit membungkukkan badannya memberikan hormat lantas segera berlalu pergi dari hadapan pria itu.

"Cantik sekali dia kalau tersenyum seperti itu, benar begitu semuanya ?" ucap HRD seraya mengedarkan pandangannya ke beberapa kubikel para karyawannya yang sedari tadi diam-diam mencuri pandang.

"Tapi sayangnya hanya seorang office girl." celetuk salah satu pria yang ada di sana.

"Dia calon sarjana arsitektur jika kalian ingin tahu." sela sang HRD, kemudian segera berlalu dari hadapan mereka.

"Benarkah ?"

"Wah aku tak percaya ?"

"Sepertinya aku harus mulai mendekatinya."

"Tidak, aku yang lebih pantas dengannya."

"Tidak-tidak, sepertinya aku yang lebih pantas dari pada kamu."

Suasana tempat itu langsung riuh setelah mengetahui sosok lain dari Sofia sang office girl dan nona Brigitta yang kebetulan lewat nampak mengepalkan tangannya tak suka.

Sore harinya setelah membersihkan ruangan CEOnya tersebut, Sofia segera pulang karena harus mengejar jam kuliahnya. Rasanya ia sangat lelah sekali, namun takkan ada hasil yang memuaskan tanpa sebuah perjuangan dan ia bertekad untuk lulus apapun yang terjadi karena itu adalah impian sang ayah.

"Sofia !!" panggil Daniel dan sontak membuat Sofia yang baru keluar dari kampusnya malam itu langsung menghentikan langkahnya.

"Dani ?" lirihnya.

"Mau pulang? ayo ku antar." tawar Daniel seraya berjalan mendekat.

"Tidak, terima kasih Dan aku naik kereta saja." tolak Sofia.

"Tidak apa-apa Sofia, kebetulan aku lewat sini dan kita juga sudah lama tak bertemu bukan ?" terang Daniel tak menyerah.

"Baru beberapa hari yang lalu kita bertemu jika kamu lupa." Sofia langsung mengingatkan.

"Tapi bagiku itu sangat lama, Sofia." timpal pria itu.

"Sepertinya kau sedang berusaha untuk merayuku." cibir Sofia dan langsung membuat pria itu tergelak.

"Jadi maukan aku antar ?" tawar Daniel lagi.

"Aku harus berbelanja beberapa keperluan rumah dan kamu pasti akan sangat bosan dengan itu." terang Sofia kemudian.

"Tidak, aku sangat suka berbelanja." timpal Daniel.

"Benarkah? aku tak percaya." ledek Sofia.

"Baiklah, ayo kita buktikan." Dani langsung menarik pergelangan tangan Sofia lalu membawanya ke arah mobilnya.

Membuka pintu mobilnya lantas menyuruh gadis itu untuk duduk di kursi sebelah kemudi.

"Aku bisa sendiri." tolak Sofia saat pemuda itu ingin memasangkan sefty belt untuknya.

"Aku takut kamu kabur." celetuk Daniel sembari terkekeh.

"Kamu pikir aku kucing liar yang kamu paksa bawa pulang." gerutu Sofia dan semakin membuat pemuda itu tertawa.

Setelah mobil yang membawa mereka berlalu pergi nampak sebuah mobil mengikutinya dari belakang. "Jangan sampai kehilangan jejak mobil tuan muda, karena nyonya pasti akan marah." ucap seorang pria berdasi pada temannya yang sedang mengemudikan mobilnya tersebut.

Sesampainya di sebuah supermarket, Sofia segera mengambil troli lalu mendorongnya.

Gadis itu terlihat membeli beberapa roti untuk sarapan paginya dan setelah itu nampak beralih ke arah lorong di mana bermacam alat kebersihan tersedia di sana.

"Sofia, aku harus ke toilet sebentar." ucap Daniel setelah dari tadi menahan keinginannya untuk ke belakang.

"Hm, pergilah aku juga tidak ingin melihatmu ngompol di sini." ledek Sofia menanggapi dan tentu saja membuat Daniel merasa gemas, kemudian segera pergi dari sana.

Ketika melihat deretan pengharum ruangan Sofia langsung mengulas senyumnya saat mengingat jika CEOnya juga menyukai aroma vanila kesukaannya, kemudian gadis itu mengambil beberapa buah pengharum tersebut karena di kantornya tak menyediakan itu.

Setelah itu Sofia berlalu ke bagian aneka buah-buahan, sepertinya ia akan membeli beberapa buah untuk stok di lemari pendinginnya.

Sementara itu di tempat yang sama Ariel terlihat membeli sebuah minuman dan ketika akan berlalu ke kasir ia tak sengaja melihat sebuah troli yang penuh dengan pengharum ruangan aroma vanila.

"Apa aroma ini sedang tren saat ini ?" gumamnya seraya mengambil sebuah pengharum tersebut lalu melihatnya.

"Tuan, apa yang kau lakukan dengan barang belanjaanku ?"

Sebelumnya Sofia yang sedang memilih buah, tak sengaja melihat trolinya di hampiri oleh seorang pria kemudian ia segera berlalu mendekat.

"Kau !!" ucap mereka bersamaan saat keduanya saling menatap, nampak sekali keterkejutan di wajah mereka masing-masing.

Sofia yang memang tidak menyukai Ariel sejak dulu nampak tersenyum sinis, ia berharap takkan pernah bertemu pria itu lagi sepanjang hidupnya tapi sepertinya semesta berkata lain dan semoga saja itu bukan awal dari sebuah kesialan baginya.

Sementara Ariel masih nampak terpaku menatap gadis di hadapannya itu, lama tak bertemu ia akui gadis itu terlihat semakin cantik dan rambut keemasannya pun semakin panjang.

Lantas pandangannya beralih ke bibir merah alaminya yang pernah ia curi ciumannya dahulu bahkan rasanya masih sangat ia ingat.

Saat melihat bibir itu kenapa ia tiba-tiba jadi ingin merasakanya lagi, apa rasanya masih sama seperti dulu atau mungkin lebih manis lagi.

"Ah sial !!"

Ariel nampak merutuki pikirannya itu dan entah kenapa bisa-bisanya ia mempunyai pikiran seperti itu, banyak sekali gadis cantik yang ia temui namun kenapa hanya gadis itu yang mampu membuat pikirannya sedikit kotor.

"Permisi." Sofia segera mendorong trolinya melewati pria itu namun Ariel tiba-tiba menghalanginya dan tentu saja itu membuat Sofia geram.

"Apa kamu tidak mempunyai telinga untuk mendengar? tolong minggirlah aku mau lewat." tegurnya kemudian.

"Jika aku tidak mau ?" ucap Ariel menanggapi.

Sofia nampak menghela napasnya kesal. "Sebenarnya apa yang kamu inginkan tuan sok crazy rich, asal kamu tahu sungguh aku tidak menginginkan mu muncul di hadapanku lagi selamanya." ucapnya kemudian namun itu justru membuat Ariel menarik sudut bibirnya, entahlah bukannya marah karena makiannya tapi melihat gadis itu kesal menjadi kesenangan tersendiri baginya.

Gadis di hadapannya itu benar-benar berbeda dari gadis lain yang suka sekali menggoda atau mencari muka terhadapnya.

"Sofia, apa yang terjadi ?" ucap Daniel tiba-tiba yang langsung membuat Sofia maupun Ariel menoleh ke arahnya.

1
Ryan Jacob
semangat Thor
Livia
sangat bagus
sakura
...
Anonymous
aril kurang ajar y...
Kayla Callista
😭😭😭
hendra prasetyo
ada yang sengaja kasih bawang di sini😭😭
Anonymous
ok
Ser Ly
Luar biasa
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
Bude Wito
Luar biasa
Lia Amel
bagus banget ceritanya
Lia Amel
mewek thord
Lia Amel
bagus banget ceritanya.
Rafinsa
terlambat boss.. putrimu sudah membencimu
Rafinsa
Luar biasa
The Taste Of Love👩‍🍳👨‍🍳
hadir
martina melati
jd canduuu sdh tak tertahankn... 3th lhooo
martina melati
adam dan sofia??
martina melati
5jt y /Chuckle/
martina melati
ada plus dan minus y...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!