Aileen adalah seorang pelajar SMU tomboy, pandai dan berprestasi. Tapi sayang, anggota keluarganya tidak memperdulikannya.
Suatu hari datang tawaran beasiswa dari seorang kakek kaya. Dengan syarat, Aileen harus menjadi sahabat cucu ke dua kakek dan membuatnya bertobat ke jalan yang benar. Pensiun menjadi ketua geng motor dan tidak lagi berkelahi.
Mampukah Aileen melakukan syarat-syarat yang diberikan kakek?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss DK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa Kakek Marah?
"Duh, enaknya jadi Aileen. Secara tidak langsung dicium Russel," ucap ketos iri.
"Ketos mau tenggelam di kolam teratai juga? Kalau aku ogah ah. Takut nyawa melayang. Lebih baik tetap selamat daripada harus meregang nyawa demi dicium Russel," ujar gadis berambut panjang.
"Iya. Serem banget lho tadi. Untung Aileen selamat. Kalau tidak kolam teratai ini bakal ada penunggunya. Hiii ..." Gadis berambut sebahu ikut berkomentar.
"Hantu perawan penunggu kolam teratai. Amit-amit. Serem banget," balas gadis berambut panjang.
"Ngomong-ngomong, kalian tadi diam aja atau ada yang memfoto dan memvideokan aksi penyelamatan Russel pada Aileen? Minta donk!" ucap ketos mulai bertanya-tanya pada pelajar yang tadi berkumpul di kolam teratai. Ia ingin menyimpan video Russel sebagai kenang-kenangan. Syukur-syukur kalau lagi nganggur bisa dilihat sekali lagi sambil membayangkan dirinya adalah Aileen yang sedang mendapat CPR dari Russel.
"Ketos mau video Russel lagi berikan CPR ke Aileen? Ato mau foto-foto Russel dan Aileen sedang berciuman secara tidak langsung?" tanya seorang gadis berkacamata.
"Mau. Mau semuanya." Ketos berteriak sangat keras.
"Aku juga mau. Aku juga mau. Minta ya!" ucap beberapa fans Rusel.
"Okay, karena banyak yang minta, aku akan segera menguploadnya ke website sekolah. Kalian tunggu saja," balas gadis berkacamata.
"Kami tunggu. Thanks ya."
***
"Buka pintunya," seru Russel pada Andrew yang berjalan di belakangnya.
Andrew langsung membuka pintu UKS lebar-lebar agar Russel yang sedang menggendong Aileen, lebih dahulu masuk ke UKS.
"Dudukkan Aileen di kursi dulu, Russ. Dia harus berganti pakaian lebih dahulu sebelum berbaring di tempat tidur," pinta Bu Dewi.
"Baik." Russel menurunkan tubuh Aileen dengan hati-hati ke sebuah kursi kayu kosong.
"Kau juga harus berganti pakaian, Russ. Bajumu basah kuyup. Ibu akan mengambilkan pakaian bersih untuk kalian berdua," ucap Bu Dewi segera membuka lemari yang isinya seragam pelajar SMU Maria Regina dengan berbagai macam ukuran. Ia mengambil sebuah seragam, bawahan dan dalaman perempuan untuk Aileen. Dan juga seragam, bawahan dan dalaman pria untuk Russel.
"Bersihkan tubuh kalian lalu ganti pakaian. Ibu akan membuatkan minuman hangat untuk kalian berdua," ucap Bu Dewi lagi.
"Terima kasih, Bu." Russel mengambil pakaian kering untuk Aileen lalu memapah Aileen ke kamar mandi.
"Kalau masih lemas dan lemah, jangan dipaksa, Leen. Cuci tangan dan kaki saya. Lalu ganti bajumu dengan baju bersih. Nanti setelah lebih kuat, kau bisa mandi di asrama," ucap Russel lembut.
Aileen mengangguk.
"Di dalam kamar mandi ada sabun dan shampoo. Kalau kalian mau mandi dan keramas, silahkan saja!" ucap Bu Dewi sebelum Aileen menutup pintu kamar mandi.
"Ya, Bu," ucap Aileen pelan.
Russel pun segera mengambil pakaian kering pemberian Bu Dewi lalu bergegas masuk ke kamar mandi di sebelah kamar mandi Aileen.
"Kalian juga mau dibuatkan minuman hangat?" tanya Bu Dewi pada Andrew dan Jason yang sedang duduk di sofa ruangan UKS.
"Minuman dingin saja, Bu. Tenggorokan saya kering setelah berlarian sepanjang siang yang terik ini. Oh ya, apakah saya boleh mengganti baju juga, Bu? Baju saya juga basah," ucap Jason yang berkeringat sangat banyak.
"Tentu. Sebentar saya ambilkan dulu baju bersih untukmu," ucap Bu Dewi. Ia kembali membuka lemari dan mengambil sebuah baju seragam lagi.
"Ini pakaiannya, Jason. Kamu bisa berganti baju di dekat tempat tidur. Jangan lupa tutup kordennya ya!" pinta Bu Dewi seraya menyerahkan baju ganti untuk Jason.
"Terima kasih, Bu," ucap Jason langsung bangkit berdiri, mengambil baju dari tangan Bu Dewi dan menuju tempat yang ditunjuk Bu Dewi untuk berganti baju.
Bu Dewi segera ke meja di pojok UKS. Membuatkan dua cangkir teh manis hangat dan dua gelas es teh manis. Meletakkannya di nampan dan membawanya ke meja di depan Andrew.
"Diminum dulu es teh manisnya, Andrew."
""Terima kasih, Bu," ucap Andrew.
Jason yang sudah selesai berganti baju, segera duduk di sofa dan meneguk minuman dingin Bu Dewi sampai habis.
"Segar." Jason tersenyum puas.
'Akhirnya tenggorokanku teraliri air dingin," batin Jason senang.
Beberapa menit kemudian Russel dan Aileen keluar dari kamar mandi. Russel memapah Aileen ke tempat tidur UKS.
"Oleskan di perut, dada dan punggungmu, Leen," ucap Bu Dewi langsung memberikan sebotol minyak kayu putih pada Aileen.
Aileen segera mengolesnya ke perut dan tubuhnya yang masih gemetar kedinginan.
"Berbaringlah di kasur, Leen. Aku akan menyelimutimu," ucap Russel kembali memapah Aileen duduk di kasur. Membantunya berbaring dan menyelimutinya dengan selimut tebal yang terlipat rapi di kaki tempat tidur.
Andrew mengangkat nampan yang hanya berisi dua cangkir teh manis hangat, membawanya ke dekat Aileen.
"Minumlah, agar perutmu hangat," ucap Andrew lirih.
Russel segera mengambil secangkir teh manis hangat dan memberikannya pada Aileen. Aileen menerimanya dan segera meneguk isinya. Russel juga melakukan hal yang sama.
"Maafkan aku, Leen. Aku hampir mencelakaimu," ucap Andrew tertunduk sedih.
"Tidak apa-apa, Andrew. Aku yang salah, aku terlalu panik hingga tidak berpikir panjang. Langsung menceburkan diri ke kolam teratai tanpa mengukur kedalamannya lebih dulu," ucap Aileen kembali mengingat tindakan cerobohnya yang hampir membuat nyawanya melayang.
"Maafkan aku juga, Leen. Semuanya gara-gara aku," tutur Russel sendu.
"Sudah, sudah. Jangan saling menyalahkan diri sendiri. Yang penting sekarang kita tahu lain kali, kita tidak boleh sembrono dan ceroboh. Kita juga harus menjaga satu sama lain dengan lebih baik lagi," ucap Jason bijak.
"Ya, aku setuju denganmu," seru Andrew dan Russel bersama-sama.
Lalu mereka berempat tertawa bersama.
Bu Dewi yang ada di dekat mereka berempat juga ikut tersenyum bahagia.
'Sahabat sejati,' batin Bu Dewi.
***
Dua hari kemudian,
"Good morning, Kakek. Morning, Kak Rayner," salam Russel begitu dirinya sudah berada di dekat meja makan. Rayner sudah kembali ke rumah dari acara liburannya naik yacht.
Seperti biasa, Kakek tidak membalas salam Russel. Beliau sedang membaca surat kabar. Dan jika sudah fokus membaca surat kabar, Kakek tidak memperhatikan keadaan sekelilingnya.
Sungguh berbeda dengan pria muda yang duduk di sebelah Kakek. Walaupun sedang sarapan tapi pria muda itu melempar senyum pada Russel.
"Morning, My Brother. Ayo lekas sarapan! Hari ini bi Marni membuat sarapan spesial untukmu. Egg benedict yang super lezat," balas Rayner, kakak laki-laki Russel satu-satunya.
"Morning, Kak Rayner. Sudah pulang liburan kelihatan segar banget lho, Kak!" salam Russel balik.
Rayner tersenyum cerah.
'Tentu saja segar karena selama seminggu menikmati surga dunia seperti minum obat. Sehari tiga kali. Mau minta tambah juga boleh. Wanitaku memang luar biasa,' batin Rayner.
Russel segera duduk di kursinya. Mengambil segelas susu putih dingin kesukaannya, hendak meminumnya.
Brak!
Kakek menggebrak meja dan melempar surat kabar yang dibacanya ke hadapan Russel.
"Apa-apaan ini?" tanya Kakek Hidayat menggelegar hingga semua pelayan yang ada di ruang makan langsung menciut dan mundur teratur, satu persatu menghilang dari ruang makan.
Apa yang terjadi? Kenapa Kakek semarah itu pada Russel? Apa kesalahan yang diperbuat Russel?