NovelToon NovelToon
Cinta Dan Dendam.

Cinta Dan Dendam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:65.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: selvi serman

Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lagi-lagi berurusan dengannya.

Setelah menghabiskan makanannya, Gra pun membawa piring bekas makannya ke dapur, kemudian mencucinya sebagai tindakan tahu diri tentunya.

Malam ini tidak seperti malam sebelumnya, karena Gilang tidak menyentuh Gra seperti biasanya, pria itu justru meminta Gra memijat kakinya. Bukan karena benar-benar merasa pegal tetapi hanya untuk merundung Gracia. Tanpa membantah Gra melaksanakan perintah Gilang. Gilang duduk di sofa sementara Gra duduk bersila di lantai sambil memijat betis Gilang.

Mungkin karena kelelahan seharian bekerja, baru setengah jam memijat, Gra sudah ketiduran, kepalanya sudah bersandar pada dudukan Sofa di samping Gilang.

Keesokan paginya.

Gra terbangun pukul setengah enam pagi. "Astaga.... sepertinya semalam aku ketiduran saat tuan Gilang memintaku memijat kakinya." lirih Gra. Gra baru menyadari bahwa saat ini ia terbangun di sofa, sementara semalam ia duduk bersila di lantai ketika memijat betis Gilang.

"Aku pasti jalan sendiri naik ke sofa." begitu pikir Gra karena tak mungkin Gilang yang memindahkan tubuhnya ke sofa, sesuatu yang sangat mustahil menurut Gracia, mengingat sebenci apa Gilang terhadap dirinya.

Melihat waktu terus berjalan, Gra pun segera berlalu meninggalkan apartemen Gilang menuju tempatnya bekerja.

Seperti sebelumnya, Gilang yang terbangun pagi ini tak lagi mendapati keberadaan Gra di sofa.

Dret....dret....dret....

Fokus Gilang teralihkan dengan suara getaran ponsel di genggamannya.

"Halo ayah." Gilang yang nampak berte-lanjang dada memijat pangkal hidungnya ketika menerima panggilan telepon dari sang ayah.

"Kamu di mana Gilang? Bukankah kemarin kamu sudah berjanji untuk mulai bergabung di perusahaan ayah mulai hari ini."

Gilang menghela napas berat mendengarnya. Sebenarnya ia sudah terlanjur nyaman dengan perusahaan yang didirikannya sendiri. Walaupun tidak sebesar perusahaan milik ayahnya, tapi Gilang bangga dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Mendirikan perusahaan dibidang game adalah suatu pencapaian yang luar biasa yang telah diraihnya. Namun, sebagai anak laki-laki dan sekarang hanya tinggal ia seorang anak dari sang ayah, mau tak mau Gilang harus turun tangan mengurus perusahaan ayahnya mengingat saat ini usia sang ayah sudah hampir memasuki tujuh puluh tahun.

"Sebentar lagi Gilang akan pulang ke rumah, ayah." balas Gilang kemudian pamit menyudahi panggilan telepon dari ayahnya.

"Huuuuufffff......" Gilang melempar benda pipih berlogo apel setengah tergigit tersebut ke sofa, kemudian kembali lagi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya, sebelum nantinya kembali ke rumah.

Setelah selesai mandi dan juga mengenakan pakaian lengkapnya, Gilang segera berlalu meninggalkan apartemennya, kembali ke rumah. Namun ditengah perjalanan, sang ayah memintanya langsung ke perusahaan hingga akhirnya Gilang pun putar balik arah menuju perusahaan.

*

"Wajahmu kenapa, Gra? Tanya Ola ketika menyadari ada bekas memar di pipi Gracia. Wajahnya yang putih dan mulus tentunya memudahkan siapapun untuk melihat bekas memar tersebut.

Bukannya menjawab, Gra justru mengulas senyum dan Ola tahu jika senyuman itu palsu. Gra hanya ingin terlihat baik-baik saja dihadapannya.

"Gra, sampai kapan kamu akan terus bertahan dirumah itu? Sampai kapan kamu akan terus berdiam diri diperlukan seperti ini, Gra?." Ola tidak tega jika melihat Gracia terus mendapatkan perlakuan seperti itu dari ibu serta saudara tirinya. Ya, Ola yakin sekali jika bekas memar di pipi Gracia merupakan perbuatan ibu tirinya.

Gracia masih diam saja, kalau mau mengikuti kata hatinya, ia ingin sekali angkat kaki dari rumah itu. Tetapi, jika ia sampai melakukan hal itu, lalu bagaimana dengan ayahnya? Siapa yang akan memastikan ayahnya yang sedang mengalami struk tetap aman berada di rumah itu?

Melihat reaksi Gra yang hanya diam saja justru semakin menambah rasa iba dihati Ola. Gadis itu lantas memeluk tubuh Gra. "Sekalipun aku hanya tinggal disebuah kontrakan, tapi pintu rumahku selalu terbuka untukmu Gra. Kau bisa datang kapan saja, jika kau sudah tidak kuat tinggal di rumah itu!." Sungguh, air mata yang sejak tadi susah payah dibendung Gra, akhirnya lolos juga membasahi pipinya.

"Terima kasih banyak, La." ungkap Gra di sela tangisnya. Untungnya saat ini mereka masih berada diruang staf dan baru mereka berdua petugas cleaning service yang datang hingga tak ada orang lain yang melihat air mata menyedihkan Gracia. Ya, sebelum ke tempat kerja Gra lebih dulu mampir ke rumah untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Semua masih berjalan aman, sampai Gra keluar dari kamarnya hendak berangkat kerja ibu tirinya kembali dari joging dan langsung melayangkan tamparan keras di pipinya.

"Dasar wanita jal-ang, di larang tidur di dalam rumah justru kamu jadikan sebagai alasan agar bisa melayani lelaki hid-ung belang diluar sana." Gra masih ingat betul dengan kata-kata ibu tirinya usai menamparnya.

Merasa sedikit lega usai menumpahkan isi hatinya, Gra dan Ola pun mulai beranjak keluar dari ruang staf petugas kebersihan untuk memulai pekerjaan masing-masing. Pagi ini Ola bertugas membersihkan lobi sedangkan Gra ditugaskan oleh kepala cleaning service untuk membersihkan ruangan CEO, mengingat pagi ini jabatan tersebut akan di tempati oleh orang baru, bukan lagi pimpinan perusahaan yang akan merangkap sebagai CEO.

"Ingat Gracia, Jangan sampai melakukan kesalahan! Pastikan ruangannya bersih tanpa ada sedikitpun debu yang masih menempel di ruangan ini!." perintah atasannya pada Gra.

"Baik, Bu." jawab Gra kemudian memutar handle ruangan yang dimaksud. Gra mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Melihat ruangan tersebut mengingatkan Gra pada ruangan kerja ayahnya dikantor. Ya, sebelum ayahnya menikah lagi Gra kerap kali mendatangi ayahnya di perusahaan, Tapi sekarang jangankan untuk masuk ke ruangan Ayahnya, memasuki gedung perusahaan saja Gra tak lagi diperbolehkan oleh penjaga keamanan atas perintah ibu tirinya.

Tidak ingin sampai kena marah Gra lantas mulai membersihkan setiap sudut ruangan dan memastikan tak ada lagi debu yang tersisa.

"Ceklek." suara pintu ruangan yang dibuka dari arah luar mampu mengalihkan perhatian Gra ke sumber suara. Ia yakin bahwa yang datang pasti pemilik ruangan. Untungnya ia sudah menyelesaikan pekerjaannya. Gra tak berani mengangkat pandangannya, merasa tak pantas tentunya.

"Apa yang kau lakukan di sini?."

Deg

Gra kenal betul dengan suara itu. Gilang, suara itu persis dengan suara bariton milik Gilang, begitu dalam hati Gra. Perlahan Gra mengangkat pandangannya untuk memastikan dugaannya. Benar saja, Setelah mengangkat pandangannya, kedua bola mata indah milik Gra menyaksikan keberadaan Gilang berdiri dengan posisi kedua tangannya berada di dalam saku celananya.

"Tuan Gilang...."

"Tidak perlu berpura-pura terkejut seperti itu! Sandiwara apalagi yang sedang kau mainkan sehingga kau bisa berada di perusahaan ayahku?." tatapan Gilang terlihat begitu tajam menusuk.

"Perusahaan milik ayah anda?." Cicit Gra yang baru tahu jika perusahaan tersebut adalah milik ayah dari pria yang sangat membencinya.

"Tidak perlu bersandiwara, karena aku tidak akan termakan oleh sandiwara murahanmu ini, Nona Gracia Kanaya." Gilang mendorong tubuh Gra hingga membentur tembok dinding . Di mata Gilang dan mungkin kebanyakan orang diluar sana yang mengenal Gra, pasti akan berpikir Gra bekerja sebagai cleaning service di perusahaan tersebut karena memiliki maksud dan tujuan tertentu, secara Gra bukan berasal dari keluarga miskin.

1
Lia siti marlia
uhhhh selamat yah gilang gra kalian bentar lagi jadi orang tua ...buat kamu gilang jaga dong bicara biar gra gak merasa rendah jangan lagi sebut sebut mantan dalam rumah tangga kalian ....
buat nessa jangan jangan kamu otw hamil ...kalau iya selamat dehhh
Felycia R. Fernandez
naaaah...
Vanessa yang hamil Nih...
Felycia R. Fernandez
coba pakai logika,dia tiap hari tersenyum dan pengen cepat pulang,ya pasti istrinya la yang mulai dicintainya.yang buat dia betah untuk berlama-lama dirumah
Lia siti marlia
aku kira mengigau mengutarakan isi hati buat raffa ...ternyata mengigau tentang orang tua nya kamu nessa
Dwi ratna
gracia kedua yg melakukan hal yg sma, berpikir macem³ k suaminya,percis gra dlu ini s Nessa
Lusi Hariyani
jujur aja skrg rafa
Dinarra
ditunggu crazy upnya kaka selvi😍
zheny pudji
Rafa mulai TBC (timbul benih cinta)
Lusi Hariyani
rajin dong kak up y
Ica Rissaharyono
lanjut kaka othor💪 semangattt
Lia siti marlia
emh kasian sama vanssa ...kamu rafa yang tegas dong jangan abu abu wanita butuh kejelasan bukan hanya perlakuan saja tapi ungkapan cinta juga ....
Rina Wati.S
lanjut kak
Felycia R. Fernandez
wow...
Lia siti marlia
selamat yah buat yogi dan ibu nya balasan buruk menanti kalian.....mas gilang gak mau macam macam kok gra cuman satu macam nyakni mau mastiin dede dalam perutmu dapat perhatian ayah nya
Felycia R. Fernandez
ternyata ada kongkolikong antara Gilang dan Oma...
mantap 👍👍👍👍
Lia siti marlia
oma memang pintar tak salah memilih patner ...tapi kasian juga sama asisten tiko 😁😁 jadi tumbal
aleena
kena kau rafa,, memang belum mengakui itu cinta terhadap istrinya
Akan tetapi sudah terlihat🤭🤭🤭🤣🤣
aleena
hoo jadi itu termasuk jebakan omma🤣🤣🤣🤭
secret
hmm kumat kyk si Gilang juga, susah amat tinggal bilang C I N T A
Lia siti marlia
bilang aja kamu dah cinta rafa gitu aja kok berbelit belit sih .....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!