Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Tidak Setuju
“Chelsea ?” mama Siska tampak terkejut saat melihat putri Agam dan Nina berdiri di depannya. “ Kamu beneran Chelsea, kan ?”
Chlesea mengangguk dan memeluk mama Siska yang menangis terharu.
“Revan nggak bilang kalau kamu mau pulang,” ujar mama Siska sambil melerai pelukannya.
“Revan juga nggak tahu, Ma. Nggak ada yang tahu. Sea minta Tante Olin dan keluarganya merahasiakan kepulangan Sea, mau kasih kejutan.”
Mama Siska tersenyum bahagia dan menggandeng lengan Chelsea menuju ruang makan. Papi dan mami menyusul 5 menit kemudian bersamaan dengan papa Robert yang baru keluar dari kamar setelah mendengar suara sahabatnya.
“Carmila nggak diajak ?” tanya papa Robert menyambut papi Agam.
“Masih sibuk di butik, ada deadline pesanan untuk pernikahan anak pejabat.”
Papa Robert mengangguk-angguk, mengajak papi Agam dan mami Nina langsung ke makan.
“Malam Om, malam Tante, ” sapa Revan tampak di ujung tangga baru hendak turun ke lantai satu.
“Malam juga, Van,” balas papi Agam dan mami Nina bersamaan.
Keempatnya langsung menuju ruang makan. Mama Siska sengaja menyuruh Chelsea bersembunyi di dapur sebelum yang lainnya masuk.
Begitu papa Robert dan Revan terdengar suaranya di ruang makan, Chelsea langsung menampakkan dirinya.
“Chelsea ?” papa Robert dan Revan sampai bersamaan memanggil gadis itu dengan mata membola, tidak percaya kalau Chelsea ada di depan mereka.
“Apa kabar, Pa ? Kak Revan ?” Chelsea mendekati papa Robert dan langsung memeluknya, setelah itu menyapa Revan dan membiarkan pria itu memeluk pinggangnya.
“Kok pulang nggak kasih tahu aku ?” Revan terlihat seperti merajuk.
“Ingin kasih kejutan. Papi dan mami juga nggak ada yang tahu,” sahut Chelsea sambil tertawa lepas.
“Kamu hanya pulang liburan atau sudah memutuskan untuk tinggal di Jakarta ?”
“Menetap,” sahut Chelsea mantap. Revan pun mencium pipi kekasihnya itu.
“Aku senang mendengarnya,” ujar Revan sambil menarik kursi untuk kekasihnya itu.
Acara makan malam terasa berbeda karena kehadiran Chelsea di tengah-tengah keluarga. Tidak ada yang menanyakan keberadaan Reno karena merasa kalau Chelsea akan lebih baik jika tidak ada Reno di antara mereka.
“Kebetulan banget papa dan mama mengundang papi dan mami makan malam di sini,” ujar Chelsea. “Sea udah kangen sama masakan mama dan mami juga. Kapan berkolaborasi lagi ?”
“Kamu ngeledek mami sama mama ?” sahut mama Siska. “Kok kayaknya agak aneh mendengar istilah kolaborasi.”
“itu kan istilah doang, Ma. Biar gampang dimengerti sama anak-anak jaman now.”
“Kebetulan banget kamu sudah pulang juga, Sea karena bukan tanpa tujuan penting papa dan mama mengundang papi dan mami kamu datang kemari.”
“Jangan bilang kalau akan membahas soal pernikahan,” ujar Chelsea sambil tertawa pelan.
“Tapi memang itu tujuannya, sayang,” sahut mama Siska.
“Kalau aku sendiri inginnya Chelsea belajar di perusahaan dulu selama setahun,” papi Agam berkomentar. “Akan sulit membagi waktu untuk belajar mengelola perusahaan kalau Chelsea menikah apalagi langsung dikaruniai anak.”
“Iya, maunya aku juga begitu, Sis,” timpal mami Nina. “Rasanya baru saja Chelsea pulang ke rumah, kalau langsung disuruh nikah, Sea akan meninggalkan rumah karena ikut suaminya, aku belum puas bersama putriku.”
“Kalau Revan terserah Sea aja,” ujar Revan menengahi. “Mau tahun ini atau tahun depan, Revan siap aja.”
“Tuh Sea, kamu dengar kalau Revan sudah serius sama kamu,” ujar mama Siska sambil tersenyum bahagia.
“Iya, Ma, Sea terima kasih karena Kak Revan sudah serius sama Sea. Tapi seperti papi dan mami bilang, Sea memang ingin belajar dulu di perusahaan papi supaya bisa membantu papi meneruskan usaha dan seperti keinginan mami, Sea juga punya keinginan yang sama.
4 tahun terakhir ini rasanya hidup Sea hanya diisi dengan belajar dan belajar. Sea ingin menghirup udara yang berbeda dulu, keluar dari rutinitas yang agak membosankan.”
“Aku ikut apa maumu saja, sayang. Pernikahan kita jangan dijadikan beban, yang penting kita sudah sama-sama serius dengan cinta kita,” ujar Revan sambil membelai kepala Chelsea dengan penuh kasih sayang.
Mama Siska dan papa Robert tersenyum bahagia melihat kedekatan dan kemesraan Revan dan Chelsea. Berbeda dengan papi Agam yang sempat menautkan alisnya. Entah mengapa hati kecilnya menginginkan putrinya mendapatkan jodoh selain anak Robert dan Siska.
Namun dalam hati papi Agam teringat akan ucapan Chelsea yang berkata kalau mungkin ini takdirnya untuk menikah dengan anak Robert dan Siska deni memenuhi perjanjian yang diucapkan di antara kedua sahabat itu.
“Yang penting kamu tidak menolak permintaan Revan untuk menjadi istrinya. Papa dan mama sangat berharap kamu mau menjadi menantu kami,” mama Siska dengan wajah sumringah mengusap punggung Chelsea yang duduk di sebelahnya.
Chelsea tersenyum menatap mama Siska yang sangat menyayanginya dan berharap ia bisa menjadi bagian dari keluarga Juada.
“Sea…”
“Aku tidak akan membiarkannya !” suara tegas Reno yang berdiri di pembatas ruang tengah dan ruang makan membuat semuanya menoleh.
Bukan hanya Chelsea yang terkejut mendengar penolakan Reno. Papa Robert, mama Siska dan terutama Revan tampak membulatkan mata mereka.
Mami Nina dan papi Agam terlihat lebih tenang, malah dalam hatinya mami Nina bersyukur karena ada yang sepaham dengan mereka menolak Chelsea menikah cepat-cepat dengan Revan.
“Diam kamu Reno !” papa Robert langsung menghardik putranya. “Bukankah kakakmu sudah bilang padamu kalau sekarang ia adalah kekasih Chelsea dan berniat untuk menjadikan Chelsea istrinya !”
Suara papa Robert yang meninggi membuat Chelsea tersenyum tipis, namun tidak membela Reno seperti biasanya.
“Itu dulu,” sahut Reno dengan sikap biasa saja, tidak terpengaruh dengan suara papa Robert yang menggelegar. “Tapi aku berubah pikiran, aku tidak akan membiarkan kak Revan menikahi Chelsea. Sekarang, tahun depan dan sampai kapanpun !”
“Reno !” papa Robert menggebrak meja sambil berdiri. “Tidak cukup membuat ulah ? Ingin mengulang peristiwa 4 tahun yang lalu, membuat keluarga kita malu di depan keluarga Om Agam dan Tante Nina karena perbuatanmu yang sangat rendah ?”
Reno tetap terlihat tenang, tidak terpancing emosi. Chelsea melihat sosok Reno yang semakin dewasa setelah 4 tahun tidak bertemu.
“Aku tahu kalau sampai kapanpun papa, mama, Om Agam dan Tante Nina tidak akan lupa dengan perbuatanku yang sudah menyakiti Chelsea dan membuatnya pergi menjauh selama 4 tahun ini.
Tapi sama seperti 4 tahun yang lalu, aku sudah membuktikan kalau semua perbuatanku itu hanyalah sandiwara bukan sungguhan. Begitu juga dengan ucapanku hari ini bukanlah lelucon, aku sungguh-sungguh tidak akan membiarkan pernikahan Kak Revan dan Chelsea terjadi sampai kapanpun.”
Papa Robert yang sudah tersulut emosi mendorong kursinya dan hendak mendekati Reno.
“Papa !” teriak Chelsea sebelum papa Robert mendekati Reno karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Pukulan papa tidak akan menyelesaikan masalah.”
Chelsea beranjak dari kursinya dan berjalan mendekati papa Robert yang berdiri 4 langkah jauhnya dari Reno.
“Sea mau bicara dulu dengan Reno. Empat mata. Sea ingin menuntaskan masalah kami berdua yang belum selesai 4 tahun yang lalu.”
Papa Robert menoleh menatap Revan yang mengangguk sementara Chelsea tidak meminta ijin pada kekasihnya melainkan mendekati Reno.
“Kita bicara di luar.”
“Saya pamit dulu Om, Tante,” ujar Reno sambil menganggukan kepala pada papi Agam dan mami Nina.
“Aku pergi dulu Ma, Pa.”
Sama seperti Chelsea, Reno tidak berpamitan pada kakaknya yang terlihat kesal karena Chelsea memilih pergi dengan Reno tanpa minta ijin padanya.
“Biarkan mereka bicara, Van. Mungkin dengan begitu, hati Chlesea lebih tenang bersama denganmu dan ke depannya Reno tidak akan mengganggu kalian,” nasehat mama Siska dengan suara pelan sambil mendekati putra sulungnya dan mengusap-usap lengan pria itu.
“Iya Ma, aku percaya sama Chelsea,” sahut Revan dengan wajah sendu.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️