Karena dikhianati oleh sang kekasih membuat Inez hancur sehancur-hancurnya dan dia memilih menenangkan diri di taman kota, tak sengaja juga dia menyelamatkan seorang bocah kecil tampan saat di ganggu oleh anak-anak jalanan namun tiba-tiba bocah itu memanggilnya dengan sebutan mama.
"Mamaaaa!" ucap bocah kecil itu.
Disisi lain seorang bocah kecil tersesat di taman kota dan di bantu oleh seorang wanita cantik pun membuat dia memanggilnya mama, itu karena dia sangat merindukan sosok seorang ibu yang tidak pernah dia rasakan sejak lahir dan saat melihat wanita itu bocah itu langsung menginginkan wanita itu menjadi mamanya.
Bagaimanakah kelanjutan ceritanya?
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23_Ajakan Tanpa Kontrak
Sebelum lanjut bacanya jangan lupa buat follow akun author dan favoritkan cerita ini ya biar kalian enggak ketinggalan setiap babnya, dan jangan lupa buat VOTE, LIKE DAN HADIAHNYA YA dan jangan lupa buat ⭐⭐⭐⭐⭐ nya ya biar aku tambah semangat buat upload bab baru nya setiap hari.
Boleh banget memberikan saran dan kritiknya tapi tetap dengan bahasa yang sopan pasti author terima.
📌Kalau ada typo atau penulisan kata komentar aja di kalimatnya ya biar author nanti perbaiki.
Udah segitu aja yuk lanjut baca aja...
Happy Reading.....
🥕🥕🥕
Setelah mengucapkan hal itu Bara pun memajukan badannya hingga lebih dekat dengan pemilik kontrakan.
"Siap-siap saja, itu adalah akibat dari mengganggu dia!" bisik Bara kemudian kembali ke posisinya.
"Tuan kenapa?" tanya Inez karena dia sama sekali tidak tahu maksud dari ucapan Bara tadi yang bisa Inez dengar samar-samar.
"Bukan apa-apa, ya udah yuk kita pergi." ajak Bara dengan menggenggam tangan Inez dan mengajaknya keluar.
Sedangkan Inez hanya menurut saja dan mengikuti Bara namun dia juga melihat wajah dari pemilik kontrakan yang sangat pucat pasih setelah Bara membisikkan sesuatu yang Inez tidak terlalu mendengarnya.
Warga yang melihat itu pun sangat ketar-ketir juga pasalnya daerah sekitar memang tempat sarangnya judi, mabuk-mabukan hingga pros*itusi dan penghasilan mereka kebanyakan dari bisnis itu.
Banyak warga yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan haram tersebut, sayangnya Inez tidak tahu akan hal itu karena yang ia tahu hanyalah bekerja dan dia terkejut setelah mendengar penuturan dari Bara tadi.
Dia pulang pun untuk mengistirahatkan badannya dan jika keluar pun dia tidak macam-macam sehingga dia tidak tahu apa-apa.
"Masuk!" perintah Bara dengan tegas.
Inez pun masuk ke dalam mobil dan Daniel yang ditaruh oleh Bara di pangkuan Inez.
Setelah itu Bara pun melajukan mobilnya menjauh dari tempat kumuh tersebut.
"Ini sebenarnya ada apa tuan?" tanya Inez karena tidak tahu permasalahannya.
"Inez kamu itu gak tahu apa pura-pura gak tahu sih?!" sahut Bara pasalnya tempat itu sudah sangat terkenal dengan pekerjaannya apa lagi dia adalah seorang reporter.
"Tahu apa tuan?"
"Kalau tempat tinggal kamu tadi itu sangat berbahaya!" sahut Bara sedikit menekankan kata terakhir.
"Berbahaya! Maksudnya?" Inez semakin bingung saja.
"Tempat itu sarang judi, pros*itusi dan banyak kejahatan lagi!" sahut Bara membuat Inez membulatkan matanya tak pernah menyangka dengan ucapan Bara barusan.
"Apa! Tuan tahu dari mana?" tanya Inez.
"Kamu gak tahu?" tanya Bara.
"Enggak," jawab Inez dengan menggelengkan kepalanya dan sangat tak percaya ternyata dia selama ini tinggal di tempat seperti itu.
Sebenarnya Inez juga sering melihat orang-orang di daerah kontrakannya seperti memandanginya dengan mata yang sulit diartikan dan sesekali ada yang menggodanya namun Inez menghiraukannya.
Dan Inez juga tidak mau ambil pusing dengan tatapan mereka sehingga Inez tidak pernah curiga apa pun kepada mereka.
Saat dalam perjalanan Daniel sedang tertidur di dalam pelukan Inez, sesekali Inez juga menimang Daniel saat tidur bocah kecil tersebut terganggu.
"Ehhhhh," rengek Daniel dalam pelukan Inez.
"Cup cup cup, tidur ya sayang!" timang inez kepada Daniel dengan sangat ampuh Daniel pun terlihat tertidur pulas kembali ke pelukan Inez dan mencari tempat terbaik.
Bara yang melihat itu pun sedikit tersentuh pasalnya Daniel anaknya susah sekali untuk tidur namun saat dalam pelukan Inez Daniel sama sekali tidak bersuara dan tidur nyenyak.
"Tuan, kita mau kemana?" tanya Inez karena setelah mengemasi barang-barang tadi di kontrakan jujur dia sangat bingung harus tinggal dimana.
"Ke mansion saya!" ucap Bara dengan tegas tanpa melihat ke arah Inez yang sudah syok parah dan tetap mengemudikan mobilnya dengan tenang.
"Apa, kenapa tuan? Mending saya cari kos yang murah saja tuan," sahut Inez dengan terbata-bata namun Bara tetap lah Bara yang hanya diam tanpa merespon perkataan Inez.
"Tuan, turunin saya di sini saja biar saya cari kos atau kontrakan dekat sini." ucap Inez.
Bara hanya memandanginya sekilas namun tak menuruti perkataan Inez dan tetap melajukan mobilnya menuju ke arah mansionnya.
"Tuan!" sahut Inez lagi dengan nada cukup tinggi.
"Kamu akan tinggal di mansion saya! Memang kamu lupa kalau barang-barang kamu sekarang berada di tangan saya," sahut Bara dengan nada dingin.
Inez pun diam seketika tidak menjawab, dia hampir saja lupa tentang barang-barang yang di bawa pergi oleh Mike tadi.
Setelah beberapa saat mereka pun sudah sampai di depan pagar yang menjulang tinggi.
Terdengar suara gerbang di buka oleh satpam menandakan mobil akan masuk ke dalam.
Setelah masuk ke garasi, Bara pun segera keluar mobil dan membukakan pintu untuk Inez dan mengambil Daniel yang masih saja terlelap dalam tidurnya.
Bara pun masuk dengan Daniel di gendongannya, sedangkan Inez hanya mengikuti Bara dari belakang.
Setelah menidurkan Daniel, Bara pun segera mengajak Inez untuk berbicara empat mata dengannya.
"Inez, kamu ikut saya!" perintah Bara tanpa bantahan.
Setelah itu mereka pun sampai di taman belakang di mana hanya ada mereka berdua.
"Ada apa tuan?" tanya Inez setelah mereka sampai dengan gugup.
"Saya ingin menanyakan tentang ajakan saya waktu itu," sahut Bara.
Saat Bara mengucapkan hal itu, Inez sebenarnya sudah memiliki jawaban namun dia ragu apakah Bara akan mengerti dengan jawabannya nanti.
"Baik tuan akan saya jawab sekarang ajakan tuan Bara." sahut Inez.
"Sebelumnya saya minta maaf tuan karena saya tidak bisa menerima ajakan tuan Bara." ucap Inez menolak ajakan Bara untuk menikah kontrak dengannya.
Mendengar hal itu Bara pun sedikit ingin marah karena dia sudah percaya bahwa Inez akan menerimanya, baru pertama kali ini dia ditolak oleh seorang wanita karena biasanya dia lah yang menolak seorang wanita.
"Kenapa?" tanya Bara.
"Tuan saya seorang wanita yang belum pernah menikah, saya tidak ingin dalam hubungan pernikahan di buat permainan seperti ini tuan, saya ingin nantinya kalau saya menikah saya dan pasangan saya akan hidup selamanya tanpa ada batasan kontrak seperti ajakan tuan." Inez mencoba menjelaskan alasannya menolak ajakan Bara itu.
"Kita bisa perpanjang kontraknya Nez," balas Bara mencoba memberi pengertian kepada Inez.
"Maaf tuan saya tidak bisa, saya ingin menikah sekali seumur hidup saya." balas Inez.
Setelah mengucapkan kata itu Inez pun beranjak dari tempat duduknya dan ingin segera pergi dari hadapan Bara.
"TUNGGU!" teriak Bara membuat langkah kaki Inez terhenti.
"Mari kita menikah!" sahut Bara membuat Inez membalikkan badannya.
"Maaf tuan saya tadi sudah memberi jawabnya kepada tuan." ucap Inez.
"Bukan itu Nez, maksud saya mari kita menikah tanpa adanya kontrak." Bara mengutarakan niatnya entah pemikiran yang sangat tiba-tiba sekali namun entah mengapa Bara mengatakan hal tersebut.
Inez mendengar hal itu pun dibuat terkejut pasalnya ucapan Bara tadi sangat serius.
"Tapi tuan dalam hubungan kita berdua tidak ada ikatan cinta, apa lagi saya masih trauma akan menjalin hubungan kembali setelah di khianati oleh mantan saya." sahut Inez.
Bara pun mendekat ke arah Inez hingga jarak mereka semakin dekat bahkan Inez bisa mendengar deru nafas Bara dan sebaliknya.
"Cinta bisa tumbuh dengan sendirinya Nez dan saya akan menghilangkan trauma yang kamu alami karena pria bren*sek itu, saya merasa Daniel sudah sangat cocok dengan kamu maka seharusnya kamu juga akan cocok dengan saya." Bara memberikan alasannya.
"Tuan saya tidak ingin tuan mengatakan hal itu karena Daniel!" sahut Inez.
"Enggak! Ini semua bukan soal Daniel, tapi soal saya juga."
Inez pun diam seketika dan sedang bingung mencari jawaban apa yang akan dia ambil.
"Tuan saya butuh waktu." Inez ingin meminta waktu lebih lama.
"Inez tadi kamu bilang ingin menikah tanpa kontrak dan saya sudah setuju dan ingin mengajak kamu untuk menikah seperti pasangan lainnya tapi sekarang kamu minta waktu lagi, Inez saya ingin jawaban kamu sekarang juga dan saya tidak ingin mengulur waktu lagi!" sahut Bara mencoba memberikan tekanan kepada Inez karena menunggu adalah waktu yang sangat membosankan.
Inez pun semakin bingung harus bagaimana, satu sisi dia juga ingin menikah tanpa kontrak dan dia dengan Daniel pun rasanya sangat sayang hingga tidak ingin jauh-jauh dari bocah tersebut.
Namun di sisi lain Inez tidak memiliki rasa cinta kepada Bara, mungkin belum atau sedang menata hati karena kegagalan dalam bercinta sebelumnya membuat dia memilih-milih pasangannya, namun saat berdekatan dengan Bara seringkali hati dan perasaan Inez tidak tentu dan sering merasa gugup jika bersama.
Apakah dia mulai terpikat oleh pesona duda anak satu itu, entahlah Inez juga tidak tahu tapi yang jelas hatinya dan otaknya seperti tidak sinkron sekali.
.
.
Bersambung.....
liburan ditempat mewah ..enak banget ..
asikkk deh ..