Nayara seorang gadis yatim piatu, keluarganya sudah dibasmi oleh pelakor dan juga putrinya ketika umurnya baru 13 tahun. Nayara kecil juga nyaris mati setelah didorong di jalan raya ketika ada mobil sedang lewat dengan kecepatan tinggi.
Namun Tuhan tidak mengambil nyawanya karena gadis kecil itu harus membalas ketidakadilan yang terjadi padanya.
Nayara tumbuh menjadi gadis yang memiliki sejuta pesona, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dengan kemampuan yang dimiliki dia bisa bekerja dan diterima di perusahaan besar milik Morgan, yang tak lain adalah suami Briana(Kakak tiri)
Langkah awal Nayara dimulai dengan mendekati Morgan, lelaki yang terkenal dingin. dan berusaha keras untuk mendapatkan lelaki tampan nan gagah itu. Akankah Nayara bisa menjerat Morgan dengan pesonanya?
Seberapa kejam pembalasan yang Nayara lakukan pada Briana?
Apakah Nayara akan menikahi kakak iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Boneka beruang
"Bibi! Nay pulang!" pekik Nayara ketika masih di depan pintu apartement.
"Nona!!" Bibi segera membuka pintu dan memeluk Nona mudanya.
"Nona, pergi lama sekali bibi kangen."
"Oh iya. Aku kira bibi senang kalau Nay tidak di rumah. Hihihi, Nay kerja Bi." kata Nayara pada asisten rumah tangganya yang begitu setia.
"Sekarang Nona mandilah dulu, aku akan siapkan makan malam dan juga air hangat."
Nayara menghempaskan tubuhnya di sofa dan meregangkan otot-ototnya. "Baiklah Bi, tolong hari ini masaklah yang enak sekali, aku lapar.
"Baik Nona, aku akan memasak makanan yang paling anda sukai. Anda bisa menunggunya sambil mandi terlebih dahulu.
"Tapi aku malas mandi." Nayara mengerucutkan bibirnya.
"Nona anda jangan ceroboh, bagaimana jika anda pulang dan ternyata membawa virus berbahaya."
"Oh bibi, bikin takut aja, masa gadis cantik seperti aku bawa virus,"
"Ya siapa tahu virusnya jatuh cinta dan ikut Nona dari luar negeri hehehe "
"Bibi bisa aja." Nayara akhirnya beranjak dari sofa, ucapan bibi ada benarnya juga.
Saat Nayara hendak masuk, ke kamar tiba-tiba bibi memanggilnya lagi. "
"Nona ada yang mengirim boneka beruang, saat anda masih di luar negeri."
"Siapa?" Nayara menghentikan langkahnya.
"Tidak ada nama pengirim, hanya ada nama penerima saja." Nayara mengernyit. Tubuhnya lelah, dia tak ingin menebak boneka beruang raksasa yang masih terbungkus itu dari siapa.
Nayara segera mandi air hangat di dalam bathup, tubuhnya yang tadi seperti dilolosi kini mulai berangsur membaik.
Nayara meraba punggungnya, Titik hitam itu semakin besar dan Briana sudah melihatnya waktu itu.
'Apa yang harus aku lakukan dengan titik hitam ini, aku tidak mau Briana curiga dan mencari tahu semuanya.'
Nayara segera keluar dari bathup dan menghubungi Novi sahabatnya untuk meminta solusi.
"Novi bisakah kau antarkan aku pada orang yang bisa menghilangkan sebuah tahi lalat?'
"Tentu bisa, Dokter ahlinya."
"Jangan Dokter, aku takut ketahuan."
"Aku akan antarkan kamu pada Bang Jack dia ahli membuat tato, aku yakin dia akan bisa menghilangkan tahi lalat di punggung mu itu dengan midah."
"Baiklah Novi aku akan kesana malam ini."
Nayara segera ke apartement Novi, dia melupakan impiannya untuk langsung tidur dan memeluk guling Nemo kesukaannya. Bagi Nayara menghilangkan jejak eecepatnya adalah hal paling penting.
Nayara mengambil tas selempang kesukaannya lalu beranjak pergi.
"Non! Non! makan dulu."
"Nanti saja Bi, aku masih ada perlu."
"Duh Si Non, tadi minta dimasakin kesukaannya, giliran bibi sudah masak enak malah ditinggal pergi gitu aja."
Tiba di apartement Novi, Nayara segera mengganggu sahabatnya dengan menggedor pintu dengan tak sabar.
Novi membuka pintu dengan rambut berantakan. "Novi kamu tadi tidur?"
"Enggak, aku cuma!"
"Siapa, Sayang!" Suara laki-laki terdengar dari dalam
"Ini teman aku, Nayara."
Deg, jantung Nayara seakan ingin copot mendengar suara yang tak asing itu, Nayara tidak mau sahabatnya sampai dekat dengan lelaki macam Rangga.
"Nov, kamu sedang berdua saja dengan dia?"
"Memangnya kenapa Nay? dia pacar aku."
"Rangga!" Nayara melorot sampai kedua bola matanya nyaris melompat keluar.
"Nay, aku dan Novi sudah pacaran beberapa bulan yang lalu. Dan kita."
"Ranggaaaaaa!! pergi kamu dari sini, aku nggak mau lihat kamu lagi."
"Nay Nay kamu salah paham." Rangga berusaha menangkis pukulan Nayara yang bertubi.
"Pergiiiiii!!"
"Nay kamu kok usir Rangga, dia pacar aku." Novi nampak bingung.
"Dia bukan hanya pacar kamu, tapi pacar banyak wanita, Novi kok kamu nggak bilang sih pacar kamu itu lelaki seberengsek dia. dia itu berengsek Nov. kamu sudah diapain aja sama dia ?! Ngomong Nov, cerita sama aku."
"Nay, kamu kenal Rangga dimana?" Tanya Novi mulai was -was.
"Kenal dimana? dia itu satu kantor sama aku, aku tahu semua tentang dia."
"Nay, aku ...." Novi nampak ragu akan bicara banyak hal.
"Ayo ngaku kamu sudah diapakan saja sama dia?"
"Aku nggak ngapa ngapain Novi, Nay," kata Rangga yang bingung harus berbuat apa, lelaki itu tidak tahu kalau Novi sahabat Nayara.
"Kamu jangan bohong Rangga."
"Enggak Nay, kita nggak ngapa ngapain," kata Novi melindungi Rangga.
"Sayang aku pulang dulu, ya. Aku harus istirahat," kata Rangga pamit pada kekasihnya.
Sepulang dari bandara, Rangga langsung mampir ke apartement Novi. Novi maupun Rangga sudah saling merindukan karena hampir seminggu tak bertemu.
"Nay, duduklah, aku ambilkan minum."
"Nayara mengangguk, lalu duduk di sofa.
Novi masuk ke dalam sambil merapikan penampilannya. Tak lama dia kembali ke ruang tamu menemui Nayara yang sedang memainkan ponselnya.
"Nay, buat apa dihilangkan, tanda lahir yang kamu miliki itu unik lho," kata Novi kemudian
"Aku harus hilangkan tanda lahir ini Nov, sebelum semua jadi bumerang buat diri aku."
"Sebenarnya siapa sih Nay, musuh kamu?"
"Dia sudah dekat denganku Nov, dia orang kaya yang gila harta, aku harus hati-hati menghadapi orang licik seperti dia."
"Baiklah Nay, kita berangkat sekarang, aku sudah hubungi Bang Jack dan kebetulan dia ada di rumah."
Novi dan Nayara segera meluncur menggunakan mobil sport milik nayara menuju kediaman Bang Jack.
"Nay, kamu yakin? pasti sakit banget nanti rasanya."
"Nggak apa-apa, Nov. sakit sedikit aja kok, aku pasti bisa nahan."
Malam ini Nayara bertekat menghilangkan tahi lalat di punggungnya, dia yakin Briana pasti akan menemuinya jika ada waktu dan memastikan keberadaan tahi lalat nya.
Lima belas menit Nayara sudah sampai di kediaman Bang Jack.
"Girl, kamu bisa tengkurap dulu ya, aku akan mencoba menghilangkannya, semoga ini tidak sakit."
"Oke Bang. Dan aku minta Bang Jack untuk merahasiakan kalau aku pernah datang kesini."
"Siap Girl, masalah rahasia- rahasia'an Bang Jack sudah ahlinya," ujarnya santai.
Nayara menurunkan sedikit tangtopnya. dan membiarkan bang Jack untuk bekerja.
Nayara merasakan ada sesuatu yang dingin dioleskan ke punggungnya dan tiba-tiba dia mengantuk.
Nayara tidak ingat lagi karena kantuknya tak tertahankan dan terasa begitu menyiksa.
Nayara kembali sadar Novi sudah ada didekatnya dan memotret punggungnya yang sudah tak ada titik hitam lagi.
"Wowww, Kok bisa secepat ini? Bang Jack terimakasih ya."
"Sama-sama Girl?"
Nayara mencoba menyentuhnya namun tetap saja rasanya sakit.
"Jangan sentuh dulu Nona, rasanya tetap saja perih, karena tahi lalat anda tergolong hidup, dan akarnya lumayan dalam."
"Hihihi, sakit juga ya." Nayara meringis.
***
Di Mansion.
Briana mondar mandir di kamar, dia teringat pada beberapa kemiripan yang dimiliki Nayara, Si Sekretaris dan Nayara saudara tirinya.
Nayara, nama yang sama bisa saja sebuah kebetulan, tapi jika dia juga memiliki tahi lalat yang sama, apakah sebuah kebetulan juga? Terlalu banyak kesamaan antara mereka berdua sepertinya aku harus melaporkan hal ini pada Mama."
Briana beranjak pergi dari kamarnya, dia akan menghubungi Diana mumpung Morgan sedang lelap.
"Sayang ini sudah malam, kenapa kamu tidak tidur?"
"Eh, oh. iya tidurlah dulu, Sayang. aku belum mengantuk."
"Baiklah, segera kembali ya, jangan tidur terlalu larut."
"Siap, Sayang." Briana tersenyum lalu menutup pintu dengan hati-hati.
***
Di kamar lain.
"Mah, apa mama yakin Si Nayara, itu sudah mati?" tanya Briana lewat panggilan selulernya.
"Maksud kamu apa? ya tentu dia sudah mati, siapa yang bisa bertahan kalau waktu itu tubuhnya saja sudah terluka parah dan nyaris hancur."
"Mama yakin?"
"Yakin seyakin-yakinnya, Sayang. Lagipula masalah itu sudah belasan tahun yang lalu, kenapa kamu masih mengingat terus? Sudahlah mending fokus dengan rumah tangga kamu dan Morgan. Bukankah kamu sangat mencintai dia. Segera beri dia momongan, mama juga tak sabar menimang cucu."
"Siapa yang sudi hamil Ma? Kalau aku melahirkan bayi, tubuhku sudah pasti akan hancur dan Morgan akan bosen dengan penampilanku yang tidak menarik lagi. Aku tidak mau hamil, jika nanti pada akhirnya Morgan akan tertarik dengan wanita lain.
Thor kau survei sejuta lelaki manapun pasti 100% tidak ada yang mau punya pasangan kayak bayaran
Thor kau kira wanita saja yang punya harga diri , saat ditolak dan direndahkan didepan wanita lain pasti kalian tidak akan Terima
begitu juga lelaki pasti direndahkan dan ditolak didepan pria lain, kalau kau konsisten dengan karakter Morgan, 100% lelaki kayak Morgan tidak bakalan mau punya pasangan kayak nayara
*coba sebutkan 1 hal saja yang membuat Morgan beruntung dapat nayara?
tapi kalau kesialan banyak, dipermalukan, direndahkan, dijadi budak cinta, disakiti, dibuat semaunya, jika dibutuhkan diambil tapi jika tidak butuh dibuang begitu saja
Morgan kalau lelaki punya harga diri dan akal pasti tidak akan mau punya istri kayak nayara
itu fakta