Senja dan Langit harus terpisah karena orang tua Langit yang tidak menginginkan anaknya berhubungan dengan wanita miskin seperti Senja.
Langit dipindahkan ke luar negeri. Dua bulan perpisahan, Senja baru menyadari jika dia mengandung anak Langit. Orang tua Senja yang malu karena anaknya hamil di luar nikah, mengusir Senja dari rumah.
Enam tahun berpisah, Senja bertemu lagi dengan Langit yang telah memiliki istri. Bagaimana hubungan Senja dan Langit selanjutnya?
Selamat membaca, terima kasih.
Fb Reni Nofita
IG Reni_Nofita79
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Aku Ingin Pisah
Langit membuka file yang berisi data karyawan. Satu persatu di buka, hingga Langit menemukan file tentang biodata Senja. Pria itu kaget saat membaca data wanita yang dia cintai itu telah memiliki seorang anak.
Namun, yang menjadi tanda tanya bagi pria itu, tidak ada nama suaminya di data milik Senja. Apakah dia telah menjadi Janda? Pertanyaan itu bermain dalam pikiran Langit.
"Walaupun kamu janda, aku akan tetap mencintai kamu, Senja. Aku akan selesaikan semua masalah keluargaku ini dengan segera," gumam Langit dalam hatinya.
Langit akhirnya keluar dari kantor dengan masih menyimpan banyak pertanyaan. Kenapa Senja tidak jujur jika dia pernah menikah dan memiliki seorang putri?
Dengan pikiran yang masih terus tertuju pada Senja, pria itu mengendarai mobilnya menuju rumah dengan satu tujuan untuk bicara dengan Mawar, mengenai perceraian mereka. Langit ingin mengakhirinya segera.
Sampai di rumah, Langit langsung masuk. Saat dia ingin berteriak memanggil nama Mawar, pria itu dikagetkan dengan kehadiran kedua orang tuanya.
"Kamu baru pulang?" tanya Maminya Langit. Wanita paruh baya itu memandangi anaknya itu tanpa. kedip seolah minta penjelasan.
"Seperti yang Mami lihat. Kenapa bertanya begitu? Bukankah biasa jika seorang yang kerja pulang jam segini. Bahkan ada yang pulang larut malam jika lembur!" ucap Langit.
Sejak Langit dipaksa ke luar negeri dan paspornya di tahan, hubungan Langit dan Maminya memang kurang baik. Komunikasi antara keduanya jarang terjadi. Mereka jarang duduk berdua hanya untuk sekadar mengobrol. Hanya seperti dua orang asing.
"Kami ingin bicara!" ucap Mami Angel dengan suara datar.
Tanpa menjawab ucapan Maminya, Langit duduk dihadapan kedua orang tuanya. Tidak lama muncul Mawar dengan nampan berisi 3 gelas es sirup dan sepiring kue. Setelah meletakan di meja, istrinya itu ikut duduk di samping Langit.
"Apa yang ingin Mami bicarakan? Bicaralah segera, karena aku juga ingin mengatakan sesuatu!"
Mami Angel menarik napas. Memandangi suaminya, seperti berharap bantuan. Papi yang mengerti arti tatapan istrinya itu, akhirnya bicara.
"Apa benar yang Mawar katakan jika kamu ingin pisah dengannya?" tanya Papi Topan.
Langit memandangi wajah Mawar. Istrinya itu langsung menunduk saat pria itu menatapnya. Dalam hati Langit dia bersyukur jika kedua orang tuanya mengetahui maksudnya bicara tanpa harus memulai.
"Ya, aku ingin bercerai dengan Mawar," jawab Langit tegas.
Papi dan Mami tampak marah. Wajah mereka tegang. Tidak percaya Langit mengatakan semua itu dengan enteng tanpa rasa ragu.
Tidak mungkin mereka bisa mengabulkan keinginan putranya itu. Saat ini semua perusahaan kecuali yang Langit pegang saat ini, sahamnya telah dikuasai orang tua Mawar.
"Kenapa kamu ingin bercerai? Apa kamu memiliki wanita lain?" tanya Mami dengan sedikit emosi.
"Dari dulu di hati ini memang ada wanita lain. Pernikahan aku dan Mawar hanya di atas kertas. Seharusnya Mawar bersyukur kami bercerai. Dengan begitu dia bisa memulai hidup baru dengan pria yang mencintainya. Kami berumah tangga juga tidak saling cinta dan tidak juga melakukan kewajiban. Perpisahan itu jauh lebih baik."
Papi yang tidak bisa menahan emosi mendengar ucapan Langit, langsung berdiri dari duduknya dan mendekati Langit. Tangannya terangkat dan langsung menampar pipi anaknya itu dengan keras.
Langit yang tidak siap dengan serangan Papi jadi terhuyung kebelakang. Mawar yang melihat itu langsung memeluk Langit. Dia takut Papi makin menyakiti pria yang dicintainya.
"Sudah, Papi. Jangan sakiti Langit. Bisa bicarakan baik-baikan! Lagi pula ini sepenuhnya bukan salah Langit. Pasti wanita itu yang menggoda Langit sehingga dia berpikir ingin berpisah. Dulu sewaktu belum kembali ke Indonesia, tidak pernah sekalipun ada keinginan berpisah dari Langit!" ujar Mawar.
Papa menarik napas dalam dan panjang. Dia mencoba menahan amarahnya. Mami juga tampak menahan amarah dengan mere*mas tangannya.
"Siapa wanita yang telah membuat kamu berubah begini?" tanya Papi dengan suara yang tinggi.
"Bukan salah siapa-siapa jika aku meminta pisah. Semua memang keinginanku. Aku tidak pernah mencintai Mawar. Sadarlah Mawar, perpisahan ini yang terbaik untuk kita!" ucap Langit sambil memandangi wajah Mawar. Pelukan Mawar dilepas Langit dengan paksa.
"Kebaikan kamu, bukan aku. Apa salah dan kurangnya aku? Katakan saja. Agar aku bisa merubahnya sesuai keinginan kamu. Aku akan melakukan apa pun yang kamu mau asal kita tidak berpisah," ucap Mawar dengan terbata. Air mata telah turun membasahi pipinya.
Dalam hatinya Mawar bersumpah, akan melakukan apa pun untuk mempertahankan Langit. Dia tidak mau malu. Mawar telah terlanjur mengatakan pada teman-temannya jika dia telah bisa membuat Langit jatuh cinta hingga mau menikahinya. Di mana mukanya nanti jika temannya tahu jika pernikahannya harus berakhir dan semua tahu jika Langit menikahinya tanpa cinta.
...****************...
Selamat Siang, bagaimana episode kali ini. Greget ya lihat Mawar yang tetap tidak ingin berpisah. Bagaimana kelanjutan novel ini. Tetap setia ya menanti kelanjutannya.