NovelToon NovelToon
Tangan Nakal Daddy

Tangan Nakal Daddy

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Pelakor / Romansa / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Momoy Dandelion

"Apa kamu takut?" tanya Mark sembari mengusap pipi Jessy yang memerah.

"Sedikit."

Jawaban Jessy membuat Mark merasa gemas. Wajah polos wanita itu benar-benar menarik.

"It's okay. Kita memang baru pertama melakukannya," kata Mark.

Jessy mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tak kuasa menyaksikan tubuh indah Mark yang tampak kokoh sebagai tempat bersandar.

"Ayolah, kenapa kamu seperti malu-malu begini? Bukankah ini sudah biasa untukmu dan pacarmu?" tanya Mark yang melihat Jessy seakan tak mau melihatnya.

"Aku ... Belum pernah melakukan yang seperti in," lirih Jessy.

"Apa?" Mark terkejut. Ia kira hal semacam itu sudah biasa dilakukan orang yang telah berpacaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Simpanan yang Terungkap

"Tugas-tugas kuliah aman?" tanya Justin.

Lelaki itu berjalan di sebelah Jessy menuju ke area kantin. Baru saja perkuliahan mereka berakhir dan waktunya makan siang tiba.

"Entahlah, aku sudah berusaha mengerjakan semampuku yang terpenting tepat waktu," kata Jessy.

"Jangan memaksakan diri. Lakukan saja semampumu," kata Justin seraya menepuk puncak kepala Jessy beberapa kali.

"Mau makan apa kita? Biar kali ini aku yang bayar," ucap Jessy.

"Wah, kamu baru gajian? Sepertinya sedang banyak uang sampai menawariku makan?" tanya Justin.

"Uang ada walaupun tetap tidak sebanyak uangmu," jawab Jessy.

Justin tersenyum. "Kamu gunakan saja uangnya untuk hal yang lebih penting. Kalau urusan makan, biar aku saja yang bayar," katanya.

Selama pacaran Justin yang selalu mengeluarkan uang untuk mentraktir Jessy.

"Aku tidak semiskin itu juga, Justin. Biarkan kali ini saja aku yang bayar," kata Jessy.

"Baiklah, terserah kamu saja kalau memang ingin mentraktirku."

Justin akhirnya mengalah. Saat memasuki area kantin, keduanya keheranan melihat kerumunan di sana. Sepertinya telah terjadi sesuatu sampai banyak orang berkumpul di sana.

"Ada apa, ya?" tanya Jessy penasaran.

"Paling juga orang bertengkar. Sudah biasa, kan?"

"Aku mau lihat!" kata Jessy.

Saat Jessy mempercepat langkah, Justin mengejar dan menggandeng tangannya. Ia membantu Jessy agar bisa melewati kerumunan yang sangat padat.

"Mengaku saja kalau kamu memang simpanan suamiku! Dasar wanita tidak tahu malu!"

Jessy tercengang. Ia hampir tak percaya ternyata orang yang menyita perhatian banyak orang di area kantin adalah Fika, temannya sendiri. Tampak seorang wanita dengan emosi memaki-maki Fika di hadapan banyak orang.

"Tolong jangan menuduh orang sembarangan. Ada banyak orang di sini dan mereka bisa salah paham."

Dalam kondisi semacam itu, Fika bisa begitu tenang mengahadapi orang tersebut.

"Bukti? Kamu mau bukti?" wanita itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Ini buktinya!" katanya sembari menyebarkan foto-foto yang menunjukkan kemesraan Fika dengan Leon.

"Masih ada banyak lagi foto tidak senonoh kalian yang aku miliki. Apa perlu aku sebarkan di sini juga? Biar semua orang tahu kalau di kampus ini ada seorang wanita murahan sepertimu!"

"Sudah cukup. Kalau memang ada masalah denganku, kita selesaikan di tempat lain," kata Fika.

Plak! Plak!

Wanita itu memberikan tamparan yang sangat keras kepada Fika. Selain malu, Fika juga terluka secara fisik.

"Aku memang sengaja ingin bicara denganmu di sini supaya banyak yang mengenalmu. Supaya tidak ada lagi wanita seperti aku yang suaminya tega kamu goda!" wanita itu berbicara sembari menunjuk-nunjuk Fika.

Justin tiba-tiba menggandeng tangan Jessy, membuat Jessy yang sedari tadi tertegun langsung sadar. Jessy menoleh ke arah Justin yang ada di sampingnya dengan tatapan sendu.

Sebenarnya Jessy ingin membantu Fika. Namun, ia merasa tak pantas ikut campur dengan urusan orang lain. Apalagi ia merasa dirinya tidak ada bedanya dengan Fika. Dia juga seorang wanita yang rela menjadi simpanan hanya demi uang.

"Ada apa ini? Kenapa kalian membuat keributan?"

Setelah beberapa saat, akhirnya petugas sekuriti kampus berdatangan.

"Kalian mau apa berkerumun? Ayo bubar! Cepat bubar!" perintah sang sekuriti.

Satu per satu mahasiswa yang tadinya berkerumun mulai pergi. Mereka mulai membicarakan permasalahan yang Fika alami, tentu saja membahas kejelekkan-kejelekkan Fika yang tak mereka sukai. Jessy masih berdiri di sana menunggu kesempatan untuk bisa berbicara dengan Fika.

"Ibu, bisa ikut kami sebentar?" kata sang sekuriti kepada wanita asing yang tiba-tiba datang ke kampus untuk melabrak Fika.

"Pak! Kalau mau mengusir orang, usir saja dia! Dia sudah jadi wanita simpanan suami saya selama 2 tahun!" omel wanita itu.

"Iya, Ibu. Kami tidak bermaksud mengusir Anda. Kami hanya menjalankan perintah untuk mempertemukan Anda dengan Pak Dekan," kata sang sekuriti dengan nada sabar.

"Oh, baguslah! Saya sangat ingin tahu bagaimana kampus ini mendidik mahasiswanya sampai ada yang tega merusak rumah tangga orang!"

"Siapa yang merusak rumah tangga kalian? Kapan saya melakukannya?" Fika mulai terpancing untuk marah. Sembari memegangi pipinya, ia meluapkan kekesalannya.

"Lihat ini, wanita yang tidak tahu diri! Sudah banyak bukti kemesraan dengan suami orang tapi masih tidak mau mengaku!" wanita itu hampir maju menyerang Fika, namun sekuriti lebih dulu mencegahnya.

"Kalau saya berniat menjadi perusak rumah tangga orang, pasti sudah lama saya suruh Mas Leon meninggalkan Anda dan anak-anak Anda!" tegas Fika.

"Kurang ajar kamu!" wanita itu kembali ingin menyerang Fika.

"Sudah, sudah .... Mari kita selesaikan saja di kantor Dekan," kata sang sekuriti.

"Mba Fika silakan juga ikut kami," pinta sang sekuriti.

Akhirnya Fika dan wanita itu mau menurut. Meskipun sama-sama emosi, keduanya tetap mengikuti kemana para sekuriti itu membawa mereka.

"Jessy, apa kita jadi makan sekarang?" tanya Justin.

Jessy terlihat bingung. Ia ingin bicara dengan Fika, namun para sekuriti lebih dulu membawa temannya pergi.

"Iya, Justin, kita makan saja dulu," kata Jessy dengan nada lemas.

Keduanya menuju ke tempat penjual untuk menyebutkan makanan yang ingin mereka pesan. Setelah pesanan dicatat, mereka duduk di salah satu bangku kantin.

"Kamu pasti sangat mengkhawatirkan Fika, ya?" tanya Justin. Ia tidak tega melihat wajah sendu yang Jessy perlihatkan.

Jessy mengangguk pelan.

"Aku bingung mau berkomentar apa. Tapi, aku tidak menyangka kalau Fika seperti itu."

Perkataan Justin semakin membuat Jessy merasa bersalah. 'Andai kamu tahu yang sebenarnya tentang aku, Justin. Apa kamu akan langsung membenciku?' tanya Jessy dalam hati.

Tak lama berselang, makanan yang mereka makan datang.

Bakso yang biasanya menjadi menu favorit Jessy, siang ini terasa hambar. Ia tidak merasakan sedikitpun kelezatan di makanan kesukaannya.

"Sepertinya aku kenal dengan wanita itu," kata Justin.

Jessy mengangkat kepalanya menatap Justin. Ia ingin mendengarkan cerita yang Justin sampaikan.

"Kalau tidak salah dia Ibu Rosita istrinya Pak Leon, pemilik perusahaan lobster yang biasa diekspor ke luar negeri. Mereka sudah lama menikah dan memiliki 4 orang anak. Setahuku Ibu Rosita belum lama melahirkan putra bungsunya beberapa bulan lalu karena aku sempat mengantar ibuku menjenguk bayinya."

Napas Jessy seakan terasa sesak. Ia memposisikan dirinya sebagai Fika. Ia akan sangat merasa bersalah jika melukai istri sah dari lelaki yang selama ini membiayainya.

Jessy bukan takut perselingkuhan mereka ketahuan. Ia juga bukan takut untuk dipermalukan. Ia hanya takut suatu saat akan menghancurkan keharmonisan keluarga wanita lain.

"Aku rasa Fika akan kena masalah besar kali ini, Jess. Ibuku kenal dengan Ibu Rosita. Dan Pak Leon juga bukan orang sembarangan."

"Ah, sudahlah, Jessy! Kamu jangan terlalu memikirkannya. Semua itu masalah Fika, biar dia yang menyelesaikannya sendiri. Kita lanjut makan saja."

1
Raflesia 4012
makasih hiburannya thoor/Sly/.selamat berkarya /Determined/
Yati Haryati
rumit bgt yak jdi jessi
Catur Rini
dasar jessy gatel, katanya gak mo ngrusak rmh tangga orng lain, mo dicium justin kok diem aja.....
Catur Rini
aneh ceritanya
Catur Rini
gobloknya jessy, orng yg biasa hidup mewah kok mo di ajak hidup kere, mbok ua punya otak tu dipaki to jess
Catur Rini
hah gemes,definisi org bodoh ni macam jessy
Catur Rini
katanya mahasiswa pinter, tapi pikirannya goblok, cerita harusnya disesuaikan dong sama karakter, mahasiswa sekarang tu pinter2, sebelum pergi ke negara orng tu mereka udh browsing dulu karakter negaranya, kan jd rancu ceritanya....padahal alurnya udh bagus lho...cuma agak rancu dikitlah.....
Catur Rini
ini kan ceritanya orng indo ya, kok mukanya bule semua, agak real dikitlah.....
Ayu Galih
Bagud alur ceritanya karya kk author is the best🤗🤗😍😍😍😍
Ana Rusliana
Luar biasa
♡Ñùř♡
suka🥰
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Dwisur
sentuhan pertamanya mana ..?
Dwisur
iih...Jesy..kok gitu sich .
realistis dunk
@Al**
/Good/
vj'z tri
what 😱😱😱😱😱
Sofiyana Sofi
plislah kalo buat tokoh cerita jgn yg baik kebangetan ya thor
Eva Nietha✌🏻
Jumpa lagi
Ibelmizzel
jessi terlalu Maruk😁😁😁
Ibelmizzel
Jessy murah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!