Agen Tampan Dan Gadis Pembuat Onar

Saat sedang menikmati makanannya, ponsel Zuin bergetar. Gadis itu cepat-cepat memeriksanya. Ia pikir mungkin ayahnya yang menelpon atau kak Nevan, setidaknya untuk memberitahukan kabar mereka. Sayang sekali gadis itu lagi-lagi harus bersabar karena yang menelpon bukanlah orang yang dia harapkan, namun sosok pemaksa yang tinggal bersamanya sekarang. Sih penelpon adalah Dastin, siapa lagi yang bisa berhubungan dengannya via telpon kalau bukan ayahnya, Nevan, Ketty, Nako dan terakhir adalah laki-laki itu. Dastin memang baru akhir-akhir ini sering menelponnya, tapi sekali menelpon, kepalanya sudah dibuat pusing. Laki-laki itu terlalu sering mengancamnya. Memangnya dia bisa kabur kemana coba sekarang?

"Siapa?" tanya Kyle. Ia merasa penasaran siapa orang yang menelpon gadis itu.

"Musuh bebuyutanku." sahut Zuin asal, kemudian berdiri dari duduknya untuk mengangkat panggilan Dastin. Bukannya tidak mau Kyle dan Ketty mendengar pembicaraan mereka, ia hanya takut menjadi perhatian orang-orang di dalam restoran itu kalau tiba-tiba Dastin memancing emosinya dan mereka berdebat di telpon.

Kyle sendiri penasaran dengan musuh bebuyutan yang dimaksud oleh Zuin. Pandangannya beralih ke Ketty seolah ingin gadis itu itu menjawab rasa penasarannya.

"Mungkin itu Dastin, pria yang tinggal bersama Zuin sekarang. Yang disuruh papanya buat jagain dia." ucap Ketty menjelaskan dengan suara yang sengaja dibuat selembut mungkin. Kyle tampak berpikir, ada rasa tidak senang dalam hatinya. Tapi ia langsung teringat kalau Lucas, sekretarisnya itu pernah bilang tentang seorang laki-laki yang diberikan kepercayaan oleh Barry buat menjaga dan mengawasi putrinya tersebut.

Waktu itu Kyle merasa biasa saja, karena dia tidak merasa tertarik sama sekali pada putri sahabatnya itu. Tapi sekarang, situasinya berubah. Ia tiba-tiba punya perasaan lebih pada Zuin yang menyebabkan dirinya tidak suka Zuin tinggal dengan laki-laki lain. Rasa tidak suka itu tampak sangat jelas di raut wajah Kyle. Apalagi ketika Zuin kembali dan bilang mau pergi lebih dulu.

"Makananmu belum habis, habiskan dulu setelah itu kuantar pulang." ujar Kyle. Gaya bicaranya tidak selembut tadi dan agak dingin. Ketty sejak tadi mengamati perubahan pria itu. Raut wajahnya sedikit kecewa. Ia tahu benar Kyle pasti cemburu mengetahui Zuin tinggal dengan laki-laki lain. Sesaat Ketty berpikir, kenapa tidak dirinya saja yang disukai oleh lelaki itu, kenapa harus Zuin? Zuin memang sahabat baiknya, tapi terkadang ia merasa iri saat lelaki yang diincarnya malah mengincar gadis itu. Zuin sangat beruntung, menurutnya.

"Tidak perlu, aku naik taksi saja. Ketty," pandangan Zuin berpindah ke Ketty. Ketty menaikkan wajah menatapnya.

"Ket, maaf ya aku harus pulang lebih dulu. Kamu makan saja dulu. Kyle, tolong anterin sahabatku sampai rumah ya. Bye..." gadis itu tersenyum lebar, menepuk pelan bahu Kyle dan langsung berbalik keluar dari restoran itu.

Kyle hanya menatap kepergian Zuin dengan wajah datar. Ekspresinya kembali dingin seperti biasa. Sungguh, ia benar-benar ingin melihat laki-laki seperti apa sih Dastin itu, apa laki-laki itu pantas bersaing dengannya atau tidak. Kyle merasa perasaannya sangat galau setelah Zuin pergi, ia merasa kesal.

Pria itu bahkan tidak sadar kalau didepannya masih ada sahabat Zuin yang namanya dia tidak tahu itu. Zuin memang memanggil nama gadis itu tadi, tapi Kyle lupa. Ia terlalu sibuk dengan perasaannya terhadap Zuin, dan rasa cemburunya kepada laki-laki bernama Dastin itu.

"Ehem..." Ketty berdeham. Ingin membuat pria didepannya sadar kalau masih ada orang lain di meja itu. Ia merasa lega karena dirinya berhasil mengalihkan perhatian Kyle.

Lelaki itu sekarang menatapnya.

"Siapa namamu?" tanya pria itu sekedar basa-basi.

"K..Ketty." sahut Ketty menunduk malu-malu.

"Maaf Ketty, aku ada urusan penting habis ini. Kau bisa pulang sendirikan?" ujar Kyle menatap wajah Ketty. Cantik, tapi sekali lagi tidak membuat dirinya merasa tertarik sama sekali. 

Terus terang mendengar ucapan pria itu membuat Ketty merasa agak kecewa. Padahal dia sudah senang akan berdua saja di mobil dengan lelaki tampan itu, eh Kyle malah terang-terangan menolak untuk mengantarnya. Kenapa sih? Apa hal dalam dirinya yang membuat Kyle tidak suka, ia akan merubahnya.

Ketty merasa kali ini dia memang bukan hanya terlena atau suka sesaat pada laki-laki tampan itu, ia serius menginginkan diantara mereka ada hubungan yang lebih dari itu. Sungguh, apakah ini bisa dibilang cinta pada pandangan pertama?

"Aku bisa bertemu denganmu lagi kan?" entah keberanian darimana, pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Ketty. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Sekarang ini tidak ada salahnya kan kalau cewek yang ngejar?

Didepan sana, Kyle menatap gadis itu cukup lama, dengan raut wajah heran. Ia menertawai Ketty dalam hati. Berani juga perempuan ini. Tapi tidak apa-apa. Memang ada banyak wanita yang suka mengejarnya. Paling-paling mereka akan berakhir diatas ranjang satu malam.

"Kau menyukaiku?" tanya Kyle langsung. Ia tidak suka bertele-tele. Sementara Ketty yang kaget mendapatkan pertanyaan pria itu, langsung menunduk malu. Namun dia tetap menjawab dengan anggukan.

Kyle tersenyum menyeringai, kali ini pandangannya fokus kebagian tubuh Ketty. Ia tidak menampik temannya Zuin ini memiliki bentuk tubuh yang bagus, meski tidak bisa membangkitkan gairahnya seperti waktu dirinya melihat Zuin, tapi ia tidak akan menolak kalau gadis didepannya ini dengan rela mau berhubungan badan dengannya. Masalah hati, ia tidak bisa memberikannya. Hatinya milik Zuin, sudah dia pastikan itu.

"Aku ingatkan padamu, aku bukanlah pria baik-baik. Kalau kau ingin status, aku tidak bisa memberikannya. Tapi kalau kau ingin tubuhku, kau bisa datang kapan saja ke tempatku. Kita lihat sejauh mana kau bisa memuaskan aku." ucap Kyle dengan sorot mata tajam. Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya dan menyodorkannya pada Ketty.

"Itu adalah kunci apartemenku. Alamat dan nomor kamarnya sudah ada sekalian disitu. Ingat, pikirkan baik-baik sebelum kau datang. Aku tidak mau Zuin mengamuk-amuk padaku karena mengambil keperawananmu. Sebaiknya jangan sampai Zuin tahu kalau kau seandainya kau dan aku telah berhubungan intim. Kau masih perawan bukan?" Kyle sedikit mengecilkan suara di kalimat terakhirnya. Menurutnya Ketty memang masih gadis perawan, jika dilihat dari penampilan dan gayanya yang sama sekali tidak berpengalaman saat berinteraksi dengan pria. Benar atau tidak, bisa dibuktikan nanti kalau gadis itu nekat datang ke apartemennya. Kyle memang tidak pernah mau memaksa wanita bercinta dengannya, ia ingin mereka memberi diri mereka sendiri padanya. Ia punya semuanya untuk membuat mereka datang sendiri.

Karena Ketty terus menunduk, Kyle akhirnya memilih pergi. Meninggalkan gadis itu yang mungkin masih kaget dengan perkataannya. Ciri-ciri gadis perawan yang belum ada pengalaman sama sekali ya begitu. Kyle bahkan berharap gadis itu akan syok berat mengetahui sikap aslinya. Dengan begitu, ia tidak perlu meladeninya.