Rissa adalah wanita yang telah memiliki seorang suami yang begitu mapan. Namun dalam kehidupan rumah tangganya ia tidak pernah merasakan bahagia. Suaminya seolah tak memperdulikannya, bahkan ia jarang sekali mendapatkan nafkah batin dari suaminya.
Namun secara diam-diam, ia mendambakan suami kakak tirinya, Reza. Keinginan untuk memiliki semakin hari semakin kuat. Apalagi ketika suaminya tiba-tiba menceraikan dirinya dan menikahi wanita lain.
Akankah Rissa menjadi pengganggu rumah tangga kakak tirinya menjadi seorang pelakor, sementara Reza begitu mencintai Rika, istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada yang salah
Aku melihat sorot mata Reza yang menatapnya Lang ke arah Chandra. Sorot mata yang begitu menghunus dan membuat Candra bergeming seketika.
Candra segera menjauhkan tubuhnya dariku.
Kulihat Reza berjalan ke arahku. Dia menarikku ke belakang tubuhnya. Seolah-olah pria itu hendak melindungiku dari buaya darat Chandra.
"Kau calon istri Dira, untuk apa kau mendekati Rissa?!" Reza berkata dengan masih menatap tajam ke arah Chandra.
"Aku tidak mendekati Rissa, tadi aku hanya menyuruhnya untuk membuatkanku kopi, jadi apa salahnya?"
Reza tak mengatakan apapun lagi. Namun ia langsung menarik tanganku dan membawaku menjauh dari Chandra.
Aku merasakan pergelangan tanganku yang sedikit sakit karena tangan desa mencengkram tanganku dengan kuat.
"Mas Reza, lepaskan tanganku," ucap ku. Tapi Reza seolah tuli, ia tak mendengarkan ucapanku sama sekali. Tanganku terus saja ditariknya hingga sampailah di halaman belakang rumah ini.
"Kenapa kamu mau saja didekati oleh pria itu?!" Tatapan Mas Reza menghunus kedalam mataku. Rasanya begitu menakutkan. Tiba-tiba terasa hawa begitu dingin yang menyelimuti sekujur tubuhku kalau melihat tatapan menakutkan darinya.
"Aku tadi sudah berusaha pergi, Mas. Tapi pria itu...."
"Sudah lupakan. Lebih baik sekarang kamu bersiap-siap membawa baju secukupnya untuk ke villa pria itu. Selama di sana Aku akan menjagamu. Sepertinya pria itu tengah mengincar mu." Mas Reza berkata dengan begitu dingin. Entah apa yang membuat pria itu begitu marah. Mungkinkah karena Candra mendekatiku? Kalau benar, sungguh membuatku begitu berbunga.
"Baik, Mas," ucap ku patuh. Aku segera berjalan menuju ke kamar ku untuk menyiapkan pakaian yang akan ku bawa nanti. Dengan Mas Reza yang mengikuti ku di belakang. Mungkin dia takut jika Candra kembali mendekatiku.
Dalam langkahku aku teringat tentang kejadian semalam. Aku pun menghentikan langkahku. Kulihat Mas Reza juga menghentikan langkahnya.
Aku ingin bertanya kepada Mas Reza perihal kejadian semalam apakah nyata ataukah tidak. Namun setelah aku pikir-pikir lagi, Aku mengurungkannya untuk bertanya. Bisa malu Aku jika Mas Reza tidak melakukannya. Mau di taruh di mana nanti mukaku.
Akhirnya aku pun memutuskan kembali melangkahkan kakiku. Aku segera memasuki kamarku ketika sampai di depan pintu kamarku.
Sore hari pun tiba.
Saat ini kami benar-benar berangkat ke villa milik Chandra yang ada di puncak.
Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam hingga kami sekarang pun sampai di tempat tujuan.
Mbak Rika dan Dira berlari berhamburan keluar ketika sampai di halaman villa yang cukup megah itu. Mereka nampak takjub melihat pemandangan dan juga kemewahan villa tersebut.
Lalu Aku menatap Mas Reza yang terlihat biasa saja melihat villa tersebut. Pria itu seperti biasanya. Dia akan selalu cuek dengan apapun.
Kami semua segera memasuki villa tersebut. Tidak di pungkiri, Aku sendiri pun sebenarnya takjub melihat kemewahan villa milik Chandra. Tapi Aku tidak menunjukkan ekspresi ku. Bahkan Aku sama sekali tak berkomentar. Aku tidak ingin buaya itu besar kepala karena pujianku.
Candra menunjukkan dimana letak kamar kami. Mbak Rika dan Reza satu kamar, sementara kamarku dan Dira terpisah. Dan kamar Candra yang berada di tengah antara kamarku dan Dira.
Tak mau memikirkan apapun, Aku segera memasuki kamarku karena merasa badanku begitu lelah. Aku ingin sekali tidur mengingat hari sudah larut.
Aku hanya ingin tidur saat ini. Hingga Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan oleh yang lainnya.
Aku langsung menenggelamkan diri ku dalam kasur empuk di depan ku setelah sebelumnya Aku mengunci pintu kamar ku. Aku tidak ingin kecolongan kalau-kalau Candra berbuat kurang ajar padaku.
Tapi baru setengah tidur, ku dengar pintu kamar ku yang di gedor dengan kerasnya membuatku terusik dari kantukku.
Ku dengar suara Mbak Rika yang memanggil ku. Aku pun bergegas turun dari kasur ku dan membukakan pintu untuk Mbak Rika.
"Ada apa Mbak?" tanyaku.
"Maaf ya, Mbak mengganggu tidur mu. Itu tadi Candra membeli jagung bakar. Kita makan sama-sama ya. Mbak kayak gimana gitu kalau kamu gak ikut makan bareng kita."
"Ya ampun Mbak, Aku kira ada apa. Yaudah Aku cuci muka sebentar." Aku akhirnya menyetujui ikut Mbak Rika. Mendengar jagung bakar membuat ku juga ingin memakan makanan itu.
Aku segera mencuci muka ku dan beringsut mengikuti Mbak Rika. Ternyata di sana sudah ada yang lainnya.
Terlihat Dira terus saja mengapit lengan Candra. Sementara Rika langsung menyusul Reza dan juga mengapit lengan Reza. Duh, Aku bagai obat nyamuk saja.
Namun Mbak Rika langsung menyuruh ku untuk duduk di sebelah kiri Reza, sementara dirinya di sebelah kanan.
Aku menurut saja. Segera ku dudukan diriku di antara Reza dan Mbak Rika.
"Mas Reza, Aku ingin Kau menikahi Rissa tiga hari lagi," ucap Mbak Rika tiba-tiba, membuat ku begitu terkejut. Begitu juga Aku melihat yang lainnya sama terkejutnya.
"Jadi Rissa benar-benar akan menjadi madu Mas Reza?" Dira bertanya dengan wajah terkejut. Aku mengerutkan kening ku melihatnya. Aku merasa ada yang aneh dari apa yang ku lihat.
Sedari tadi memang tangan Dira terus mengapit lengan Candra. Tapi pandangannya terus saja melirik ke arah Reza. Tapi mungkin itu cuma atensi ku saja.
"Iya, Dira. Mbak tidak ingin Mas Reza tidak ada yang mengurusi kalau Mbak kerja nanti," tutur Mbak Rika.
Dira tampak mencebik. Lalu ia mengajak Candra entah kemana. Kulihat Mbak Rika hanya menggelengkan kepalanya saja melihat sikap Dira.
"Sudah, jangan hiraukan mereka, Rissa. Kita makan saja jagung bakarnya," ucap Mbak Rika. Aku menganggukkan kepalaku menyetujui.
"Biar Aku saja yang menyuapi mu, Sayang." Reza berkata dengan begitu mesra. Bikin Aku merasa iri saja. Aku pun juga ingin di suapi, Reza. Batinku menjerit.
Tapi tiba-tiba Mbak Rika mengatakan bahwa ia sudah mengantuk dan ingin tidur. Aku mengerutkan dahi. Pandangan ku mengarah pada jagung bakar yang ku pegang. Seperti ada yang tidak beres di sini. Aku pun mengurungkan niatku untuk memakannya.
Ku lihat Mbak Rika sudah tertidur di pangkuan Reza.
"Mas Reza, jangan di makan jagung bakarnya," seruku. Reza mengangguk. Sepertinya dia juga menyadari ada yang salah.
"Aku akan membawa Mbak mu dulu ke kamar." ucapnya, Aku mengangguk.
Aku menatap Reza yang perlahan menghilang ketika menggendong istrinya menuju kamar mereka.
"Rissa." panggil Candra. Ya Aku tahu itu suara Candra.
Aku menoleh, pria itu berjalan dan duduk di samping ku. Malas sekali Aku berbicara dengannya. Ku putuskan untuk beranjak dari sana. Namun Candra menarikku kembali untuk duduk.
"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu. Tolong duduklah sebentar," ucap Candra menatap ku begitu memohon.
akhirnya nikah juga Rissa walaupun nikah sirih