Hasrat Mencintai Suami Orang
Pagi itu, Aku dan suamiku Alfin, terkejut tatkala Reza masuk begitu saja kedalam rumah kami. Pria yang berpenampilan urakan itu meminta izin kepada suamiku untuk mengajakku pergi ke pesta ulang tahun temannya.
"Hai adik ipar. Aku ingin mengajak istrimu untuk ke acara ulang tahun temanku."
"Maaf mas Reza, tapi aku...."
"Tidak apa-apa mas. Bawa saja Rissa." ucap suamiku membuatku menoleh kearah suamiku.
Aku menatap suamiku tak percaya. Bagaimana bisa suamiku menyerahkan diriku kepada pria urakan seperti Reza. Apa tidak ada rasa cemburu di hatinya?
"Mas!" Aku menatap tajam suamiku. Bermaksud untuk memperingatkan suamiku itu. Namun, dia malah cuek dan nampak cengengesan di depan Reza.
Suamiku memang merasa sungkan dan sedikit takut kepada Reza. Pria urakan yang sering berbuat kasar seperti preman pasar. Dan suamiku sama sekali tidak ada perlawanan. Ia menyerahkan ku kepada Reza begitu saja seperti pengecut.
"Cepat ganti bajumu. Aku tidak mau jika dia memukuliku!" Suamiku berbisik setengah mengancam ku.
Aku benar-benar tidak habis pikir dengan mas Reza. Dia begitu sungkan dengan Reza, tapi dia tidak pernah memikirkan tentang perasaan ku. Dia suamiku, seharusnya dia melindungi ku, istrinya.
"Kau harus dandan cantik, Mbak Rissa." ucap Reza menatapku. Aku merasa risih melihatnya menatap ku dengan tatapan nakalnya. Tatapannya seolah-olah menembus pada apa yang ada di balik pakaianku.
Terpaksa Aku beranjak dari kursi ruang tengah dan menuju kamarku. Hatiku begitu tak menentu rasanya, antara jengkel, sedih dan marah. Kenapa suamiku menyerahkan ku kepada Reza dan terlihat seperti tanpa beban? Aku sering sekali bertanya dalam hati apakah suamiku itu benar-benar mencintaiku.
Sebenarnya Reza bukanlah orang asing. Dia adalah suami kakak tiri ku, Rika. Karena kakak tiri ku di pindah tugaskan dari pekerjaannya di luar kota, maka Reza tinggal sendirian di rumah milik kakak tiri ku yang kebetulan berada di samping rumahku. Reza memilih tidak ingin ikut dengan kakak tiri ku dan menetap di rumah. Namun itu malah membuat ku dan suamiku begitu resah karenanya.
Reza itu seorang berandalan. Dia seperti preman pasar yang akan nekat melakukan kekerasan jika menyinggung hatinya. Makanya suamiku tidak ingin berurusan dengannya. Ia terlalu takut dengan Reza yang memang notabenenya lebih kekar badannya di bandingkan dengannya.
Aku tidak pernah menyangka kenapa kakak ku bisa-bisanya menikah dengan preman macam Reza. Padahal keseharian pria itu hanya lontang-lantung tidak jelas. Bahkan Aku sering sekali memergoki Reza yang suka membawa wanita ke dalam rumah kakakku ketika kakak ku di luar kota.
Kembali lagi ke posisiku di depan cermin. Aku berdecak kesal karena ternyata pakaianku banyak yang belum kering. Sehingga pakaian tertutup milikku banyak yang di pakai. Kebetulan tadi pagi Aku baru mencucinya.
Sekarang tinggal pakaian terusan tanpa lengan dan tidak sampai selutut di dalam lemari ku. Rasanya Aku tidak nyaman jika memakai itu untuk pergi bersama Reza, karena pakaian itu terlalu seksi menurutku.
Namun,mau bagaimana lagi? Tidak ada lagi pakaian lainnya. Aku harus memakai pakaian itu karena memang hanya itu yang tersisa.
Aku merias wajah ku sejenak dengan make up tipis di wajah ku, kemudian baru Aku keluar kamar. Aku melihat Reza yang menatap ku dengan tatapan tak biasa. Lebih tepatnya menatapku nyalang dengan bentuk tubuh ku yang berisi di bagian tertentu. Aku sudah menebak apa yang ada dalam pikirannya.
"Lihatlah Rissa sudah siap, Mas. Silahkan di bawa orangnya," ucap suamiku, Alfin.
Ingin sekali rasanya Aku memukul kepala suamiku. Mulutnya begitu entengnya berkata seolah Aku ini barang yang dijual belikan. Apa lagi Aku menggunakan pakaian yang terlihat seksi seperti sekarang ini. Tapi dia tidak ada niat untuk mempertahankan istrinya.
"Mbak terlihat seksi sekali. Bisa-bisa nanti para tamu undangan melihatnya ke Mbak, bukan ke yang berulang tahun." Suara bariton Reza terdengar memujiku. Terselip nada nakal dari suara Reza. Aku hanya sedikit tersenyum, risih sekali Aku mendengarnya.
Tanpa menatap suamiku Aku berjalan mengikuti Reza menuju motor kesayangannya. Aku tidak tahu motor apa itu. Yang jelas motor itu motor yang kata orang-orang melebihi harga mobil. Dan itu sudah Reza modifikasi menjadi sedemikian rupa. Dasar Reza, hobinya memang tentang otomotif. Berbeda sekali dengan suamiku yang mengutak-atik mobil saja dia tidak pernah.
Aku melihat jok motor itu dengan melongo. Bagaimana Aku menaiki motor tersebut? Tidak mungkin kan jika Aku menaikkannya dengan posisi mengangkang.
Aku tersadar kala mendengar suara Reza yang menyuruh ku untuk naik ke motornya. Pria itu rupanya sudah menghidupkan mesin motornya.
Aku tergagap, kemudian Aku pun mulai menaiki motor tersebut dengan duduk menyamping. Tanganku ku gunakan untuk menutupi paha mulus. Aku melihat Reza tersenyum nakal saat melirikku.
Tanpa di duga, Reza melepaskan jaket yang ia pakai dan menyerahkannya kepada ku. Aku menerimanya dan menutupi paha mulus ku. Sekarang Aku dapat melihat tubuh kekar Reza yang tercetak begitu indah di depan mataku. Tubuh kekar dan sangat atletis. Tanpa sadar Aku menggigit bibir ku melihatnya.
"Te-terimakasih," ucap ku sedikit gugup. Entah mengapa tiba-tiba Aku menjadi gugup seperti orang bodoh saja. Aku berusaha untuk bersikap senormal mungkin di depan Reza. Namun jaket Reza begitu harum parfum khas cowok yang begitu menusuk hidungku. Wanginya tidak menyengat dan begitu soft untuk
Selera cowok. Dan Aku begitu menyukainya.
"Sudah siap? Ayo pegangan," ucap Reza menyuruhku.
Aku hanya mengangguk. Satu tangan ku memegang jaket Reza menutupi pahaku sementara tangan yang lainnya memegang pundak Reza untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh. Kurasakan pundak Reza yang begitu kokoh, sungguh laki banget menurutku.
Reza mulai melajukan motornya. Hingga hidungku kembali mencium wangi tubuh Reza yang menguar ketika di terpa angin dari depan. Aku jadi membayangkan bagaimana jika Aku bersandar pada dada bidangnya yang terlihat begitu menggiurkan, apalagi ketika kulit gelapnya berkeringat. Pasti itu akan begitu menggoda libidoku.
Astaga Rissa! Bisa-bisanya Aku berpikir seperti itu. Dia adalah suami kakak tiri mu sendiri. Kenapa Kau bisa mengagumi pria yang selama ini selalu mengganggu keluarga mu? Sadarlah Rissa.
***
Selama di pesta ulang tahun, Reza membiarkanku memakai jaketnya. Dia juga tidak meninggalkan ku walaupun dia berbincang dengan para temannya. Dia benar-benar menjagaku dan bertanggungjawab karena sudah mengajak ku bersamanya. Sungguh berbeda sekali dengan sikap biasanya yang selalu kasar dan sering membentak suamiku. Aku melihat sisi lain dalam dirinya.
Kami tidak berlama-lama datang ke acara ulang tahun tersebut. Setelah memakan hidangan yang disajikan dan menyalami pemilik acara, kami bergegas pulang.
Di perjalanan, pikiranku menjadi kacau. Aku memikirkan tentang Reza yang mungkin saja akan membawaku ke tempat yang sepi, mengingat pakaianku yang begitu seksi. Aku membayangkan bibir Reza dan nafas hangatnya menerpa wajahku.
Ah! Lagi-lagi pikiran ku menjadi begitu liar. Aku segera menghapus pikiran ku. Maklum, akhir-akhir ini suamiku tidak pernah menyentuh ku karena dia sering sekali pergi ke luar kota untuk proyek besarnya, hingga Aku merasa begitu terabaikan.
Dan seharusnya saat ini Aku menemani Suamiku dalam liburnya. Bermanja-manja melepas rindu setelah beberapa Minggu tidak bertemu. Namun, Reza telah mengacaukan semuanya.
Kedekatan ku dengan Reza saat ini membuatku begitu gelisah. Menyentuh pundaknya yang kokoh dan mencium aroma tubuhnya membuat pikiranku kemana-mana. Bahkan membuat imajinasi ku, Reza akan membawaku ke tempat yang sepi.
Lagi-lagi pikiran ku meleset. Ternyata Reza membawaku pulang ke rumah. Aku kembali merutuki pikiran ku yang kemana-mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nur Evida
nyimak thor
2022-11-23
0
mom arzy
bojone gendeng... 😌😌😌
2022-10-10
0
Jefri Anto
hadir Thor😀
2022-08-01
0