Takdir buruk mempertemukan Renata Gayatri dengan Bian Aditya Mahesa dalam sebuah ikatan yang tak mereka harapkan.
“ Menikahi bocah ingusan ? Ayolah mi, Bian sudah 29 tahun ! Bian bisa merawatnya tanpa menikahinya. " Tolak Bian tegas.
Pada akhirnya seberapa keras melawan, Takdir dan kehendak Tuhan lah yang menentukan.
Cinta dan Benci
Surga dan Neraka
Bian ciptakan dalam kehidupan Renata, memebelenggu dan menjerat Renata agar jiwa nya mati perlahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black moonlight, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
New Life
Dengan jawaban mantap dan sudah di pikirkan sematang mungkin, Renata pun menerima tawaran Dirly. Untuk pekerjaan pertamanya, Dirly mengajak Renata untuk melakukan kunjungan kerja ke pabrik.
“ Katanya gak gede, ini sih gede banget .. " Ucap Renata sambil berbisik saat menyusuri tiap penjuru pabrik.
“ Kalo di kota besar bisa lebih gede lagi dari ini lah "
“ Segini aja udah gede, karyawannya banyak ? " Tanya Renata penasaran.
“ Banyak, ratusan. Nanti Lo juga bakal terima datanya. Tugas Lo bantuin gue ngelola pabrik ini mulai dari kordinasi sama bagian SDM, bagian teknik, bagian pemasaran dan banyak lagi. Lo harus atur jadwal gue disini sekaligus di kampus biar gak bentrok " Jelas Dirly.
“ Ok paham .. " Renata tersenyum semangat.
“ Gitu dong jangan galau mulu. Apapun dan siapapun yang bikin kepala Lo pusing mending Lo buang jauh jauh. "
Maunya sih gitu Kak, tapi masa gue buang laki gue ..
Renata menyentuh setiap detail yang ada di ruangannya, meja yang lengkap dengan komputer di depannya, sofa kerja yang empuk, ruangan ber-ac dan juga kartu identitas pekerja. Entah mengapa ada rasa kepuasan tersendiri untuk Renata.
Dirly mengajarkan banyak hal agar Renata mulai beradaptasi dengan kebiasaan, cara kerja dan lingkungan baru.
“ Look at you .. Kita harus mulai dari cara pakaian kamu. Masa asisten gue gayanya kaya berandalan sih " Keluh Dirly saat melihat Renata yang hendak kerja hanya mengenakan pakaian santai. Ya mau bagaimana lagi memang hanya itu itu saja pakaian yang Renata punya.
“ Yaudah fasilitasin dong pak Dirly. Gue kan emang gak punya baju kantoran. Lagian gak kepikiran juga mau kerja kantoran " Jawab Renata.
“ Ayo, gue permak Lo sampai gak ada yang ngenalin Lo lagi " Dirly menarik tangan Renata begitu saja.
“ Eh .. Eh mau kemana ? "
“ Udah jangan banyak omong deh " Dirly memaksa Renata masuk ke mobil nya lalu membawa Renata ke sebuah butik yang ternyata milik kakak perempuannya, Gisella.
Dirly meminta Renata mencoba berbagai baju, setelah mendapat beberapa setelan baju yang cocok, Dirly mengajak Renata pergi ke salon langganan Gisella. Dengan senang hati Gisella juga ikut mengantar untuk mengajari Renata memilih riasan terbaik bagi dirinya.
“ Taaarraaaa .. " Ucap Gisella saat membawa Renata keluar ke ruang tunggu tempat dimana Dirly dengan setia menanti mereka.
“ Gimana ? Cantikkan ? " Tanya Gisella pada adiknya, namun Dirly yang terpesona oleh Renata hanya membeku kagum.
“ Heh Dirly ! " Panggil Gisella.
“ Hah ? Iya gimana gimana kak ? "
“ Cantik kan ? Suka gak Lo ? Gue tanya malah ngelamun " Gerutu Gisella.
“ Cantik .. " Dirly menjawab jujur sambil mengangguk kan kepalanya, jawaban Dirly berhasil membuat pipi Renata memerah tersipu malu dan segera meminta ijin ke toilet sebelum mereka melihat perubahan wajahnya.
“ Kamu udah cantik de .. Tinggal perlu polesan aja. Oya kamu tuh cewek pertama yang di bawa si berandal itu ketemu Kakak. Kakak yakin kamu spesial banget buat dia " Ucap Gisella saat masuk menyusul Renata ke toilet.
Renata terlonjak sesaat mendapati Gisella mendekatinya lalu berdiri di samping nya sama sama menghadap cermin di wastafel sambil mencuci tangan.
“ Makasih kak, tapi aku sama Dirly cuma temenan biasa " Jelas Renata takut terjadi ke salah pahaman.
“ I know, but I wish it would be more .. " Jawab Gisel dengan santainya.
Mereka keluar dari toilet bersama disambut dengan ekspresi masam dari Dirly yang sudah lama menunggu.
“ Dasar wanita, dimanapun tempat nya pasti bergosip. Apa kalian habis bergosip juga di dalam ? "
“ Ya ge abis ngegosipin Lu berandal .. Gue lagi bacain ajian semar mesem biar si cantik ini jatuh hati sama Lo. Puas ? "
“ Apaan sih Kak .. Sotoy banget Lo " Dirly berusaha menutupi perasaannya namun tentu saja Gisella kakak nya, tau bagaimana dirinya.
Setelah puas berbelanja sampai malam merekapun mengajak Renata untuk makan malam di restaurant sebuah hotel berkelas. Dirly harus bersyukur karena suami kakaknya merupakan pengusaha tajir melintir sehingga dirinya tak harus menanggung jamuan malam ini.
Renata memicingkan matanya tajam, ada sosok pria tinggi tegap dengan wajah menawan tak jauh dari tempatnya duduk, pria yang sangat di kenalnya bahkan berstatus sebagai suaminya selama 6 bulan ini.
Mungkin gelombang magnet antara mereka cukup kuat, hingga tanpa sebab Bian ya Bian yang sedang menunggu jamuan malamnya tiba tiba saja mendongakkan kepala ke arah yang dimana Renata berada.
Bian menatap bingung, lalu sesaat mengalihkan pandangannya. Rasanya wajah itu tidak asing, namun mungkinkah dia ? Gadis culun yang di nikahinya 6 bulan lalu. Namun kenapa gadis itu nampak berbeda.
“ Ada apa Re ? " Tanya Dirly yang melihat ekspresi Renata berubah sendu saat menatap salah satu sudut ruangan. Dirly menoleh lalu melihat seorang pria yang duduk disana.
“ Siapa ? " Tanya lagi Dirly.
“ Bukan siapa siapa. " Renata menunduk menyembunyikan wajahnya lalu kembali menyantap makan malamnya sampai tuntas dalam keheningan.
“ Kita pulang yu ? " Ajak Renata pada Dirly dan Gisella.
“ Kenapa ? Baru jam 8 kita masih bisa jalan jalan. Kakak kesepian suami lagi dinas ke luar negeri. "
“ Aku gak enak badan kak " Renata tersenyum pilu.
“ Ya ampun sorry, mungkin kamu kecapean ya ? Yaudah Dirly Lo anterin Renata pulang, biar gue di jemput supir aja. Cepet " Titah Gisella.
“ Iya .. "
Dirly membawa tubuh Renata yang agak limbung ke dalam dekapannya lalu berjalan tepat melewati Bian.
Begitu melihat Renata mendekat, Bian yakin kini gadis yang bersama lelaki lain itu adalah istrinya Renata. Dadanya merasa sedikit panas. Bagaimanapun Renata istrinya, bagaimana bisa dia begitu berani berada dalam dekapan lelaki lain, bahkan setelah melihatnya berada disana.
Semua terjadi dengan sangat kebetulan, Bian yang baru saja sampai karena harus melakukan kunjungan kerja ke rumah sakit tidak menyangka akan bertemu dengan gadis culun yang di anggapnya hanya sebuah jejak kesalahan itu disini, di sebuah restaurant ternama yang tidak akan mungkin mampu Renata membayar untuk bill nya. Bian menduga lelaki yang bersama Renata bukan lelaki biasa.
“ Ck .. Apa sekarang dia mengincar pria pria kaya ? " Ucap Bian sinis.
“ Siapa ? " Alvin yang baru saja datang mendengar ucapan Bian.
“ Gadis itu, tadi gue lihat dia. "
“ Siapa ? Renata ? " Sontak Alvin mengedarkan pandangannya mencari sosok yang Bian bicarakan.
“ Siapa lagi ? Dia udah pergi "
“ Kenapa gak Lo kejar bego ? "
“ Kejar ? Haha Lo tau dia kesini sama cowok, dan gue yakin dia mesin pencetak uang baru Renata " Pikiran Bian mulai tak bisa lagi berpikir positif.
“ Hai Alvin .. " Sapa Gisella yang ternyata mengenal Alvin, sapaan Gisel berhasil membuat pembicaraan mereka terputus.
“ Gisel ? Lo disini ? Gue kira Lo ikut Danu ke Belanda. "
“ No, Lo tau gue wanita karir yang gak akan rela melepas karir gue buat jadi ibu rumah tangga haha. Wait, Tuan Bian Aditya Mahesa right ? " Tanya Gisella.
“ Iya, bagaimana anda tau tentang saya ? "
“ Come on, profil anda tersebar di majalah majalah bisnis sebagai pengusaha muda sukses padahal anda baru berkarir setahun ini. Waw ternyata tampilan aslinya lebih hebat. "
“ Terimakasih anda terlalu berlebihan, bukannya tadi anda yang duduk di sebelah sana ? " Bian menunjuk tempat duduk yang sama dengan yang di tempati Renata tadi.
“ Ya benar, tadi saya disana bersama adik saya dan asistennya. Oh ya saya Gisella "
“ Senang bertemu dengan anda. "
“ Saya juga, oh ya silahkan lanjutkan jamuan malam kalian. Driver saya sudah menunggu di depan. Vin kapan kapan Lo main ya ke butik gue. Lo belanja buat cewek Lo ke " Gisella lantas berpamitan.